Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5

Dini semakin mendekatkan wajah yang mulai binal itu di muka gue. Sembulan payudaranya yang putih besar juga sudah mulai menekan-nekan lengan gue..

“Aaahh!” kerasa angeett juga lembut, seiring gairah yang mulai bangkit.

“Hehe.. Kalo mupeng beratt, berarti ngaceng kek gini dong, Reen?” tanya Dini manja menggoda dan mulai menggengam batang kontie gue dari luar boxer.

Mengurutnya keatas bawah dengan irama yang selaras. Gue ga tahan!! Langsung aja gue pegang kepala Dini dan memagut bibir tipis yang ranum itu.

“Hmm.. Mmh.. Cephh.. Eemh!!” suara pertarungan bibir gue dan Dini bersahut sahutan.

Dini terus melakukan deep kiss dengan sangat hot dan lihay. Dimiringkan kepalanya ke kanan kadang ke kiri untuk melumat bibir gue sambil menyapu-nyapukankan lidahnya yang hangat di rongga mulut gue. Tangannya juga megangin leher belakang kepala gue, seakan-akan takut kalau gue menghindar. So wild..

“Hmm.. Slerphh.. Sreptthhh!! Lidahnya sangat lincah dalam memilin lidah gue. Disedot-sedot dan di putar-putar.

“Great kisser..” kata gue dalam hati, ketika mengetahui dahsyatnya ciuman Dini.

“Ha.. Aahh!” gumam kami berdua ketika saling melepaskan bibir untuk mengambil nafas.

“Julurin lidah lo..” pinta Dini sambil mulai mengangkangi dan menelungkupkan tubuhnya diatas gue.

Dini langsung menyelipkan lidahnya yang merah itu dibawah lidah gue, kemudian mengatupkan bibir atas bawahnya dan mulailah memaju-mundurkan mulutnya dengan gerakan mengoral.. Sadiss euy!!..

“Ohh shitt!!” batin gue keenakan, pada saat gue mulai merasakan kalau pinggul Dini juga bergerak maju mundur diatas perut gue. Basah memeknya begitu terasa.

“Gila lo Din, mantep banget dah” puji gue sambil megap-megap.

Dini sudah menegakkan tubuhnya dengan paha yang saling mengapit disisi kanan kiri tubuh gue. Dini tersenyum manis mendengar kata-kata gue barusan.

“Take a look..” ucap Dini pelan sambil mulai menggoyangkan pinggul.

Tangan putih berjemari lentik itu mulai memegang kaos bagian bawah dan menarik keatas. Streaptease on me, guys!! Pemandangan yang begitu menggairahkan tercipta, ketika pelan-pelan bagian tubuh atas Dini mulai terliha. Perut yang rata dan putih, puser yang indah, dan…

“Shrettt!!” lolos sudah kaos itu dari tubuhnya, diiringi getaran lembut buah toked Dini.

Gue cuma melongo takjub dengan keseksian tubuh yang di miliki Dini. Dini mencondongkan tubuhnya kebelakang dengan bertumpu pada tangan kiri yang memegang lutut gue, sedang tangan kanannya dengan nakal mengusap-usap batang kontie dan meremas kantong pelir gue.

Mulailah tarian pinggul yang ditopang pantat bohay itu bergoyang maju mundur untuk menggesek-gesekkan memek basah Dini ke perut gue.

Kepalanya pun terdongak keatas, menikmati sensasi yang tercipta. Melon putih dengan puting pinky juga tampak semakin mengacung, menunjukkan keangkuhannya di hadapan gue.

“Ssshh!!.. Uuggh!!” desis dan lenguh Dini pelan sambil melihat raut wajah gue yang sudah memerah menahan gairah.

Tak menunggu lama, gue tegakkan tubuh untuk merengkuh pinggang dan punggung Dini yang masih bergerak maju mundur di selingi uleg-an kecil.

Hmm.. Sepasang susu besar Dini menari-nari tepat di muka gue..

“Haapp..” mulut gue sukses menangkup ujung puting mungil pinky yang udah keras.

“Aauw Ren.. Eenn.aak.kK!” jerit Dini kecil sambil merangkulkan tangannya di leher gue.

“Sluurphhh!” gue cucrup puting mungil yang begitu nikmat untuk dikulum itu sambil membelit-belitkan lidah dan menguasnya..

“Ouugh!.. Aaakhh!!” Dini bergumam dengan mengelojotkan tubuh telanjangnya.

Tak lupa toked besar Dini yang sebelah, gue remas lembut memutar searah jarum jam sambil gue urut-urut pelan dari pangkal bongkahan buah dada ke ujungnya, dimana sang puting pinky sudah menunggu untuk di pilin dan di perah.

Payudara putih itu begitu halus kulitnya dan memancarkan rasa yang begitu hangat. Dini menggeserkan kepala gue ke tengah-tengah daging buah dadanya, mengatupkan erat menjepit wajah gue dan mengocoknya naik turun.

