Cerita Cinta – Chapter 134. Power Of Love

Chapter 134. Power Of Love

Aku masih setia menunggunya, menunggunya berucap sepatah kata yang mungkin akan merubah hidup serta masa depanku bersamanya. Akankah ia bersedia melewati jalan yang berliku ini demi cinta yang sudah sepantasnya patut untuk di perjuangkan, atau dia lebih memilih mundur dan menyerah pada keadaan. Semua masih menjadi kawatirku malam itu, berbalut belenggu juga rasa tak menentu, ku tatap mata itu yang kian tegar seolah siap dengan jawaban apapun. Nabila yang ku kenal adalah Nabila yang selalu kuat, tegar, ceria meski hanya saya yang tau bahwasanya hati itu sudah letih dengan semua ini. Namun mau apa di kata, keadaan sudah terlalu membuatnya terpuruk. Dan tak bisa di pungkiri lagi . . .

“Rakha maaf . . . aku gak bisa jalani ini semua”

Sesaat saya terdiam, terpaku mendengar jawaban yang seolah bukan dari ucapan Nabila. Tubuhku gemetar. Keringat dinginku keluar. Bayanganku gelap. Duniaku sudah berakir. Semua hal yang ingin saya perjuangkan rasanya sudah cukup sampai di sini sebelum saya sempat memperjuangkannya. Tidak ada kah kesampatan bagiku untuk memperbaiki semuanya. Terlambatkah saya jika ingin mendapatkan tempat terindah di hidup Nabila. Mataku kian lirih mengembun memancarkan sinar bulan yang beriak di dalam relung hatiku. Begitu remuk nan hancur rasanya. Dengan masih bersandar pada jemari Nabila yang kugenggam erat, kucoba kuatkan hati meski kutau semua ini sudah berakir. Dan air mataku, jatuh untuk kesekian kalinya demi orang yang kurasa gagal memperjuangkannya.

“hhhh . .hh . .hhhhh” kudengar samar Nabila menahan tawanya.

Apakah saya terlihat begitu menggelikan kala menangis, apa saya justru terlihat jauh lebih tampan ketimbang Bejo di saat seperti ini. Saya bingung apa arti dari tawa Nabila. Sebab kurasa tak ada hal yang pantas untuk di tertawakan dalam keadaan seperti ini. Lantas hal apa yang membuatnya menahan tawa kala melihatku berada di titik paling bawah di hidup ini.

“kenapa kamu senyum – senyum sendiri ?? ada yang lucu ??” heranku masih berusap air mata.

“gak . . . gak papa kok. Kamu jangan nangis napa, . . kamu ini cowok ! masa mau nangis di depan cewe sih. katanya mau merjuangin aku sampe akir tapi belom – belom udah mewek kaya gini. hahahaha” kini tawa Bila sungguh terdengar aneh di telingaku.

“apa yang mau aku perjuangin lagi kalo kamu pilih untuk mundur . . .” jawabku kian hanyut dalam suasana.

“maaf, . . aku emang gak bisa jalani ini semua Kha, . . .”

“ TANPA KAMU DI SISIKU . . .”

Beranjak tangan itu melepas genggamanku. Di peluknya saya yang bodoh ini dengan eratnya. Begitu sesak begitu hangat di buatnya. Di sandarkan dagu itu di atas pundakku melepas rasa rindu yang sudah kami tahan hampir lebih selama dua tahun. Ini kah namanya cinta, ini kah namanya kasih sayang. Rasa itu terasa kian larut dalam aliran darahku yang membuat hembusan nafas ini seolah berlafadz nama Nabila.Tuhan aku merasakannya . . . aku merasakannya.

“bawa aku kemanapun kamu mau, sesuka hati kamu, semau kamu, . . . asal itu bisa sama kamu, aku iklas. Sejak awal aku ngerasa di ciptain tuhan untuk gantiin rusukmu yang patah. Demi cinta kita, perjuangin ini semua sampai batasnya” peluk Nabila kian erat melingkar di punggungku.

“Bil aku tau aku sering ngerjain kamu, . . sering buat kamu nangis, . . buat kamu kecewa juga lainnya. Tapi buat malem ini jangan kerjain aku lah. Anggep aja kita impas 1 : 1 sama. Cowok mana yang ga nangis denger cewek yang mau dia perjuangin malah minta berenti. Kan ga lucu Bil . .” keluhku masih tak percaya akan jawaban Nabila.

