Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 3

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 3

Setelah rapi, gue melangkahkan kaki menuju kolam renang dimana Dini masih berbaring nyantai.

“Ceileeh.. Ganteng banget yayang gue..” komentar Dini begitu melihat penampilan gue yang memakai celana bokapnya sambil menggeliat sensual.

“Biasa aja kalee, Din..”

“Eeeh Din, rumah lo banyak tumbuhan gini emang ga banyak nyamuk?” tanya gue seraya menyeruput orange juice.

“Ga banyak kok, kemarin gue hitung sih cuman satu doang nyamuknya..” jawab Dini cool.

“Masaak sih??” tanya gue heran.

“Iyaa Cuma satu doank, tapi dia bawa banyak temen-temennya. Gitchu looh!!” sambung Dini ngasal.

“Jiakaka!!!.. Bisa aja lo Din!!” tawa gue terdengar merdu.

“Hmm.. Eeh, ntar siang jalan yuk, Din. Yaah.. Jalan berdua setelah kita resmi pacaran gitu..” ajak gue penuh harap.

“Ngghhh.. Good idea. Sekalian gue mau nyari underwear..” pungkas Dini menyetujui usulan gue.

Singkat cerita, setelah having lunch di rumah Tante Mila dengan lauk kerang dan cumi lewat delivery order, pada pukul 13.00wrd gue pun siap-siap berangkat jalan-jalan siang dari rumah Dini.

Yuupz.. Everybody knows, kalo seafood akan memacu produksi sperma dengan cepat. Secepat mesin bore-up memacu power untuk memproduksi topspeed. (bagi ente pecinta speed freak atau para speedgoers sejati pasti tahu itu).

Sambil menunggu Dini dandan, gue duduk santai di sofa ruang tamu sambil iseng membaca tabloid flora dan fauna. Whaduhh.. muke gilee!!.. Pas gue membuka lembaran tabloid flora dan fauna itu, terlihat gambar monyet sedang tertawa dan menunjuk ke arah gue dengan membawa pisang.

“Wah monyet di ketawain monyet neeh..” gumam gue keki tak lupa garuk-garuk kepala ala Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wiro Sableng karena di depan gue juga terhidang kacang rebus yang masih hangat mengepulkan asap.

Masak gue harus gantian tertawa dan menggenggam kacang sambil nunjuk ituu monyet dalam tabloid?? Yang bener aja man!!

*****

Sekilas tentang Tante Mila. Beliau sudah 5tahun join di MLM ternama dan sudah berada di peringkat 3 dari yang paling atas atau sudah berada di posisi Crown Ambassador, dengan penghasilan 50jt-70jt perbulan. (No Hoax!!).

Gue tahu banget soal ini karena salah satu temen gue juga ada yang ikut MLM ini. Dia menerangkan secara detail mengenai profit yang akan di peroleh. Jadi Tante Mila tinggal duduk manis di rumah dan tiap bulan tinggal cek saldo rekening.

Sesuai dengan Cash Flow Quadrantnya Robert T Kiyosaki, bahwa bukan kita bekerja untuk uang, tapi uang bekerja untuk kita. Tante Mila juga hold on her own bussines. BoutiQue, meski ga terlalu besar, dan sebuah Caffe Corner meski ga terlalu mewah.

Oom Tio adalah salah satu Direksi didalam jajaran Staff Mine’s Energy tbk di Kalimantan. How much the salary? I dont know exactly..
Kakak Dini, Mas David, stay di Seattle USA, he works on Carnival Cruise Ship as Supervisor Assistant Dinning Room. 10bulan sekali pulang ke Indonesia. Kadang kala membawa Kahlua, Black Label, Bolls Blue Curracaou, Contreau, Jack Daniel’s dll. You know ’bout that dude, right?

*****

Tante Mila dan Oom Tio terlihat asyik bercengkerama mesra sambil melihat acara tivi diruang santai.