Gila man! Nikmat beneerr.. Wajah gue yang terbenam di lembah susu Dini, di kasih servis breast fuck!! Anget, harum, dan klunyum-klunyum. Untuk menambah kenikmatan Dini, gue jilat-jilat dan kecup belahan dada yang sedang mengocok wajah gue itu. Kedua jemari tangan gue pun mulai merambat menyusup masuk ke dalam celana aerobik beserta cd Dini untuk meremas-remas kedua bongkahan pantat kenyal itu.

Dini mendorong pelan tubuh gue agar rebah di ranjang. Dengan membungkukkan badannya yang bertelekan di kedua tangan disisi kepala gue, Dini mendekatkan kedua toked 36B nya yang bergelantungan ke wajah gue. Di usap-usapkannya di muka gue sebentar sebelum menurunkannya tepat ke mulut gue.

“Eemmemm..emm.. Ssrepph!!” suara kuluman dan hisapan bibir lidah gue di puting pinky Dini.

“Ooughhh!!!” lenguh Dini keenakan sambil memejamkan mata dan mendongakkan wajahnya keatas..

Rambut panjang yang indah itu tergerai dan ada sebagian yang menempel di kulit tubuhnya yang mengkilat karena mulai berkeringat. Kontie gue pun sudah nyut-nyutan dari tadi.

Dini mulai mencumbu leher gue, di jilat juga di kecupnya dengan mesra. Dengan melatakan lidah lancip merahnya bagai King Cobra kearah puting gue, Dini mulai memainkan kombinasi kuluman dan belitan lidah dengan mantap..

“Aaghh, Dinn!!.. Geel..lii..ihh!!!” gumam gue ga tahan sambil mengusap punggung mulusnya.

Tanpa menghiraukan apa yang gue rasakan, Dini terus kebawah menjilati puser gue dan, “Hmmm.. Eemmhh..” lidahnya sudah mulai menguas kontie gue yang ngaceng dibalik boxer.

Dengan jemari lentik yang lembut, mulai diturunkan boxer gue pelan-pelan dan terlepaslah dari kaki.

“Thoing!!” kontie gue langsung nongol dan membentur pipi dan bibir Dini.

“Aauw!!” jerit Dini kecil terkaget.

“Iiiih nakal kamu ya, harus dikasih pelajaran sama Bu dosen..” ucap Dini lucu saat ngomong dengan kontie gue yang sudah berkaca-kaca.

“Lheepp!” di sapukannya lidah hangat Dini di permukaan helm kontie gue..

“Ssshh!!.. aakhh!!” desah gue merasakan geli di ujung kontie.

Dijilatnya kepala kontie gue dengan gerakan lidah melingkar pelan-pelan sambil mendorongkan mulut mungilnya semakin dalam untuk menelan lonjoran kontie yang berurat itu. Hangat dan basah mulai terasa.

“Hmm.. Mmph.. Eemhh..” gumam Dini disela-sela kulumannya sambil memandang kearah gue.

Anjrittt!! Wajah nakalnya benar-benar binal. Dengan mata nanar, gue liat bibir tipis itu membalur batang kontie gue dengan erat, menarik perlahan keluar, dan dimasukkan dengan cepat..

“Shretthh!.. Sslepphhh.. Shreethh!!.. Ssleephh!” bunyi orkestra antara kontie, ludah, lidah dan mulut dari seorang komposer cantik yang bernama Dini Amalia.

“Diin.. Enya.aak.hhh.. Bah..nggetts..” ucap gue terbata-bata merasakan perfect oral job Dini, ditambah urutan juga remasan jari lentik berkulit putih di sekitar kantong pelir gue.

“Enak ga Ren, felaTio gue? hmm?” tanya Dini sambil terus mengocokkan jemari putihnya ke batang kontie berurat gue.

“Lo emang hebatt Din, aah!!” terpekik gue sambil menggelinjang karena Dini langsung mengelomoh kedua telur gue dengan hisapan dan kuluman yang mematikan nikmatnya.

“Waduh biyung!! bisa K.O neh gue..” membatin gue sambil menarik kepala dan tubuh Dini keatas, gue lumat sebentar bibir tipisnya dan langsung gue balik tubuh Dini.

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5

Sekarang gue diatas Dini.. Dengan tangan mengowol sepasang toked sekel Dini, mulut gue langsung mencumbu dengan lumatan dan kaisan lidah di sekitar leher bawah telinganya. Dini mendongakkan wajahnya keatas, memperlihatkan seluruh bagian leher jenjangnya untuk gue santap..

“Sreeptt.. Sruphh.. Clephhh..” bunyi sapuan lidah gue dalam memanjakan Dini.

“Auww geli Renn..” rengek Dini manja ketika ujung lidah gue menyentil-nyentil telinganya.

Sambil merangkulkan tangan kanan ke leher gue, jemari tangan kirinya menjulur ke bawah untuk menggapai batang konti dan langsung mengurutnya dengan cepat.

“Ouugh..Yesshh!!!” dengus gue keenakan sambil mengarahkan mulut ke buah dada montok ber puting pinky milik Dini.

Dengan kedua telapak tangan, gue pegang pangkal dari buah dada Dini kanan dan kiri, sehingga bongkahan buah toked yang berukuran besar itu semakin membusung indah.