“lah yang tadi sore apa, . . abis kamu siuman kamu pura – pura amnesia kan. Hal kaya gitu kan ga lucu juga kha. Kamu ini kadang becandanya kelewatan tauk !!” dorong Nabila sambil menatapku tajam.

“yah kan aku cuma akting doang, kali aja pantes jadi artis Hollywood. Wahahahaha” kini tawaku lepas dari tangisku.

“oh mau jadi artis trus ninggalin aku kelaur negri gitu ??!! biar skornya satu sama lagi ??!!” pojok Nabila padaku sambil bermuram durka.

“ya gak gitu Bil . . aduh . . . eh btw kamu kalo marah kok tetep cantik ya, hehehe” alih perhatianku padanya.

“HAYOOOOOW LO NGLAMAK NI ANAK PAKE NYLIMUR SEGALA !!! PLAAAAK !!!” jitak Nabila di kepalaku.

“ampun mak !!! udah 2 kali aku kamu jitak malam ini . . ini luka bisa bocor lagi Bil . .” keluhku menahan pusing karenanya.

“oh iya lupa . . maaf ya Kha, maaf . . maaf. Abisnya kamu juga sih !! ng . . . . . trus rencana kamu abis malem ini apa Kha ??” tanya Nabila sedikit bingung.

“rencanaku sih mau tidur Bil, ngantuk banget dah jam dua lebih . .” jawabku santai sambil kucek – kucek mata.

“ya tuhaaaaaan Rakha . . . !!! bukan rencana yang itu, tapi rencana buat hubungan kita gimana !!! fokus dong Kha !” jengkel Nabila menahan gondoknya.

“ealah rencana yang itu toh . . bilang yang jelas dong. Kalo rencanaku sih simple, putusin Nonik, jalan sama kamu trus kita nikah. Hehehehe” tawaku sambil pasang muka kuda.

“ini anak gampang banget ngrencanainnya kaya pengarang lagi bikin puisi aja. Ya gak semudah itu lah Kha. Masalahnya itu tar bakalan kompleks banget, Nonik ga bakalan trima kalo kamu putusin. Kamu putus sama dia mau pake alasan apa. kamu kalo di suruh ngadep orang tuanya gimana. Kalo di suruh tanggung jawab gimana. Kalo gak ada jalan lain gimana. Belom lagi masalahku juga. Kamu itu . . .”

Sebelum bibir itu berucap semakin jauh membuat telinga saya budeg, saya tutup itu bibir Nabila cukup dengan satu telunjuk saya yang membuat kata – katanya berhenti seketika.

“masalah ini memang berat, emang panjang kalo di jabarin satu persatu. Tapi sebelum kita stres duluan mikir itu semua, mending kita hadepin satu persatu masalah yang ada di depan mata. Jangan mikir yang terlalu jauh dulu. Jadi kita bawaannya santai gak terlalu stress. Gimana menurut kamu ??”

“ng . . . iya juga sih. Aku bayanginnya udah yang jauh – jauh kedepan. Takut kalo begini, takut kalo begitu, pokok serba takut lah . . .” gelisah wajah Nabila tertuju padaku.

“apa yang perlu kamu takutin selama aku ada di samping kamu ???”

Sesaat ia terdiam, memandangku tajam. Dan ia mulai mempercayai satu hal tentang cinta.

“gak . . .”

“gak ada yang aku takutin . . .”

“selama kamu di sisiku . . .”

“iya kan Kha . . .”

Saya adalah penyemangat bagi Nabila, selalu menguatkan di setiap langkahnya yang mulai merapuh. Membangkitkan semangat itu agar tetap terjaga dan tak meredup selama masalah di depan belum terselesaikan. Sedangkan Nabila, bagiku ia adalah alasan untuk terus memperjuangkan cinta yang selama ini ku pendam jauh dari kenyataan. Selama kita bersama, tak ada hal yang mampu menghalangi selain kuasa tuhan. Semua ini akan kita lalui bersama atas nama . . .

Kekuatan Cinta.

 

Created BY : rakhaprilio KASKUS