Cerita Dewasa – Kakakku Yang Cantik dan Aduhai

Cerita Dewasa – Kakakku Yang Cantik dan Aduhai

Cerita Dewasa – Kakakku yang Cantik dan Aduhai

Cinta tak bisa disalahkan, tidak dapat dipisahkan dari tingkat keakraban dan intensitas menghabiskan waktu bersama, meskipun orang itu adalah kakak kandungku sendiri. cinta memang buta.

Namaku Alex, sejak aku SMA aku tinggal berdua bersama kakak perempuanku Marina atau yang biasa dipanggil kak Rina di sebuah rumah kontrakan, sedangkan orangtuaku tinggal di kota yang berbeda karena urusan bisnis. Saat ini aku masih kelas 2 SMA sedangkan Kak Rina sudah kuliah semester tiga.

Menurutku kak Rina cewek yang sempurna, sudah cantik, baik lagi idaman semua cowok deh pokoknya, termasuk aku adiknya sendiri, hehe.. Setahuku kak Rina sekarang sedang jomblo, soalnya dia tidak pernah bilang kalau dia sudah punya pacar lagi sejak putus dengan mantan pacarnya dulu.

Soalnya kalau ada apa-apa dia biasanya sering curhat padaku, bahkan sampai ngomongin urusan kuliahnya yang tentu saja aku tidak paham.
4
Kak Rina

*** Cerita Dewasa – Kakakku yang Cantik dan Aduhai ***

Meskipun kak Rina sudah beberapa kali pacaran sejak dia SMA dulu, tapi setahuku dia masih perawan. Aku gak pernah periksa sih, tapi aku yakin saja kalau dia memang masih perawan.

Kesehariannya kalau dia sedang ngampus atau keluar rumah pakaiannya biasanya selalu tertutup dan rapih, walau itupun kadang baju dan celananya agak ketat juga, tapi kalau di rumah jangan ditanya, pakaiannya sembarangan amat. Sampai-sampai aku yang adeknya sendiri jadi nafsu melihatnya, yang jadi masalah itu dia sering menggodaku dengan omongan dan ulah-ulah nakalnya hufft.. T.T

Makin hari entah kenapa aku makin terobsesi pada kakakku sendiri sampai menjadikan kakakku sendiri sebagai objek onani, lagian salah dia sendiri sih sering menggodaku apalagi dia seringn pake baju minim kalau sedang di rumah, bagaimanapun aku kan laki-laki, ada cewek cantik, seksi, dengan pakaian terbuka berada di dekatku mau gak mau bikin si jagur jadi ikutan berontak (penisku).

Sebenarnya aku cukup beruntung karena aku salah satu orang yang bisa melihat tubuh kakakku dalam balutan pakaian minim begini.

Tidak heran ketika teman-temanku main ke rumah mereka selalu terkagum-kagum melihat kakakku yang hanya menggunakan celana pendek sepaha dengan kaos oblong. Sungguh beruntung mereka mendapat pemandangan sejuk seperti itu di rumahku.

Kakakku sendiri tidak terlalu peduli dan cuek saja dengan pakaiannya itu, bahkan bersikap ramah pada mereka, meladeni obrolan juga candaan mereka sama sepertiku, teman-temanku yang aku dapatkan ini pikirannya sama ngeresnya denganku walaupun aku lebih ngeres lagi karena nafsu sama kakak sendiri hehehe…

Saat ini salah satu temanku Kevin datang ke rumahku katanya sih mau bikin PR bareng, tapi seperti biasa, waktu kami lebih banyak habis karena main PS doang. Selain itu dianya pasti juga sekalian cuci mata kalau datang ke rumahku.

Kevin: Bro, bagi foto kakak lo dong

Aku: Buat apaan lo?

Kevin: “Jiahh masih nanya aja lo.. ya buat bahan colian lah hehe..” Dengan polos dan kurang ajar bicara begitu tentang kakakku.

Aku: Brengsek lo.. kalau mau lo minta aja sendiri kalau berani sana

Kevin: Oke.. entar deh gue coba, lo gak marah kan?