Ujung lidah gue, cuma gue tempelkan di ujung puting mungil yang sebelah kiri kemudian dengan membuat gerakan seperti menggaris, “Sreett..” ujung lidah gue menuruni lembah belahan dada Dini untuk mencapai ujung puting pinky yang sebelah kanan dan langsung melumat-lumat abis dengan buas.

Gue kunyah dan gigit-gigit kecil putingnya. Puting pinky yang nangkring di toked putih berurat nadi hijau sebelah kiri itu pun tak luput dari pelintiran juga pilinan jemari tangan gue.

“Giil..la..akhh.. Rennh!! en.akk bangg..eett! .. El loo apaa..iin.hh!?” tanya Dini mengerang penuh kenikmatan.

Setelah puas menikmati sepasang payudara milik Dini yang kenceng dan sekel, gue mulai menjilat dan mengulik-ngulikkan lidah ke puser ber-piercing yang terlihat bersih dan seksi.

“Hmpp, Renn.. Aaghhh!!!” rintih Dini sembari memegang kepala gue yang juga mulai menjilat kulit pinggang mulus Dini.

Gue pantengin sebentar tatto kupu-kupu yang menghiasi kulit pinggangnya.

“Kereen, and so cutee..” gumam gue sambil mulai mengecup belahan memek yang tampak basah dan membayang di celana aerobik Dini.

“Oouuggh!!” Dini meronta kecil dan menggerakkan buah pantatnya seakan menghindarkan memek tembem itu dari serangan umum 1 maret lidah gue.

Gue pegang pinggang ramping dan pinggul bahenol Dini. Mulailah hidung gue membaui aroma memek Dini yang telah basah itu..

“Hemmmhh..” harum cairan sabun sirih bercampur aroma cairan madu cinta memek Dini sangat menggairahkan.

Gue tempelkan lidah di belahan bawah memek Dini, dan mulai gue sapukan keatas menelusuri belahan yang terlihat seperti anak sungai kecil itu dengan gerakan zig-zag lidah gue secara perlahan-lahan.

“Mmeme..kk g.guee.hh, lo app..ainnhh!?” tanya Dini dengan erangan-erangan erotis penuh gairah binal..

“Ssruuuppttt..” suara cucrupan mulut gue yang menempel mesra di liang memek Dini.

Dengan perlahan, mulai gue buka celana aerobik Dini beserta celana dalam Calvin Klien yang di pake sebagai pembungkus memeknya. Pelan-pelaaan gue turunkan sedikit demi sedikit sehingga terlihatlah kulit mulus diatas belahan memek Dini. Gue turunkan lagi celananya sampai lutut, sebelum tadi Dini mengangkat pantatnya biar celana itu mudah untuk dilepas..

Oh My Lord!! Dengan hati yang berdebar kenceng, jemari yang rada menggigil, untuk pertama kalinya gue melihat dan memandang sesuatu yang selalu bikin gue penasaran selama ini akhirnya terjawab sudah..

Sumpah!! Demi setan-setan yang sedang membaca story gue, sungguh begitu indah memek Dini. No Hair tanpa bulu jembie, memek itu terlihat bersih dan liciinnn.

Bibir kanan kiri memek Dini berwarna putih dengan semburat kemerahan, terlihat tembem menghimpit erat celah belahannya. Labia mayoranya kecil kemerahan. Memek tembem yang masih terlihat hanya sebuah garis yang mengkilat basah, akhirnya tersaji di hadapan gue.. Reno Kusuma Atmadja..

Gue usap-usap belahan memek yang terasa licin itu dari bawah keatas. Dengan perlahan, gue buka batang paha mulus Dini biar semakin melebar, sembari tetap gue elus-elus.

Gue tarik tubuh Dini rada kebawah, dengan pantat menempel dibibir ranjang dan tungkai kaki belalangnya menjejak di karpet lantai kamar. Sekarang gue memposisikan ditengah-tengah paha Dini.

“Just wanna look at? hmm?” gumam Dini menahan hasrat sambil meraih kepala gue untuk mendekatkan ke perfect pussy miliknya.

Dengan hati-hati dan perlahan, mulai gue sapukan lidah ke sepanjang garis bibir memek Dini dengan telak..

“Lheeep.. Lheepp.. Sleeeppp!!.. Aauuww!!.. Reenoo, uughh!!..” rengek Dini merasakan nikmat dari lidah gue.

Gue ulangi berkali-kali menguas belahan nikmat yang telah licin dan basah itu. Tak lupa pula, gue mengecup dan menjilati pangkal selakangan Dini. Kedua telapak gue juga ikut meremas-remas pantat bohay yang terlihat bergoyang memberikan perlawanan gigih terhadap lidah gue yang terus mengulas celah memek Dini secara intens.

Yuupz.. Gue ingin memberikan kenikmatan yang lebih buat Dini, tanpa memperhatikan ego gue sendiri.