“Moga aja Dini pake baju sopanan dikit biar kontie gue istirahat sejenak..” gumam gue seraya mengemil kacang rebus.

“Duuch.. Anak Papa cantik beneer.. Mau kemana sayang? hmm?” tanya Oom Tio.

“Ni cuma mau jalan-jalan aja kok Pa, Ma, sekalian beli sesuatu..” jawab Dini singkat.

“Sama Reno?” ganti Tante Mila bertanya.

“Yoi Maa.. Sama siapa lagi kalau ga ma si gebleg Reno..” tukas Dini.

“Aduuhh.. Jangan bilang geblag-gebleg gitu ahh, sayaang. Kasian Renoo donk.. Dia kan udah bahlul turunan, masak kamu tambahin gebleg.. Hahaha!!” celoteh Tante Mila gokil seraya ngakak sampai buah tokednya bergerak-gerak lembut didalam balutan daster santai rumahan tipis dengan aksen bunga-bunga cerah se-paha, dan bertali kecil dipundak.

“Hahaha!! Mama lucu juga ternyata..” tawa Oom Tio sambil memeluk horny dan ngedusel-duselkan wajahnya ke leher jenjang Tante Mila yang wangi itu.

“Ii.iiih Papa genit ahh! Ya sudah, Dini mau berangkat dulu.. Daaagh!!” tukas Dini cepat.

Ketika gue masih berkutat dengan gambar monyet, tiba-tiba suara lembut menyapa dengan mesra, “Hii ganteng.. Cabut yuuk..”

Hemm.. harum aroma parfum Isse Miyake terpancar dari tubuh semampai yang sekarang tengah berdiri di depan gue. Belum sempet gue menoleh ke arah Dini,

“Oouw.. Potret diri ya Ren? mirip ga gitu yaa, hahaha!” ejek Dini ketika ada gambar monyet yang sedang gue pantengin. Settt dah ni bocah.

Gue dongakkan kepala dan melihat Dini. Dengan balutan kaos warna putih ketat Moun Blanc ngatung sedikit diatas puser, so puser indah ber-piercing emas putih dan kulit lingkar pinggang mulus ber-tatto kupu-kupu itu terlihat mengintip seksi. Dipadu dengan celana jeans ketat Giovanni Perucci selutut warna hitam, sungguh menambah pesona si Peri Kecil.

Sandal bertali dengan high heels 3cm warna putih Cibaduyut, melingkar dengan erat di betis bunting padi Dini. Tak lupa juga jemari lentik berkulit putih itu menenteng Dolce&Gabana wowen’s Bag. Rambutnya dibiarkan indah tergerai. Ahaa.. Di cuping hidung sebelah kiri tampak bertengger tindik silver yang mungil. Ampunn dah si Dini pinter banget dress up nya.

“Cantik banget lo Din..” gumam gue tanpa sadar, dan tanpa kontie menegang. Hanya rasa sayang yang terpancar dari sorot mata elang gue.

Wajah Dini merona tambah merah sewaktu mendengar gumaman jujur gue, di tambah dengan sapuan blush on merah tipis di tulang pipi kanan kirinya.

“Oke My Little Fairy, Let’s Go..” ujar gue sambil beranjak berdiri di depannya.

Gue tatap wajah cantiknya. “Cuup” kecupan sayang mendarat di kening Dini.

“Love you, My Little Fairy..”

“Love u too.. My Guardian..” sahut Dini sambil tersenyum manis.

Yuupzz.. Jauh dari senyum nakal dan jauh pula dari senyuman binal. Ohh God.. I’m so cheer when she holds my arm. Dini menyelipkan jemari putih itu di lengan kiri gue dengan mesra dan melangkah berjalan beriringan. Ternyata seperti inilah yang dirasakan orang waktu pacaran.

Fyuhh!.. Senangnya hati ini…

***** Bersambung ke Part-4 *****

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 3