Cerita Cinta – Chapter 54. Keluh Kesah Amelia

Chapter 54. Keluh Kesah Amelia

Saya rasa hari – hari saya di semester dua ini tidak lah terlalu indah. Hidup ini terasa monoton dan datar meski di setiap harinya di sibukkan oleh Bubo, Jovanda, ngisi di caffe, ngelesin Amelia dan tentunya kuliah. Meski setiap harinya berlalu begitu saja, saya tidak merasakan fell yang amat berarti di kehidupan saya. Entah itu perasaan saya saja atau memang keadaannya seperti itu. Hal mengenai saya memberi les privat kepada Amelia telah saya sampaikan ke Jovanda. Sebenarnya dengan berat hati ia harus menerima kenyataan ini, sebab saya beberapa waktu yang lalu telah di telfon oleh ibunda Amelia bahwasanya saya menyanggupi permintaan dari buah hatinya. Maka dengan ini pun waktu kami menjadi lebih banyak berkurang dan ini adalah awal dari sebuah bencana yang terjadi pada hubungan saya.

Hari ini adalah waktu dimana saya akan memberi less kepada Amelia. Dengan berpamit pada Jovanda terlebih dahulu maka saya segera berangkat ke rumah Amelia sebab ini sudah masuk waktunya. Sesampai di depan rumah Amelia saya mengucap salam pertanda saya telah hadir dan siap untuk mengajar. Maka dengan senyum manisnya saya di sambut mesra oleh tuan rumah. Masuklah diri ini dengan beberapa buku panduan yang sudah saya siapkan kusus untuk proses pebelajaran.

“sini Kha masuk aja, taruh motornya di dalem pager biar aman” suruh Amelia sambil menungguku masuk.

“ga terasa udah mulai aja nih lesnya. Prasaan baru kemaren kamu bilang pingin di ajarin piano” seraya saya bergegas menghampiri Amelia.

“yee, kamu ya udah ga sabar pngen ketemu aku, hihihihi” tawa centilnya sangatlah menggodaku.

“ah ga juga Mel, tiap harinya bnyak kerjaan jadi ga berasa uda dua minggu berlalu gitu aja. Oiya ni mo kita mulai sekarang pa gimana nih ??” tanyaku sedikit bingung untuk mengawalinya.

“ywdah boleh, uda ga sabar juga sih. Ahahaha” ucap Amelia sambil mempersiapkan piano.

“jadi gni nih Mel, teori dasar maen piano itu senam jari dulu, terus kita belajar accord, baru kita maenin lagi pake not balok biar cepet faham” jelasku bak guru senior kepada Amelia.

“ah nda faham Kha, langsung praktek aja. Soal buku teorinya biar aku baca tar gampang” jelas Amelia sedikit bingung.

Singkat cerita waktu satu setengah saja ajarkan kepada dia untuk melatih dasar senam jari dan sesekali dia bertanya tentang accord yang paling mudah untuk di mainkan. Secara basicly Amelia mempunyai bakat di bidang musik. Telinganya sangatlah peka terhadap nada kunci yang saya mainkan. Maka saya rasa acara les privat ini tidak akan begitu lama. Usai praktek saya tunggu Amelia yang masih asyik bermain piano barunya. Sedangkan saya duduk memunggungi Amelia dengan sesekali memperhatikan bodinya yang semlohay dari belakang berdudukkan kursi kecil yang menopang kedua bokongnya. Seperti biasa, pikiran ini selalu tak jauh dari selakangan jika melihat sikon seperti ini. Maka dengan melihat wallpaper di hape, pastilah saya akan sadar sesadar sadarnya. Sebab foto wallpaper hape saya adalah gambar Jovanda yang tengah mengenakan tanktop bergaris katulistiwa warna merah teramat seksi lebih dari Amelia.

“Kha mau minum apa ?? maaf baru nyadar kalo belom buatin minum, heheheh” tanya Amel sedikit pringisan.

“owh gak papa Mel, aer putih aja. kalo ada es teh juga ndak papa. Tapi kalo ada jus aku juga ndak nolak, ehm” jawabku sedikit kacau.

“ah kamu ini pasti maunya, bntar ya . . .”

Di tinggallah diri ini di ruang tamu bertemankan piano di depan saya. Maka dalam lima belas menit cepatnya ia kembali dengan jus semangka asli langsung buatan dari tangan Amelia sendiri. Sungguh pengertian sekali ini gadis pikirku, tak segan – segannya membuatkan saya jus meskipun tadi sebenarnya adalah kalimat canda. Adapun beberapa mimik aneh yang saya temui sehabis Amelia dari dapur untuk membuatkan saya jus, ya, rasanya wajah itu berubah menjadi muram dan tak bersemangat. Entah apa gerangan yang terjadi yang jelas Amelia terlihat sedih. Maka saya tanya sebab musabab perihal kemurungan tersebut.

“Mel, kok muram. Kenapa kamu ??” tanyaku dengan herannya.

“owh, gapapa kok Kha, gimana jusnya, enak gak ??”Amelia mencoba mengalihkan perhatianku.

“iya jusnya sih enak, tapi muka kamu itu yang mendadak gaenak kenapa ??” tanyaku sedikit menyindir.

“tau lah Kha ini cowokku . . .” di putusnya itu kata – kata belum sempat terucap.

“lah ?? kenapa cowokmu emang ??” saya masih di buru dengan perasan penasaran.

“temenku barusan sms katanya tau cowokku lagi jalan sama cewek laen” mata itu larut dalam sebuah penyesalan.

“ya selidikin dulu dong, tanya baek – baek sama doi. Bner apa enggak” usulku pada Amelia.

“ya ga mungkin ngaku lah Kha klo di tanya kaya gitu. Mesti ada buktinya dlu baru di tuduh. Soalnya kmren dy hampir ketauan tp aku diem aja gam au bahas”

“wah kalo gini yaudah tunggu aja sampe dia bner2 ketauan Mel” jawabku sambil mengjabiskan jus buatan Amelia.

“tau lah Kha, biar aja semaunya dia gimana” dengan masih bersuasana kalut Amelia mengemasi pianonya.

“udah sabar aja dlu, klo g jdoh tar jg putus ndri kok, ni aku balik dlu ya Mel” pamitku sambil menyemangati Amelia.

“iya Kha, mkasi ya buat hari ini, jangan lupa lusa lagi” dengan mengantarkan saya sampai ke teras dia melambaikan tangan sambil melihat saya yang saat itu tengah beranja pergi.

Sungguhpun perasaan ini merasa iba melihat gadis sepeti Amelia di perlakukan seperti itu. Bisa di bilang Amelia adalah gadis yang cerdas, terampil dan cantik meskipun tak secantik Jovanda. Namun sekiranya cukuplah kita sebagai pria yang memiliki kekasih seperti Amelia harusnya tetap bersyukur apa adanya. Karena tidak mau mencampuri urusan Amelia lebih dalam maka saya hanya bisa mensuport sebisanya. Sedangkan keadaan hubungan dia saya serahkan sepenuhnya pada kuasanya. Bahwasanya mau di bawa kemana itu hubungan jika nanti pacar Amelia benar – benar ketahuan selingkuh dalam perjalanan cinta mereka.

Created BY : rakhaprilio KASKUS