Sekilas gue liat keatas, ke wajah Dini yang dengan mata terpejam menikmati apa yang terjadi di memek tembemnya. Tangan lembut berjemari lentik itu, sesekali meremas buah dadanya sendiri. Putingnya pun juga ikut di pelintir-pelintir. Kemudian, kedua jempol jari tangan kanan dan kiri gue mulai membuka celah lipatan memek Dini yang tampak lengket dengan cairan birahi.

“Pleephhh..” terkuak sudah liang belahan memek Dini.

Alamaak!! Rongga memek Dini terlihat sangat-sangaat menggoda. Warna merah muda yang terlihat basah dan bergerinjal. Pada saat gue tiup perlahan, maka mulut dalam rongga memek itu terlihat berkedut-kedut dengan cepat. Tak tahan dengan semua itu, langsung gue julurkan lidah untuk menjilati, mengelomoh, dan meliuk-liukkannya menyapu ke semua dinding memek dengan cepat.

“Oough Renn! aah.hh!!.. Aahh.hhh! Yees..shh!!” desis, rengek, dan ceracau Dini heboh ketika gue juga mengusap-usapkan jari telunjuk searah jarum jam dengan memberikan sedikit tekanan ke clitoris Dini yang menonjol imuutz dengan cepat.

Tak berapa lama, karena Dini sudah sangat horny ketika di mall menggoda si Oom, dan ketika menggoda Juki-Anton, maka dengan memelengkungkan punggung keatas dan menekan kuat kepala belakang gue kearah memeknya, Dini mulai berkelojotan dan menggelinjang hebat..

“Reennoo!! Ouughh.. Yeaa!!.. Gu.ggueee.. KELL..LUAAARRGGGHHH!!!” teriak Dini keras menggapai big orgasme..

“Crethh!!.. Creethhh!!.. Crettt!!..” peju Dini keluar meleleh melewati celah memek tembemnya..

“SRUUUUPPTTT!” gue langsung menyeruput cairan cinta Dini ke dalam mulut gue.

Aahh bangganya gue bisa membawa Dini terbang keatas Nirwana. Gue beranjak berdiri di depan Dini, dengan posisi masih di antara kedua batang paha Dini. Dini tersenyum puas memandang wajah gue dengan tarikan nafasnya yang terlihat berat setelah badai big orgasmenya.

“Puas sayang?” tanya gue dengan kontie terlihat ngaceng, sengaceng-ngacengnya melihat tubuh Dini yang telanjang total.

“Hebat banget lo Renn.. Gue sampe dapet yang namanya the big 0.. Thanks yaa..” jawab Dini sambil begerak kearah gue.

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5

Dini memposisikan dirinya dengan kepala menjuntai dipinggiran ranjang, menghadapkan wajahnya kearah gue dengan arah terbalik. (bisa membayangkan, kan?). Halus kulit jemari tangannya yang lentik mulai mengusapkan batang kontie gue diatas wajah cantiknya. Dijilati kulit bawah kontie yang berurat itu dengan telaten dan menguas-nguas leher kepala kontie bagian bawah.

“Oughh.. Dinn, terusshh.. Aaah!!” lenguh mulut gue merasakan kenikmatan yang mulai menjalar di sepanjang lonjoran batang kontie gue.

Jemari tangannya mengocok dengan cepat, kemudian mengarahkan batang kontie gue kearah mulut mungil berbibir tipisnya. Ujung kepala kontie gue sudah menempel di bibir mulutnya. Tangan Dini menjulur melinggari pinggang gue, dan menekan perlahan..

Bujubuneeng!! Kontie gue mulai masuk setengah membelah rongga mulut Dini yang mengatup ke batang kontie dengan erat. Yang menakjubkan, Dini melakukannya dengan leher belakang berada dipinggiran ranjang sementara gue berdiri dengan lonjoran kontie dihadapan wajahnya.

Gue menarik keluar kontie dan memasukkannya lagi. Lidah merah Dini yang hangat segera menyambut dengan membaluri batang kontie yang berotot dengan air liur..

“Oough yess.. shhh.. Din, that’s great!! Shhh!!” desah gue ketika merasakan kontie tertelan semakin dalam di mulut Dini.

Gue tarik lagi keluar, dan memasukkannya perlahan namun semakin dalam..

“Cleeephh..” Tenggorokan Dini mulai terlihat bergerak, ketika lonjoran kontie gue masuk ke dalam mulutnya.

Buah dada besar Dini pun juga ikut berayun menggemaskan, seiring kocokan kontie gue yang semakin cepat didalam mulut Dini..

“Slephh!.. Sleephh.. Cloophh!!.. Clopphh..”

Jemari tangan gue langsung menggapai dan meremas-remasnya, diiringi dengan kaki kanan yang gue jejakkan diatas ranjang dekat kepala Dini, dengan terus mengayunkan pinggul gue ngentotin mulut Dini.

Dan akhirnya setelah lancar mengeluar masukkan kontie sampe 3/4 nya ke dalam mulut Dini, “Hmmpp!.. Hmpph!” diiringi suara gelegapan Dini, masuklah lonjoran batang kontie gue seutuhnya di mulut Dini..