Aku: Kalau dia bolehin gue sih gak masalah, asal lo gak jepret dia diam-diam aja.

~beberapa menit kemudian~

Tok-tok-tok.. terdengar suara ketukan dipintu kamarku.

Kak Rina: “Dek.. ajak temannya makan dulu, nih udah kakak siapin makan.” panggil kakakku dari balik pintu.

Aku: “Iya kak bentar.” sahutku, kebetulan aku juga sudah lapar dan bosan kalah terus main game sama si Kevin.

Kamipun menghentikan permainan kami dulu untuk makan. Ketika keluar, aku melihat kakakku hanya menggunakan tanktop biru muda dan celana pendek 10cm diatas dengkul. Duh, gak malu apa dia pake baju begitu.

Aku yang adiknya saja sampai berdesir darahku melihatnya apalagi temanku ini yang orang luar. Benar saja, ku lihat ke sebelahku si Kevin dengan tampang bloonnya melongo melihat penampilan kakakku, untung saja si Kevin masih bisa menguasai kondisi.

*** Cerita Dewasa – Kakakku yang Cantik dan Aduhai ***

Kevin: Udah makan kak? Makan bareng yuk. (basa-basi)

Kak Rina: “Belum sih.. kalian duluan aja nanti kakak nyusul.” jawab kakakku sambil masih sibuk membereskan dapur

Kevin: Bareng aja yuk kak sini biar ada kebersamaannya hehehe..

Kak Rina: Hmm.. iyaa deh. ”kak Rina akhirnya ikut makan bersama kami.

Aku perhatikan si Kevin ini curi-curi padang ke arah kakakku yang tepat duduk di depannya. Sialan nih anak matanya.

Kevin: Kakak yang masak yah?

Kak Rina: Iya, kenapa? Gak enak ya?

Kevin: Enak kok, enak banget malah.. bikin nafsu ehehe..

Kak Rina: “Bilang nafsu kok liatin kakak sih, hayo.. gak mikir yang macam-macam kan?” pancingnya. Mulai deh kakakku nakal -,-”

Kevin: “Gak kok, kan maksudnya nafsu makan, bukan nafsu yang lain.. duh beruntung banget yah si Alex punya kakak cewek yang seperti kak Rina, jadi iri Kevin.. udah cantik, baik, pinter masak lagi hehe..” Kak Rina tertawa renyah mendengar godaan temanku yang cabul ini.

Kak Rina: Hihi.. bisa aja kamu, ya udah.. kalau gitu habisin yah, jangan dibuang-buang loh makanannya.

Kevin: Siap Kak, gak perlu disuruh itu mah.

Setelah makan, kamipun melanjutkan lagi membuat PR yang belum selesai tadi. Kali ini kami mengerjakannya di ruang tengah, sambil nonton acara tv yang menayangkan pertandingan sepak bola Indonesia yang gak bermutu ini. Ya.. ku tonton juga karena yang main klub dari kotaku.

Ku perhatikan dari tadi kakakku sering amat mondar-mandir kesana kemari maksudnya apa coba? Tebar pesona? Bikin aku dan Kevin teralihkan fokus saja, bahkan sampai gak ngelihat gol barusan karena pandangan mata kami berubah fokus, malah melihat ayunan bongkahan pantat kakakku dari belakang. Akhirnya menjelang magrib barulah semua PR ini selesai, jadi lama amat selesainya gara-gara kami masih saja kebanyakan nyantainya dari pada bikin PR.

Aku: “Kak, Si Kevin pulang nih..” teriakku sambil mengantar si Kevin ke depan rumah. Saat itu kak Rina sedang berada di dalam kamar mandi.

Kevin: “Pamit pulang dulu ya kak..” kata Kevin berteriak berpamitan.

Kak Rina: Iya.. hati-hati yah.. jangan bosan main ke sini.” jawab kakakku juga berteriak dari dalam kamar mandi.

Aku: Eh, ngomong-ngomong lo gak jadi minta foto ke kakak gue?

Kevin: Udah kok tadi, hehe..

Aku: “Kapan mintanya lo?” Diam-diam aja nih anak kampret.

