Cerita Cinta – Chapter 26. Kereta Pulangku

Chapter 26. Kereta Pulangku

 

Hari ini adalah minggu, tiba waktunya saya untuk pulang. Pasalnya sudah satu bulan ini semenjak persiapan untuk UAS, saya belum menjenguk keluarga sekalipun. Maka bertumpuk ruahlah rindu ini untuk di tumpahkan. Dengan selalu mengandalkan kereta sebagai sarana transportasi favorit saya, maka hari itu juga saya berangkat ke setasiun untuk menuju kampung halaman tercinta. Minggu itu pagi pukul 07.00 AM dengan rasa kantuk masih sedikit menempel, saya harus bergegas ke setasiun jika tidak ingin kehabisan tiket.

Seperti biasa tiket antri panjang, berjubel nan gerundel di depan loket. Dengan bermodal kesabaran maka akirnya saya dapatkan juga itu tiket kereta api setelah berdiri kurang lebih selama 15 menit.

“tiketnya mas” pinta seorang petugas pemberangkatan kereta.

“ini mas” serahku.

“jalur 2, arah selatan ya mas” jelas petugas itu.

Seperti itulah alur pemberangkatan kereta, setelah memberikan tiket, hanya dengan menunggu 10 menit maka saya dapati itu kereta Penataran jurusan Malang – Tulungagung. Semua orang bergegas lari berbondong – bondong untuk berebut tempat duduk. Pastilah suasana kala itu ramai bak pasar tanah abang sedang kebakaran. Namu sempat saya mendengar ada

seseorang yang memanggil nama saya berteriak di tengah kericuhan yang terjadi. Masa bodoh pikirku, saya segera bergegas dan mendapat tempat duduk untuk kali pertama.

“huff, sial. Rame banget hari ini” gumamku lirih di tengah keramain orang berebut kursi.

Hanya dengan hitungan menit seluruh tempat duduk telah penuh, maka dengan menunggu beberapa saat, kereta pun berangkat.

Bisa sodara bayangkan bagaimana panasnya kondisi kereta tahun itu, kapasitas gerbong yang semestinya di gunakan untuk 125 orang, kini di gunakan sekitar 200 orang per gerbong. Pastilah panas seperti neraka bocor kala itu. Di tambah pedagang asongan yang berlalu lalang semakin menambah sesak suasana.

Masih dalam suasana yang kacau, dengan kerasnya hape ini berbunyi pertanda ada telefon sedang menunggu untuk di jawab. Sial pikirku, di tengah keadaan kacau nan sesak begini, ada saja yang telfon membuat suasana tambah heboh. Maka saya putuskan untuk pergi di sebelah kamar mandi, sebab hanya tempat itu yang saya rasa dapat memeberi sedikit ruang untuk bergerak dan bernafas sekalipun.

“Halo, Rakha udah berangkat tah sayaaang ??” telfon mesra dari Jovanda.

“iya jo, barusan aja jalan kretanya” jelasku.

“kok ga sms sih, kirain ketinggalan kereta” perhatian betul itu pacar.

“gak lah, keretanya kan nurut sama aku, haha” candaku dalam telfon.

“yawdah cuma mastiin aja kok, jangan lupa sarapan ya sayang” pesannya kepadaku sambil berpamitan.

“iya Jo sayang, bawel, hahaha” jawabku mesra sambil mengakiri pembicaraan.

masih berlokasikan di dekat kamar mandi, saya merasa malas untuk beranjak kembali ke tempat duduk karena suasana yang masih berjubel. Jadi saya habiskan saja waktu itu di pintu gerbong kereta dekat kamar mandi sambil melihat sawah hijau nan indah permai membuat hati terasa sejuk jauh dari keramaian.

Sesaat saya melihat perawakan seorang gadis yang tak asing di mata ini, dengan membawa tas ransel besar warna merah seperti korban penggusuran, gadis itu berdiri membelakangiku. Rambutnya merah kecoklatan terurai indah dihempas angin bertutupkan topi abu – abu, parfum yang tercium dari arah belakangnya membuat saya semakin teringat akan sesorang di kampus. Sungguh pun ini sangat tidak asing bagi saya, maka dengan perasaan ragu saya beranikan diri untuk memanggil gadis tersebut, berharap bahwa saya tidak salah dalam mengenali seseorang. Semoga saja saya tidak salah . . .

Created BY : rakhaprilio KASKUS