Yuupz.. Deepthroath yang sangat sempurna oleh Dini. Gue merasakan kehangatan dan kenikmatan yang luar biasa, ketika batang kontie gue seutuhnya tenggelam di mulut Dini dan terendam kehangatan oleh air liurnya.

Amazing!.. So greatt!! Gue merasakan kerongkongan Dini meremas dan memijit sekujur lonjoran kontie.

“Aauughh Dinn.. Anggett dan nikkm.aatt!! umphhfff!!” ceracau gue keenakan. Karena gue ga tahan mau keluar, maka gue cabut dah tuh kontie dan, “Plopp!” suara ketika gue keluarkan kontie dari dalam mulut Dini. Dini memejamkan mata dengan nafas tersengal-sengal akibat ulahnya sendiri men-deepthroath dengan posisi kepala terbalik.

“Sini sayang, sinii..” bilang Dini sambil menepuk-nepukkan telapak tangannya diatas ranjang.

Gue pun langsung merebahkan tubuh dengan kontie masih mengacung keras dan basah oleh air liur Dini.

“Iiihhh.. Ni kontol kok ga muntah-muntah sii..” bilang Dini genit sambil menowel ujung kepala kontie gue yang memerah.

Dini beranjak menaiki tubuh gue dan menduduki lonjoran kontie dengan pantat bohaynya.. “Aaahh nikmatt nyaa.. Anget..” desah gue ketika Dini mulai mengayun-ayunkan pantat kedepan dan kebelakang.

Dini menggeser duduknya lebih maju, sehingga kontie gue mulai ambles pelan-pelan terjepit diantara celah bibir memek Dini. Gue melihat dengan jelas ketika belahan memek Dini yang sangat sempit itu merekah pelan-pelaaan saat mencaplok lonjoran kontie, dan terselip diantara bibir memek kemerahan Dini yang tembem. Seperti sosis yang terjepit diantara roti yang menghimpitnya.

“Ouugghh!! Shhh!!” desah gue dan Dini bersamaan karena sungguh sangat nikmaatt.

“Gilaa.. Baru diselipin diantara bibir memek aja, sempitnya sudah kek gini.. Gimana kalau masuk seutuhnya ke dalam memek Dini yaa??” gumam gue penasaran.

“Ennaakk, Renn? hmm?” tanya Dini sambil mulai menggeal-geolkan pantat bohay itu maju mundur pelan-pelan menggilas lonjoran kontie.

Gue langsung menangkup dan menguyel-uyel daging toked 36B nya Dini, sembari menarik-narik puting mungil yang telah mengeras dari tadi.

“Remas Renn.. Oughh!! ter.rushh pilinn putt.tingg nyyaa.hh!” desah Dini tertahan.

“Ouugh Diin!!.. Semp..pitt bangg..ngett..shh jeppitaan.. Bibb.. birr memme.ekkh.. Loo!!” kicau gue merasakan sensasi yang tercipta, karena Dini udah memaju-mundurkan, dan menguleg-uleg belahan bibir memeknya yang terselip batang kontie gue dengan lebih cepat.

“Ssleephh!.. slepph!.. srephtt!.. sreeppht!!” bunyi suara kontie gue yang terus sliding diantara himpitan bibir memek Dini yang semakin bassaahhh.

Dengan gempuran Dini yang dahsyat, meski sudah gue tahan-tahan untuk ga ngecrot, tetep aja kontie gue udah muntup-muntup mau keluar pejuh.

“Ooh shitt!!” umpat gue sambil kedua tangan meremas-remas pinggul Dini yang terus-terusan membombardir lonjoran batang kontie gue.

Tiba-tiba Dini berhenti menggoyang, tapi malah mengangkat pantat bohaynya itu rada keatas. Di pegangnya kontie gue sambil di kocok pelan dan mulai di arahkan menuju lepitan memek tembemnya..

Ohh God.. Gue sudah gemeter degDegan ga karuan kalau ternyata, sekarang ini adalah prosesi ngentot yang sesungguhnya. Dini mengulas-ulaskan kepala kontie gue ke belahan memeknya dari atas kebawah, dan mengusap-usapkan di tonjolan clitoris merah mudanya.

“Aaahh!!” desah kenikmatan gue dan Dini bersamaan.

Dini mulai mengepaskan kepala kontie itu ke lubang memek tembem yang terlihat sangat sempit.

“Shrept..” kepala kontie meleset kesamping.

“Shreept..” kepala kontie masih tetep meleset.

“Shrepttt..” malah meleset ke belakang dan menyenggol lubang anal Dini.

Fyuhh!! Susah banget memasuki relung rongga lubang memek tembem Dini.

“Pegang kontie lo yaa.. Dan jangan lo gerakin dulu..” ucap Dini sambil membuka belahan bibir memeknya dengan jari tengah dan jari telunjuk tangan kanannya.

Wow!! Lipatan bibir memek yang terkuak itu menampakkan isinya yang sangat menggoda. Merah mudaa segar dan terlihat berkilat basah. Tak lama kemudian diambilnya batang kontie berurat gue dengan jemari tangan kiri Dini, dipaskannya lagi dengan lobang memek tembem itu. Dini mulai menurunkan pantat dan,

“Sreepth!.. Sreptt!.. Sleeepph!!” kepala kontie gue mulai terbenam terjepit sangat erat di mulut memek tembem Dini yang mulai merekah tersumpal oleh kepala kontie gue.