Kevin: “Itu.. waktu gue ambil minum tadi.. hehe”

Aku: “Diam-diam aja lo ya kampret udah sana lo pergi.” kataku sambil mengayunkan kakiku seperti menendang ke arahnya. Dengan tertawa-tawa dianya menghindar dan pergi dari dari hadapanku.

Kak Rina: “Udah pulang teman kamu dek?” tanya kakakku dari belakang.

Aku: “Udah kak barusan.” jawabku sambil membalikkan badan.

Deg-degan, aku cukup terkejut melihat penampilan kakakku. Tubuhnya hanya dibalut handuk ungu yang tidak dapat menutupi indahnya belahan dada dan paha kakakku.

Rambutnya masih sedikit basah, dan yang lebih menggoda lagi masih ada tetesan air di kulit mulusnya bahkan ada yang tampak meluncur ke belahan dadanya itu, tentu saja si jagur jadi berdiri, aku memang tidak tahan kalau melihat dirinya basah-basahan begini, apalagi kalau dia basah-basahan karena keringatnya sendiri seperti saat habis berolah raga, jauh lebih menggoda.

Kak Rina: “Liatin apaan kamu dek?” Duh, aku ketahuan sedang memperhatikan dirinya.

Aku: Eh.. ng..nggak ada kok kak.

Kak Rina: Hmm.. Kamu belum mandi kan? “Udah sana mandi, liatin kakaknya entar aja.. kakak gak kemana-mana kok hihi..”

Aku: “Yee.. Siapa juga yang mau liatin kakak..” kataku pura-pura jaim. Kakakku tidak berkomentar lagi dan diapun berlalu kembali menuju ke kamarnya.

Aku masih terpanah melihat sosok indah kakakku ini, sambil dia berjalan aku masih saja memperhatikan dirinya, mataku seperti tidak ingin lepas dari tubuhnya itu, dan sepertinya Dewa mesum benar-benar sudah memasuki jiwa ini karena tiba-tiba “sreeett..” handuknya jatuh hingga memperlihatkan tubuhnya yang telanjang itu. Celanaku menjadi makin sempit karenanya.

Kak Rina: “Duh.. dek jangan liat!” teriaknya manja.

Aku: “Eh.. i..iya kak, kakak sih pake handuk kecil begitu..” Diapun segera mengambil handuknya, tapi bukannya mengenakan handuknya lagi, dia malah menenteng handuknya dan lari telanjang bulat ke kamarnya, sungguh binal dan mengundang birahi.

Jadilah makin puas mataku melihat adegan binal kakakku itu, yang selama ini di luar rumah selalu tertutup dan terlihat kalem, kini aku melihat tubuh indahnya bertelanjang bulat bahkan berlari bugil di dalam rumah. Penisku semakin keras jadinya, sekilas aku melihat vaginanya saat dia mengambil handuk tadi bulunya lumayan banyak, selain itu saat berlari buah dadanya yang sekal juga terlihat berayun-ayun menggoda.

*** Cerita Dewasa – Kakakku yang Cantik dan Aduhai ***

Aku sudah tidak tahan lagi karena aksi kakakku itu, aku segera mandi yang tentu saja juga diikuti dengan kegiatan onani membayangkan tubuh bugil kakakku yang binal tadi. Sungguh onani yang luar biasa saat itu.

Saat aku keluar dari kamar mandi, aku di sambut lagi oleh kakakku yang berada di dapur.
Kak Rina:” Lama amat mandinya dek ngapain aja sih kamu Onani yah?” Sial.. tebakannya tepat sasaran, lagian ulahnya juga sih tadi yang membuat aku terpaksa onani.

Aku: “Ehmm.. yaa.. gitu deh kak.. aku kan cowok normal, kakak sih pakai telanjang tadi, hehehe..” jawabku sambil cengengesan.

Kak Rina: Dasar kamu ini, udah kakak bilang jangan lihat, emang kamu baru pertama kali lihat cewek bugil ya dek? hihi..

Aku: Iya nih Kak, makasih ya hehe..

