Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 3

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 3

Gue menyusul Tante Mila dan Dini yang sudah keluar dari kolam renang, dan merebahkan diri di atas kursi jemur.

“Di minum Ren juicenya..” bilang Dini mempersilahkan.

“Oke thanks..” sahut gue langsung menyeruput juice sambil menatap Tante Mila yang tersenyum lebar penuh kemenangan.

Asemm m m m .. . . . ! ! ! !

“Maa, majalah ELLE nya pinjam doong..” pinta Dini.

“Tuuch dibawah kursi..” jawab Tante Mila cepat.

Dini membungkuk mengambil majalah terbitan Aussie itu, dan kembali merebahkan tubuhnya diatas kursi jemur. Gue sempat meliriknya. AlamaakK!!.. Cd bikini merah maroon yang di pake Dini, yang menutupi bibir memek telah nyelip ke tengah kebelahan memek tanpa Dini sadari.

Yaa ampyuun!! Bibir memek itu muluss bangeett. Kemerahan kontras dengan warna kulit selangkangan Dini yang putih. Gue belingsatan melihat itu semua, dan segera membetulkan letak kontie yang mereng, agar lurus kembali kejalan yang benar.

“Mmm Tan, Din.. Numpang ke toilette bentar yaa..” bilang gue karena ga tahan pengen buru-buru coli. Haha..

“Oke Ren, biar gue sama Mama nyantai disini dulu..” jawab Dini tanpa menolehkan kepala yang tampak masih asyik memelototi berbagai model fashion terbaru dari majalah ELLE.

Ketika gue jalan melewati Tante Mila, tiba-tiba..

“Eehem.. Ehemm.. Sepertinya ada yang sudah ga tahan neeh..” dehem Tante Mila menahan tawa seraya menutupkan sun glass Oakley hitam di matanya.

“Ga tahan apa Maa?” sela Dini.

“Kamu itu lho sayaang, GA TAHAN buru-buru pengen tahu model fashion terbaru..” jawab Tante Mila menyindir gue dengan menekankan kata GA TAHAN.

“Anjritt!! Ni Tante kok godain gue terus seh? padahal tadi juga udah gue kontein. Apa belum puas juga yak??” gumam gue dalam hati sambil ngeloyor cepat pergi ke toilette.

*****

Gue memasuki ruang keluarga yang cukup luas. Tengok kanan tengok kiri untuk mencari kamar mandi.

“Ayo Boss, cepetan hajar blehh!!” kontie gue mulai rewel ngomel-ngomel.

Kamar mandi untuk tamu lumayan luas, bersih, dan wangi. Bersekat kaca rada burem, (jadi misal ada orang mandi cuma terlihat siluet tubuhnya aja), untuk memisahkan antara wastafel dan shower mandi. Dengan cepat gue lepas celana berikut cd nya. Mulailah gue coli sambil membayangkan Tante Mila dan belahan memek Dini tadi.

“Oough Tann..” desah gue sambil mempercepat gerakan mengocok.

“Aah.. Aaghh!.. Aaaoooow!!” teriak gue keenakan dan tiba-tiba kaget.

Yuupz.. Gue tersentak kaget, sewaktu tiba-tiba tangan putih berjemari lentik Tante Mila ikut-ikutan memegang batang kontie gue dari arah belakang.

“Tann.. Tante Mila, kenn..appa..hh disin..nii? Ssshhhh!!” tanya gue tergeragap dan mendesah nikmat karena jemari itu mulai mengusap dan mengocok batang kontie gue yang menegang keras.

“Kenapa ga minta bantuan Tante ajaa, sayaang.. Hmm?” tanya Tante Mila manja sembari terus mengurut-urut dan membalur kontie gue.

Sementara itu, bongkahan payudara Tante Mila menekan-nekan lembut punggung gue.

“Tante mau kok kamu pejuhin lagi, Ren. Hihihiii..” lanjut Tante Mila mulai mengeluarkan kata-kata vulgar yang semakin membakar birahi gue sembari memutar-mutar kepala kontie.
“Ough Tann.. En.nnak..hhh..” desah gue dengan tubuh berkelojotan.