“Aaahh!!!” teriak gue dan Dini bersamaan.

Gue teriak nikmat, tapi Dini teriak kesakitan.

Yaa Ampyuun!!.. Memek Dini sempit ga karuaann.

“Ssaa.kitt Renn!.. Lo ja.jjangga.n gerra.akh dulluuu..” bisik Dini seraya mengerenyitkan kening.

Setelah beberapa saat, Dini mulai menurunkan lagi pantatnya,

“Sleephh..” memeknya menelan kepala kontie bersama lehernya.

“Enna..akkhh.. Dinn!! Ouughhh!!” ucap gue dengan wajah penuh nikmat dan birahi demikian juga Dini.

“Iiiy..yaa Renn, konnt.toll lo berra..sshaa..hh bangg.ngettth..” ucap Dini gelagepan.

Dini mulai menggenjotkankan memek peretnya keatas kebawah sampai leher kontie gue.

“Uuuuggh Renn.. Ummphhfff!!” rengek Dini terdengar manja.

Gue cuma diam menutup mata, meresapi kenikmatan yang gue alami. Gue sudah ga kuat lagi, jepitan memek Dini terlalu nikmat buat gue. Ketika gue memegangi pinggul bahenol Dini untuk menekannya semakin dalam biar lonjoran batang kontie tertanam seutuhnya di dalam memek Dini, Dini menolaknya dengan halus.

“Not now beib, it’s not the right place to have the real sex.. Just feel it, okey..” ucap Dini lembut.

“Aaaghhh!!!” pekik gue ketika memek tembem Dini tiba tiba menggigit gigit, meremas-remas dengan sangat kuat di sekujur kepala dan leher kontie gue.

Dini tersenyum melihat reaksi gue. Semakin cepat Dini mengeluar masukkan kepala dan leher kontie dalam memek tembemnya, dan semakin kuat juga gigitan dan remasan mulut memek yang bergerinjal-gerinjal itu.

“Oough!! say..yaangg.. Gue mmaau.. kell..luarr!” ucap gue bergetar makin belingsatan.

Kontie gue sudah berkedut keras.

“Keluarin sayang.. Keluarin pejuhnya.. Yang banyak yaa..” sahut Dini sambil tetep mengocokkan memeknya ke kepala dan leher kontie gue.

Dengan timing yang tepat Dini langsung mencabut kontie gue dari memeknya, mengocok dengan cepat pula, dan mengarahkan kepala kontie ke bibir memek tak berjembie itu, sambil mengangkang tepat diatas alat kawin gue.

“OOUUGGHHH DINN!!.. GUE KEELLL.. UUAARRHH!.. AAARGGHHHH!!!” teriak gue sambil menyemburkan peju kental kearah memek tembem itu.

Dengan jemari lembutnya, Dini masih terus mengocok dan mengurut kontie gue.

“JRO0T! .. CROO0T!!.. JROTT!!.. CROOTTT!!.. JROTTT!!” semburan keras pejuh gue yang hangat dan kental menghantam berkali-kali ke belahan memek merah muda Dini.

“Auuwh.. Aaah!!” pekik Dini kecil sambil tersenyum ketika memek tanpa jembie itu terhantam pejuh.

Setelah berhenti menyemprotkan cairan kenikmatan, kontie gue langsung di kelomoh Dini dengan buas.

Di cleaning servis dengan lincah. Dari pangkal kontie diurutnya pelan-pelan untuk mengeluarkan sisa-sisa air orgasme. Lidah lancip yang menunggu di lubang kepala kontie itu akhirnya terlumeri oleh sisa pejuh yang ada di lonjoran batang konti gue. Dan di telannya dengan gerakan yang sensual. Perfect Job, Guy’s!!

Dini menjatuhkan tubuh telanjang bulat miliknya di sisi gue. Menyandarkan kepala di dada gue dan memelukkan tangan kirinya.

“Puas Renn? hmm?” tanya Dini sambil memejamkan mata.

“Iya Din.. You’re so greatt for me, gue puas dan seneng banget.. Hehe..” jawab gue sambil menatap wajah cantik Dini yang tampak kelelahan sehabis muasin gue.

“Hehe.. Gue juga thanks ya.. Oral lo sadis bangett..” balas Dini lembut.

Meskipun gue belum merasakan ngentot dalam arti yang sebenarnya dengan Dini, tapi hari ini adalah hari untuk pertama kalinya gue bisa melihat Dini telanjang bulat seutuhnya.

Gue bisa melihat, meraba, mengoral memek tembem tanpa jembie Dini yang selama ini selalu bikin penasaran. Terlebih, tadi gue juga sudah nyicipin betapa nikmat luar biasanya jepitan memek Dini yang begitu ketat di kepala kontie dan leher.

Over all gue puas!! Gue beranjak duduk dan melihat ke arah memek Dini.