Kak Rina: “Huu.. anggap aja tadi itu rezeki kamu, tapi kamu siram yang benar kan? Awas kalau ntar lantainya lengket-lengket di kaki kakak,” mendengar omongan kakakku itu aja aku jadi horni lagi, membayangkan kalau kaki kakakku terkena semprotan pejuku.

Aku: Iyaa.. udah di siram kok kak.. cek aja kalau gak percaya hehe..

Tiba-tiba aku berpikir untuk membalas aksi kakakku tadi, aku penasaran juga menunjukkan penisku di depan kakakku, kira-kira bagaimana reaksinya ya.. hehe.. Memikirkan itu saja penisku kembali tegang, tentu saja langsung nyemplak di handuk yang ku kenakan ini.

Kak Rina: Dek..

Aku: Ya kak?

Kak Rina: Itu kamu bangun lagi tuh.. mikir yang jorok-jorok yah? Jangan macam-macam kamu yah.

Aku: “Ehh.. nggak kok kak.. maaf-maaf duh.” Terpaksa aku membatalkan aksiku udah kepergok duluan sih mikirin yang nggak-nggak. Lain kali saja deh kutunjukkan.

Kak Rina: Udah sana ke kamar pake baju.

Aku: Iya-iyaa..

Aku menuju kamarku, kemudian bersantai sejenak menenangkan diriku dan si jagur yang tadi sempat bangun. Aku isi waktu dengan mendengarkan musik, baca komik dan tidur-tiduran di atas tempat tidur. Cukup lama juga aku mengurung diri di kamar, mungkin hampir tiga jam, merasa bosan akupun keluar kamar untuk menonton tv aku menemukan kakakku sedang tertidur di sofa depan tv.

“Dasar.. lagi tidur tapi tv dibiarkan menyala.” gerutuku. Ketika hendak mematikan tv, mataku lagi-lagi tertuju pada tubuh kakakku yang tidur sembarangan ini.

Paha putih mulusnya terpampang dengan indah membuat nafsuku bangkit lagi jantungku berdetak kencang melihat pose tidurnya yang sembarangan itu entah kenapa sepertinya Dewa mesum merasuki jiwaku lagi, langsung aku buka celana pendek serta celana dalamku sehingga penisku menjuntai bebas di depan kakakku yang sedang tertidur itu, akhirnya aku dapat menunjukkan penisku di hadapannya, tapi sayang dia sedang tidur.

Aku semakin menggila saja kemudian, aku kocok penisku di depan wajah kakakku sungguh extreme dan teramat nekat memang, tapi aku tidak peduli lagi apapun yang terjadi karna Dewa mesum benar-benar sudah menguasai tubuhku. Lama kelamaan kocokanku makin cepat dan sepertinya akan segera keluar cairan hangat dan kental ini, debaran dadaku semakin cepat.

Dan tiba-tiba..

“Dek! Kamu apa-apaan sih!” Aku terkejut bukan main, kakakku terbangun, mungkin karena aku yang terlalu berisik, tapi spermaku sudah sampai di ujung penisku padahal niat hati tidak ingin sampai keluar di depannya tapi tanggung, dianya sudah terbangun dan sudah sampai sejauh ini, kakiku bahkan jadi tidak ingin mundur menjauh darinya akhirnya tetap ku arahkan ujung penisku ke wajahnya dan croottt.. crrroott..!!

Spermaku menyembur bertubi-tubi dengan telaknya ke wajah kakakku yang cantik, dan jadilah wajah cantiknya kini berlumuran cairan putih kental milikku. Aku betul-betul puas, sangat lega karena bisa menuntaskan hasratku, ini betul-betul orgasmeku yang paling luar biasa yang aku rasakan selama ini.

Kak Rina: “Kamu apa-apan sih deeeekkkk? Sembarangan amat.” teriaknya histeris.

Aku: “Maaf kak.. g..gak tahan.” kataku sembari nyengir. Aku merasa bersalah juga melakukan hal ini pada kak Rina. Sungguh perbuatan ku kali ini teramat nekat bisa-bisanya aku menumpahkan spermaku seperti itu ke wajahnya, tapi tadi itu betul-betul luar biasa nikmatnya.