“Gimannaa sayangg.. Hmm? mau kan? lebih nikmat lhoh.. ” bilang Tante Mila terus-terusan nakal menggoda iman gue.

Diputarlah tubuh gue menghadap Tante Mila.

“Aah Tantee..” bisik gue lirih ketika Tante Mila mengecup dan mengulas puting gue dengan lidah merahnya.

Tak lupa jemari tangan Tante Mila terus mengusap dan meremas-remas lembut kantung pelir gue. Lidah Tante Mila mulai melata dan merayap bagai King Cobra mencari mangsa. Turun pelan-pelan kearah perut, puser, dan akhirnya.. Tante Mila yang cantik tapi binal itu jongkok berhadapan dengan lonjoran batang kontie gue yang menodong wajah cantiknya, yang juga sudah diselimuti birahi.

Diambilnya shower dan menyemprotkannya kearah kontie gue yang penuh busa sabun. Setelah bersih, ditimang-timanglah lonjoran batang kontie itu.

“Hai sayang.. Udah ga nahan yaa? iih.. Udah nangis segala. Duuh kaciaan..” ucap Tante Mila berbincang-bincang dengan batangan kontie gue yang udah berkaca-kaca dengan cairan pre cum.

Tak berlama-lama, di kecup-kecup ringan kepala kontie gue. Lidah Tante Mila mulai terjulur keluar untuk menjilati cairan pre cum yang nampak menggenang.

“Clepp!.. Sleephhh!!” suara lidah Tante Mila ketika membalur kepala kontie gue.

Dilumat-lumatnya dengan bernafsu ujung kontie yang memerah itu.

“Siaap ya Rennn..” ujar Tante Mila seraya menatap wajah gue dengan posisi berjongkok.

“Iiiy.. yaa Tann.. ” sahut gue cepat. Dan,

“Lhepp!.. Sleeeppphhhh!!!”

“Aaa..aaaakhhh!” desah gue panjang.

Gila man!! Lonjoran batang kontie gue ditelan mentah-mentah sama Tante Mila seutuhnya. Hembusan hangat nafas dari cuping hidung Tante Mila menerpa pangkal kontie gue.. Dengan mulut masih tersumpal batangan kontie, Tante Mila menatap dengan pandangan sayu kearah wajah gue dan mulai melatakan lidahnya.. Ouuughhh!!!!

Seettt dah, sungguh nikmat. Lidah Tante Mila mulai membelit-belit. Kemudian ditariknya mulut berbibir Angelina Jolie itu keluar perlahan-lahan, dan…

“Plopphhh!!” bunyi kontie gue sewaktu terlepas dari kuluman mulut Tante Mila.

“Gimana sayang, enak ga? Hmm??” tanya Mila mulai menempelkan batang kontie gue ke arah perut.

“Eeen.akk.. Tant..tee..” sahut gue lirih dan menggelinjang pada saat Tante Mila mulai menjilat leher bawah kontie gue dengan gerakan zig-zag turun kearah kantung pelir.

“Ssretthh.. Clerpphh.. Srephh..” suara hot tercipta syahdu.

“Ooughh shitt!! Umphhfff!!” ceracau gue merasakan ngilu bercampur nikmat ketika kedua telur gue dihisapnya pelan, dimasukkan mulut, dan di ulas-ulas dengan lidah Tante Mila satu persatu dan tak lupa pula jemari lentik itu terus mengurut dan mengocok lonjoran kontie gue dengan cepat.

Jilatan lidah Tante Mila kembali keatas, menjulur-julur dan, “Aauw!” pekik lirih gue sewaktu Tante Mila menggigit kecil batangan kontie.

Kembali mulut hangat Tante Mila menjilat dan menghisap sekujur lonjoran batang kontie gue dengan gerakan seperti orang memainkan harmonika.

“Uugh Tann! anget banget mulut Tante.. Aahh!!” rengek gue ketika kepala kontie terkulum dan terendam hangat di dalam mulut Tante Mila.

Sembari menengadahkan wajah cantik alaminya yang menatap gue, kedua tangan Tante Mila kemudian memegang kedua sisi pinggang gue dan mulai memasukkan kontie berotot itu kedalam mulutnya.

“Sleepphh!.. Clephh!!.. Sleephhh!!.. Clepph!.. Slephh!!”