“Pejuh lo banyak banget Renn.. Anget, kenteel lagi..” bilang Dini sambil meratakan genangan pejuh di celah memeknya. Begitu banyak pejuh kental itu melumer dan melelehi belahan memek peret kemerahan Dini.

“Udah ahh, jangan lo pantengin gitu memek seksi gue.. Nagih ntar lo!” ucap Dini genit sembari ngeloyor ke kamar mandi, setelah mengambil setelan bra dan cd dari dalam tas belanjaan.

Gue pun juga langsung beranjak ke lemari pakaian, nyiapin kaos babydoll rajut warna kuning gading buat Dini bergambar wajah idolanya.. Sang Legenda, Kurt Cobain..

Gue ngalamun ngebayangin apa yang gue alami dan rasain barusan, sambil menghisap dalam-dalam cerutu from Cuba oleh-oleh dari temen. Luar biasa jepitan memek tembem tanpa jembie Dini. Ga kebayang deh kalau tadi kontie gue beneran masuk seutuhnya hehe…

Setelah beberapa saat, “Bbrrrr..rr dingiin..” bilang Dini keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah, cuma mengenakan bra warna merah terang dengan model jaring-jaring yang ujung penutup puting pinkynya berbentuk lidah kecil The Rolling Stone’s, so kulit putih mulus yang membungkus bongkahan daging susu menerawang jelas! kontras dengan warna bra yang Dini kenakan.

Demikian halnya dengan g-string tipis penutup memek hanya selebar dua jari, yang juga berbentuk lidah dari the Rolling Stone’s. Pantat bohaynya yang besar terlihat begitu padet. Muke gilee cing!! Seksii bangeetts!..

Dini berjalan ke arah meja kecil di sudut kamar, mengambil sebatang rokok putih favorit dan membakarnya. Sesekali disisipkannya rokok putih di bibirnya yang tipis, ketika kedua tangan Dini sibuk mengoleskan handbody.

“Gimana Ren, underwear yang gue pake?” tanya Dini sambil memutarkan tubuh putih semampainya di depan cermin rias. Sesekali tangan berjemari lentik Dini membenahi letak cup bra pembungkus melon putih 36B yang menyembul.

“Busyeettt dah.. Menggairahkan banget ni bocah..” gumam gue dalam hati sambil memandang mili demi mili bagian tubuhnya yang terbalut underwear.

“Bagus banget Din, berkesan seksi dan berani.. Perfect!!” jawab gue dengan antusias sembari mendekat kearah Dini dari belakang.

Dengan tangan kiri berkacak pinggang, telapak tangan kanan diletakkan diatas kepala, dan lutut kaki kanan ditekuk sedikit. WoW.. Sumpah deh!!.. Dini Amalia bak model underwear profesional. Gue yang berdiri dibelakangnya pun tak kuasa untuk tidak mendekat, dan memeluk pinggang ramping Dini.

“Aaah..” desah gue ketika kontie yang belum di pakein boxer itu terselip di celah belahan pantat bohay Dini yang terasa hangat.

“Sayang.. Lo kok nafsuin siih?” tanya gue sambil menggesek-gesekkan batang kontie di belahan pantat Dini.

Sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher gue, Dini juga mulai menggoyang-goyang dan memutar-mutar pinggul, juga pantatnya.. Dahsyatt cing!!

“Iii.ihh kok ngaceng lagi sii? dasar bandel!” ujar Dini manja menggoda.

Jemari tangan kiri gue langsung menempatkan lonjoran batang kontie yang sudah ngaceng kebawah belahan memek Dini yang ber-g-string merah terang. Dini pun langsung menjepit kontie gue dengan merapatkan kedua batang paha mulus berbulu lembut itu saling menempel. Yuupz.. Kontie gue terjepit erat dan hangat diantara kedua paha tepat dibawah memek Dini.

“Uuughh, Din..” desah gue keenakan ketika merasakan hangat di sekujur lonjoran kontie, dan gue pun mulai menggerakannya maju mundur.

Ketika sedang asyik ber-foreplay, tiba tiba..

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5

“.. My Girl.. My Girrlll.. Dont Lie To Me, Tell Me Where Did You Sleep Last Night..” suara serak Kurt Cobain keluar dari speaker Hp Dini pertanda ada panggilan masuk.

“Aah.. Shitt!! ganggu aja neeh!!” gerutu gue ketika Dini melepaskan jepitan kontie dari himpitan pahanya.

Dini menatap layar Hp sebentar dan mengerenyitkan dahi juga mata yang jernih itu.

“Haloo.. Ngapainn?!” kata Dini ketus.

“Kamu dimana say? gua kerumah kok kamu ga ada, emang lagi dimana?” tanya seseorang diseberang telpon.

“Terserah gue lah mo ngapain kek, mau kemana kek, emang apa urusan lo?” dengan juteknya Dini menjawab sembari duduk di kursi dan menyelonjorkan tungkai batang kaki belalangnya yang putih licinn.

“Ayolah say jangan gitu dong.. Gua cuma pengen ngajak kamu jalan-jalan, makan, nonton atau apa kek.. Gua pengen nyeneng-nyenengin kamu say, karena gua sayang sama kamu dari dulu.. Masak kamu nolak perasaan gua ke kamu..” cerocos suara dari seberang telpon.