Kak Rina: “Ihh.. belepotan gini, bau kan?!” rengeknya manja sambil mengusap ceceran spermaku itu dengan ujung jarinya. “Ya udah, kali ini kakak maafin.. tapi jangan ulangi lagi yaa.” sambungnya.

Aku: “Iya kak sekali lagi aku minta maaf ya.” Kakakku hanya tersenyum kecil, aku lega melihat dia tersenyum, untung saja dia tidak marah lagi. Tapi melihatnya tersenyum dengan wajah penuh sperma itu memberikan sensasi tersendiri bagiku, membuat dadaku jadi berdebar-debar.

Kak Rina: Ambilin tisu dong dek.. keburu kering nih ntar sperma kamu, cepetaaan.. kamu kira kakak suka apa belopotan sperma kamu kayak gini.

Aku segera mengambil kotak tisu yang berada di atas meja dan memberikannya ke kakakku. Kakakku menerimanya dan mulai membersihkan wajahnya yang berlumuran peju adiknya itu.

Kak Rina: Puas kamu? ngecrot sembarangan aja.. ini wajah kakakmu lho, bukan tembok wc! dasar kamu kebanyakan nonton video porno!

Aku: Maaf kak..

Kak Rina: “Iya-iya.. udah bersih belum dek wajah kakak? Ada yang tinggal nggak?” tanyanya sambil memperlihatkan wajahnya di depanku.

Aku: Itu kak, di bawah bibir

Kak Rina: Hmm.. Untung gak masuk ke mulut.. sudah belum?

Aku: Iya kak.. udah bersih kok

Kak Rina: Ya udah pakai lagi tuh celana kamu.. mau ngapain lagi kamu? Belum puas apa?

Aku: “Ehh.. i..iya kak.”

Akupun memakai celanaku lagi lalu duduk di sebelahnya, kami terdiam beberapa saat, aku sendiri tidak tahu harus ngomong apa lagi. Aku merasa begitu canggung karena kejadian barusan. Ingin aku kembali ke kamar saat itu tapi aku juga masih ingin berada di dekat kakakku, siapa tahu akan ada kesempatan yang lebih besar.

Aku: “Maaf yah kak..” kataku mencoba membuka obrolan.

Kak Rina: Iyaa.. Makanya cari pacar dooong.. masa kakak kamu yang jadi pelampiasan..

Aku: Habisnya kakak cantik sih..

Kak Rina: Hihi.. kamu ini.. dasar yah.. udah berani macam-macam ke kakak.. masih bocah ingusan juga hihihi..

Aku: Enak aja bocah.. siapa bilang, tadi kan kakak udah liat punyaku.. gede kan kak? Hehe..

Kak Rina: “Huu.. Rese kamu…” Kayaknya dia gak mau jawab, malu mungkin. ”Udahan kan dek? Gak kepingin pejuin kakak kamu lagi kan? Tidur lagi yuk..”

Aku: “Tidur bareng maksudnya kak?” tanyaku, sebenarnya sampai saat ini sesekali aku masih tidur bareng kakakku, biasanya kalau dia ketakutan kalau lagi hujan badai. Tempat tidurnya juga cukup luas dan muat untuk dua orang.

*** Cerita Dewasa – Kakakku yang Cantik dan Aduhai ***

Kak RIna: Enak aja, ntar kamu macam-macam lagi.

Aku: Yahh.. kirain.

Kak Rina: “Hmm.. ya udah, malam ini tidur bareng lagi, tapi ingat jangan macam-macam yah.” Akhirnya dia mau juga tidur bareng, sepertinya dia memang berniat menggodaku. Ya sudah.. kesempatan, rasain kamu ntar Kak.

Aku: Iya deh kak.. bentar pipis dulu

Kak Rina: Ya udah kakak ke kamar dulu, jangan lupa nanti semua lampu dimatikan

Aku: Oke siap kakk..

Diapun menuju kamarnya sedangkan aku ke kamar mandi aku jadi berdebar-debar memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, Penisku tanpa sadar ngaceng kembali, duh ngilu.