Dengan irama tiga kali mulut Tante Mila masuk menelan setengah batang kontie, dan sekali menelan utuh alias men-deepthroat lonjoran kontie yang begitu keras itu dengan cepat.

“Aah!.. Oouggh yeshhh!!.. Hmppttfff!!” hanya lenguh keenakan penuh nikmat suara yang keluar dari mulut gue.

Ketika mulut Tante Mila menelan setengah dari batang kontie, di geleng-gelengkannya kepala Tante Mila itu untuk meluluh lantahkan alat kawin gue.

Aduuhh biyung.. Tobil anak kadal!! Berasa mau copot nih kontie. Dan takutnya, bisa-bisa kontie gue menjadi cakwee beneran kan berabee…

Tak ketinggalan jurus teeth fuck Tante juga di keluarkan.. AlamaakK!! Kontie gue terasa sengkring-sengkring nikmat ketika bergesekan lembut dengan gigi Tante cantik itu. Karena serangan Tante Mila begitu dahsyat, binal, dan brutal tak lama kemudian berkedut-kedutlah kontie gue mau meledak.

Tante Mila tahu dan merasakan.

“You wanna come on my face or into my mouth? mmh?” tanya Tante Mila sambil melepas kuluman dan jemari lentik tangannya menggantikan kocokan.

Tangan kiri gue sedikit menjambak rambut Tante Mila dan memposisikan tepat di depan kepala kontie gue. Tante Mila melepaskan kocokan tangannya karena tangan kanan gue mengambil alih kocokan Tante Mila.

“Aah Tante!.. Ooughh yeshhh, Tante!! Ougghh.. Tann.. Aaghh!!” jerit gue pilu pada saat cairan pejuh sudah mau muncrat.

“I’m ready for your cum, honey.. “bisik lirih Tante Mila seraya memasrahkan wajah dan mulutnya.

“OOUUGGHHH TANN..TEE!!.. REEN.NOOO KEELLL.. UUAARRHH!.. AAARGGHHHH!!!” teriak gue kesetanan sambil menyembur dan menyemprotkan cairan peju kental gue di kening, pipi kanan, pipi kiri Tante Mila.

“CRO0T! .. CROO0T!!.. CROTT!!.. CROOTTT!!.. CROTTT!!”

Semburan terakhir gue arahkan ke mulut Tante Mila. Gue tempelkan ujung kepala kontie di lidah merah yang terjulur itu.

“CROTT.. SHERRT..” melelehlah peju gue di lidah Tante Mila bak keju yang meleleh karena terkena panas sebuah oven.

Cairan berwarna putih yang kental dan hangat itu melumer pelan-pelan, dan langsung ditelannya. Terakhir, Tante Mila melakukan cleaning service terhadap kontie gue hingga bersih mengkilat dari leleran peju.

Puas banget gue bisa melampiaskan birahi untuk yang kedua kalinya. Terlebih pada saat melihat seluruh permukaan wajah binal Tante Mila terlumuri cairan peju gue.

“Puas sayang? hmm?.. Enak mana sama coli sendiri? Hihihiii..” tanya Tante Mila diakhiri dengan kikikan keledai sembari berdiri, melangkahkan kaki menuju westafel.

Didepan cermin, Mama Dini itu menatap wajahnya sendiri yang penuh dengan hiasan peju sambil tersenyum nakal dan menjulurkan lidah di sudut bibir Angelina Jolie-nya itu, sebelum akhirnya membasuh muka untuk membersihkan leleran yang baru saja menyemprot wajahnya.

Gue memejamkan mata sambil meresapi sisa-sisa kenikmatan yang barusan menghantam gue.

“Mulut Tante enaak banget, sumpah.. Good job, Tan. Bisa nagih nih, hehehee..” jawab gue masih mencoba menetralkan hembusan nafas.

“Hehe.. Eehh kamu pake celana Oom Tio aja Ren. Celana kamu kan basah gini..” saran Tante Mila.

“Iya deh Tan. Makasih banyak yaa..” sahut gue sambil tersenyum penuh kepuasan.

“Sama-sama Ren..” jawab Tante Mila sambil ngeloyor pergi mengambilkan celana buat gue.

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 3