“Aahh.. Ga perlu lo seneng-senengin gue.. Gue juga udah seneng kok.. Ngapain lo repot-repot segala.. Lo suka sama gue? kalau gue ga mau sama lo trus kenapa? meski lo tajir, tapi lo musti ngaca! kelakuan lo kek gimana?! heh??” bilang Dini tajam.

“Jangan gitu dong say.. Gua selalu terbayang-bayang sama kamu, gua yakin kamu adalah soulmate gua..” rayu suara playboy cap kadal dari seberang telepon.

“Garing lo.. Basi tau ga!! Udah deh jangan ganggu gue lagi!!”sentak Dini.

“Asal kamu inget say, ke ujung dunn..”

“tut.. tuut.. tuuut..” suara sambungan terputus, ketika seseorang diseberang telpon sana belum kelar ngomong.

Yuupz.. Dini telah men-disconnect sambungan teleponnya.

“Aaahh, rese dah tuu cowok.. Ngejar-ngejar gue mulu..” gumam Dini kesal.

Gue yang mendengar semua obrolan barusan di telepon cuma nyengir, ngeliat si Peri kecil ngambek mengeluarkan wajah judes dan jutek itu.

“Ngapain lo cengar-cengir ga jelas kaya lukisan abstrak Basuki Abdullah?” tanya Dini dengan wajah merengut.

Waduh biyungg!.. Wajah gue di samain kek lukisan abstrak.. Busyeettt dah!.. Jiakaka!!..

“Duuch yang lagi ngambeeek.. Makin cantik dweech, nambah gemesiin.. Uhhuuiy!!” ledek gue becandain Dini ala komeng, sambil mengenakan boxer buat nyelimutin kontie. Dan Dini pun ngakak..

“Hahaha, muke lo jauuhh.”

“Biar ga beTe, neeh gue kasih sesuatu buat lo Din..” ujar gue seraya mengasihkan sebuah kaos babydoll rajut bergambar Kurt Cobain.

“Waah, keren banget neeh Renn.. Kurt Cobain fave gue.. Kaosnya juga lucu, rajut kerawang-kerawang menampakkan daleman kulit tubuh pemakainya.. Thanks banget yaa Reen!!” ucap Peri kecil gue riang gembira, dan langsung mengenakan..

Alamaak!! Sungguh match di pake Dini. Karena kaos babydoll rajut itu panjang nyampe diatas lutut, so Dini ga perlu pake celana ato rok lagi. Lagian yang bagian pinggang ke bawah tidak bermodel kerrawang-kerawang, jadi g-string merah terang Dini aman dari gangguan setan-setan yang terkutuk.

Ente-ente setan bukan juragaan?? Jiakakaka!!..

“Duuch.. Cantiknya diri kyuuu..” kata Dini lucu dan narsis dengan melenggak-lenggokkan tubuhnya.

“Haha.. Yuupz, lo emang cantik Din..” ucap gue jujur.

“Siapa dulu dong cowook nyaaa?” bales Dini sambil melirik ke arah gue.

Duuch gue jadi malu.. Hiihi..hihi.hiii..

“By the way, tadi siapa yang call lo Din?” tanya gue sambil ngidupin tipi.

“Ouw tadi tuh si Rudi.. Rese’ banget dah, gangguin and ngejar-ngejar cewek lo yang cakep ini terus-terusan..” terang Dini sekalian ga lupa narsis.

“Hmm.. Rudi?” tanya gue sambil bergumam.

“Iya, bocah tengil anak teknik yang belagunya ga ketulungan..” imbuh Dini.

Yuupz.. Gue tahu siapa Rudi. Cowok tattoo-an dengan tinggi sekitar 165cm berambut spike yang tengil, suka belagu mentang-mentang bokapnya tajir. Reputasinya memang buruk bahkan gosip yang beredar di lingkungan kampus, Rudi juga seorang drug user.

“Tenangg Din.. Selama ada gue, lo ga usah khawatir deh. Ga usah diambil pusing, oke!” kata gue nenangin Dini.

“Iya sayangg, tapi gue jadi beTe kalau dia main kerumah atau teleponin gue mulu.. Mana kalau pas ngobrol sama gue, tangannya celamitan lagi, fyuhh!” keluh Dini.

“Gampang, ntar hp lo biar gue kasih aplikasi penolak bala deh.. Gue jamin si Rudi ga bakalan bisa telpon lo lagi. Kalau tangannya celamitan, gampar aja muka nya!” terang gue rada jealous.

“Iya deh, thanks ya..” sahut Dini cepat.

“Eh ntar malem clubbing yuuk, mau ga lo?” tawar Dini.

“Hmm.. Gimana yaa? Bukannya gue ga mau Din, tapi gue sungkan sama Tante Mila juga Oom Tio kalau ngajakin lo maen mulu..” papar gue panjang X lebar.

“Hehe.. Good attitude, boy!” sahut Dini sembari ga lupa ngejitak gue.

Besambung ke Part-6

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5