Tok..tok.. aku mengetuk pintu.

Aku: Kak…

Kak Rina: Iya dek, masuk aja..

Akupun masuk ke kamarnya. Kakakku duduk bersandar di ranjang sambil membaca novel, tampak sebagian tubuhnya sudah masuk ke dalam selimut aku masih berdiri saja di sini.

Kak Rina: Napa dek? Masih grogi gara-gara tadi? Hihi.. Kan udah kakak maafin..

Ku balas saja dengan senyum kecil. Akupun berjalan menuju ke ranjangnya.

”Stop, tunggu bentar! Kamu udah cuci kaki belum?” tanyanya dengan nada suara menggoda, membuat aku jadi gemetaran

Aku: Udah kak..

Kak Rina: Hmm.. udah cuci tangan belum?

Aku: Udah juga

Kak Rina: Gosok gigi udah belum?

Aku: Udaaaahh…

Kak Rina: “hehehe.. Ya udah boleh naik ke ranjang deh kalau gitu sini bobok.” Ckckck, dasar kakakku ini, akhirnya aku naik ke atas ranjangnya dan tidur di sampingnya yang masih asik membaca. ”Tapi kamu belum minum susu kan?”

Aku: S..su..susu kak?

Kak Rina: “Iya, susu.” katanya dengan tatapan menggoda padaku. Tentu saja aku juga menatap ke arah susunya.

Aku: Kalau itu belum kak, hehe..

Kak Rina: Kamu mau?

Aku: “M..mau banget kak.” berharap dia menawarkan susunya padaku.

Kak Rina: “Mau kakak tabok? Jangan ngarap deh kalau itu.. weekk.” katanya memeletkan lidah. Sial, cuma menggodaku aja ternyata. Akupun merebahkan kepalaku dengan kesal.

Aku: “Kak.. matiin dong lampunya, mana bisa tidur kalo begini, silau men.” kataku beralasan agar segera bisa beraksi, padahal aku sebenarnya belum ngantuk.

Kak Rina: “Ah, kamu ini ganggu kakak baca aja.. iya-iya.” diapun menutup bukunya dan bangkit dari ranjang untuk mematikan lampu.

Degh, ternyata dia hanya memakai celana dalam saja di balik selimut itu. Dengan hanya memakai baju kaos dan celana dalam seperti itu kak Rina kelihatan sangat menggoda, dadaku kembali berdebar dengan kencangnya karena dirinya ini.

Kak Rina: Napa dek? Kan tadi sore udah sempat liat kakak bugil.. masa gini aja kamu nafsu?

Aku: Hehe.. maunya sih liat kakak bugil lagi

Kak RIna: Week.. jangan macam-macam kamu, udah sana bobo.

“Klik” lampupun dimatikan dan diapun naik ke atas ranjang berbaring memunggungiku. Aku belum berani untuk melanjutkan macam-macam dulu saat ini, padahal tadi niatnya pengen cari-cari kesempatan, tapi dari pada aku diusir lebih baik aku tunda dulu niatku. Kupaksakan juga memejamkan mata meskipun celanaku sangat sempit. Bagaimana tidak sempit, di sebelah ada kakakku yang cantik dan aduhai hanya memakai kancut seksi sebagai bawahannya.

Tapi ternyata aku tidak bisa menahannya, dari balik selimut ku pelorotkan lagi celanaku hingga si jagur bebas lagi. Aku kocok si jagur dari balik selimut itu dengan pelan sambil menatap kakakku meskipun hanya bagian belakang tubuhnya saja. Memikirkan kalau dibalik selimut ini dia hanya memakai celana dalam dan aku sendiri tidak memakai celana makin membuat birahiku tinggi. Tapi sepelan apapun aku onani ternyata dia terusik juga.

Kak Rina: Lagi ngapain kamu dek? Onani lagi? Udah dibilang jangan macam-macam.. baru juga tadi kan pejuin kakak!

Aku: Eh.. m..maaf kak.. gak tahan lagi aku.

Kak Rina: “Iyaa.. tapi jangan disini dong.. dasar gila kamu nafsu sama kakak sendiri.” Meskipun bicara begitu tapi dia tidak berusaha bangkit ataupun mendorongku dari ranjangnya. Merasa diberi angin ku teruskan saja onaniku.

Kak Rina: “Ckckck.. dikasih tau malah ngelunjak kamu.” katanya geleng-geleng kepala. “Awas kalau kamu macam-macam!” sambungnya, diapun tiduran lagi membelakangiku, membiarkanku adiknya meneruskan aksi onaniku itu di sampingnya.

Makin lama bukannya aku semakin puas tapi malah makin tersiksa, aku seperti ingin menuntaskannya lagi. Aku sibakkan selimut yang tadi menutupi bagian bawah tubuhku sehingga kini penisku terpampang bebas. Aku makin berdebar-debar, sensasi ini sungguh luar biasa, aku mengocok batang penisku yang tidak tertutup apa-apa lagi di atas ranjang kakakku dengan dianya ada disampingku.

Aku tidak peduli lagi ucapannya agar tidak macam-macam aku bangkit dan membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Tubuh molek indahnya kini terpampang di depanku. Mataku langsung tertuju pada pahanya yang putih mulus.

Kocokanku makin cepat melihat ini semua, nafsuku sudah sampai di ubun-ubun, tapi aku masih bisa menahan untuk tidak memperkosa kakakku, bisa masalah nanti.

Kak Rina: “Dek…” aku terkejut mendengarnya, ternyata dia masih terjaga meskipun saat itu matanya sedang tertutup. “Mau kakak hajar yah?” sambungnya tanpa mengubah posisi tidurnya.

Aku: Ehh.. nggak kak, s..sorry kak.

Akupun menutupi tubuhnya lagi dengan selimut, begitupun aku juga kembali berbaring dan masuk ke selimut. Duh, gagal. Lanjutin gak yah.. tapi udah dikasih peringatan berkali-kali ini. Belum tentu kalau aku masih juga ngelunjak dia masih mau maafin. Ah, ku coba sajalah.

Aku: “Kak..” panggilku.

Kak Rina: Hmm? Apa? bobok lagi sana..

Aku: Ngg.. Boleh meluk gak?

Kak Rina: “Kalau meluk, meluk aja tapi jangan macam-macam.” jawabnya membolehkan. Yes, senang banget dibolehin meluk dirinya. Langsung saja ku lingkarkan tanganku ke perutnya dan memeluknya dari belakang. Bagian depan tubuhku menempel ke tubuh belakangnya, dan tentu saja penisku yang masih bebas bergesekan dengan bongkahan pantatnya yang hanya dibalut kancut tipis itu.

Kak Rina: Dek, celana kamu belum kamu pakai juga?

Aku: Belum kak.. gak apa yah kak..

Kak Rina: Dasar kamu ini.. jangan nakal tapi kamunya..

Aku: Iya kakk..

*** Cerita Dewasa – Kakakku yang Cantik dan Aduhai ***

Betul-betul kesempatan emas bagiku, aku dapat mencium harum tubuhnya itu. Tidak hanya sekedar memeluk, kesempatan itu juga ku gunakan untuk meraba perut dan pinggangnya. Dia mencoba menepis tanganku ataupun menggoyangkan tubuhnya karena risih, tapi lama-kelamaan akhirnya dia capek sendiri dan membiarkan saja aksi nakal tanganku.

Untuk saat ini aku tidak ingin melakukan hal yang lebih lagi, cukup ini dulu saja untuk malam ini. Seperti ini saja aku sudah beruntung banget. Akupun berusaha memejamkan mataku lagi ditengah kenyamanan ini, kali ini hingga aku benar-benar tertidur.

Besoknya aku terjaga lebih cepat, itu karena tadi malam aku tidur lebih awal dari biasanya. Sekarang jam masih menunjukkan pukul lima pagi, masih terlalu pagi untuk beraktifitas bagiku, namanya laki-laki kalau pagi-pagi gini si konti tidak bisa kompromi, apalagi ada cewek cakep alias kakakku yang cantik di sebelahku.

Ku perhatikan kakakku masih tidur dengan nyenyaknya, sesekali dirinya menggeliat karena hawa pagi yang lumayan dingin. Berbeda dengan tadi malam, untuk pagi ini kayaknya aku bakal gak kuat menahannya.

Masih sama-sama di dalam selimut, aku peluk dirinya lagi dari belakang, bahkan kali ini mulai berani meraba buah dadanya. Dengan kurang ajarnya ku goyangkan pinggulku sehingga penisku bergesekan dengan pantatnya, beberapa kali kakakku melenguh seperti akan bangun, tapi karena tidak benar-benar bangun jadinya tetap ku teruskan aksi cabulku yang nekat ini.

Makin lama aku semakin tidak tahan, ku sibak lagi selimut itu. Lalu dengan nekatnya aku mengangkangi wajah kakakku dan mengocok penisku di depan wajahnya lagi, tepat di atas bibir mungilnya.

Kak Rina: “Dek!” lagi-lagi dia terbangun di saat-saat genting seperti ini. ”Kamu ini keterlaluan yah! Masa mau pejuin muka kakak lagi?”

Aku tidak menghiraukan ucapannya lagi kali ini dan tetap saja mengocok penisku karena tanggung, dan crooot… crrooott..!!! Untuk kedua kalinya aku menyemprot wajah kakakku dengan spermaku.

”Deeekk… nggmmhh..” dia gelagapan menerima semprotan spermaku, kali ini ada yang masuk ke mulutnya.

Cairan putih kentalku kali ini menyemprot lebih banyak dan kencang dari sebelumnya, bahkan ada yang sampai ke rambutnya. Aku geser posisiku dan mundur setelah ejakulasiku itu. Betul-betul banyak ternyata, sampai ada yang meleleh ke leher dan sprei tempat tidurnya.

Kak Rina: Ngggmmm… dek..!

Aku: M..maaf Kak..

Kak Rina: Kamu ini, udah kakak bilang cukup sekali kemarin aja, eh malah ngulangin.. keterlaluan kamu, tuh lihat sampai kotor gitu kan tempat tidur kakak..!!

Aku: “Maaf deh kak… biar aku yang bersihin nanti.” kataku merasa bersalah.

Kak Rina: Dasar kerjaan kamu onani mulu.. kosong tuh dengkul. Ya sudah, udah terlanjur juga.. ambilin lagi sana tisu.

Aku: Iya kak gak marah lagi kan kak?

Kak Rina: Mau kamu kakak marah terus?

Aku: Hehe.. Ya enggak lah kak, terus spreinya gimana kak? Ganti juga?

Kak Rina: Hmm.. biar aja deh, ntar juga kering.. kalau gak kering juga terpaksa deh gantian kakak yang tidur di kamar kamu ntar malam.

Aku: Makasih yah Kak.. hehe..

Kak Rina: Dasar kamu ini.. Dulu waktu mama ngandung kamu mama ngidam apa sih? Kok gini amat mesumnya, untung semprotnya di muka kakak, coba kalau dii.. ah sudah lahh.

Aku: “Kalau dimana kak?” tanyaku memancing, ku lihat wajah kakakku memerah karena malu menyebutnya.

Kak Rina: “Tau sendiri lah kamu.. Udah sana mandi, entar terlambat kamu sekolah.’ ‘Kakakku bangkit dari tempat tidur dan membuang tisu itu ke tempat sampah.

Aku: Iyaa kak..

Kak Rina: “Kamu mau sarapan apa dek? Kakak bikin nasi goreng aja yah?” katanya sambil mengikat rambut sebahunya itu kuncir kuda.

Aku: “Oke kak mau.”

Dia tersenyum dan meninggalkan kamar. Aku menyusulnya keluar tidak lama kemudian untuk segera mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Sungguh senangnya bisa menyemprotkan spermaku di wajahnya sampai dua kali, aku harap masih akan ada lagi semprotan ketiga, keempat atau seterusnya. Aku penasaran apa yang akan ku lakukan lagi nanti sepulang sekolah bersama kakakku yang cantik dan seksi itu.