Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5 ♥

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-5 – Baca part-4

Sementara itu, Dini sudah di kamar Reno dengan nafas terengah-engah bercampur horny.

“Fyuhh!.. Untung mereka ga nekat nge-gangbang gue..” gumam Dini sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Jemari lentik sebelah kanan Dini mulai mengusap-usap belahan memeknya sendiri dari atas kebawah dengan lembut.

“Sshhh.. Aahh..” suara desis kenikmatan keluar dari bibir tipis yang menggairahkan untuk di deep kiss itu.

Dini mulai memutar-mutarkan jari tengahnya ke bagian atas belahan memek, tempat di mana si kacang mungil alias clitoris bersembunyi. Jemari Dini itu terus menerus mengusap-usap clitoris agar terbangun dari tidurnya.

“Uuugh.. Enakk bangettt. Hmmphhh..” ceracau Dini lirih karena masih merasa malu kalau ke gap sama Reno bahwa dirinya sedang ber-masturbate ria.

Jemari tangan kirinya juga tampak mulai mengusap-usap dan meremasi buah payudara besar yang puting imut pinkynya mulai keras menegang.

“Oough yesshhh.. Feel’s good..” Dini mengerang seksi, tersiksa dengan nafsu birahi yang mulai tercipta. Wajah cantiknya memerah menahan gairah binal dari dalam dirinya sendiri.

Digosoknya semakin cepat memek tembem yang makin basah itu. Jemari tangan kirinya mulai membuka lilitan tali di bajunya, dan dengan tergesa-gesa, di keluarkanlah daging toked putih 36B itu yang sebelah kanan..

WoW!!.. Terjuntai sudah dengan begitu indah si toked berukuran besar dari kaos yang dipakainya.

“Oough God.. Aahhh..” suara Dini berubah serak ketika telapak tangan kirinya itu meremas-remas payudaranya sendiri dengan gerakan memutar.

Di pilin juga puting pinky yang sudah sedemikian keras mengacung..

“Sshhh.. Ouughh!!” desis Dini sambil terus mengulas-ulas clitoris memeknya semakin cepat. Dini mulai terlihat mengejang. Orgasme yang di dambakan Dini akan segera datang untuk memenuhi panggilan jiwa yang terbelenggu nafsu birahi.

Namun tiba-tiba…

“CkleekK..” pintu kamar mandi mulai terbuka, menandakan Reno sudah selesai mandi..

“Aahh.. Shitt!!! Kenapa harus sudah selesai mandi lo, Renn?!!” keluh Dini dan langsung melepaskan kedua jemari yang sedang bekerja di bagian memek dan bagian dada.

Tak lupa di masukkan juga toked yang tadi sempat terjuntai keluar. Dengan cepat, Dini langsung menelungkupkan tubuhnya ke ranjang dari posisi telentang, mencoba untuk mengatur nafas. Yuupz.. Dini masih terlalu malu kalau ketahuan orgasme by herself.

“Wuih si kunyuk malah molor neeh.. Mana pake acara narsis lagi molornya..” batin gue sambil menikmati paha mulus berbulu lembut yang terEkspos dengan jelas sampai selangkangan.

Masih dengan bertelanjang dada dan boxer putih, gue balikkan tubuh Dini pelan.

“Waduh biyung, kok wajahnya merona merah yaah?” batin gue heran.

Dengan perlahan, gue usap paha putih itu dari lutut ke atas, kearah memek. Bulu kuduk di paha Dini mulai meremang ketika tangan gue telah sampai pangkal paha. Gue merasakan bahwasanya celana yang di pake Dini sudah kerasa basah di bagian depannya..

AlamaakK.. Belahan memek tembem itu begitu jelas tercetak karena noktah basah yang ada tepat ditengah celananya. Ketika wajah gue semakin mendekat kearah memek Dini untuk mengukur panjang X lebar dengan posisi rada nungging ditengah-tengah kedua belah paha Dini, tiba-tiba..

“..Ciaattt!!.. Haakhh deeskkK!!” kedua paha mulus Dini mengapit kepala juga bahu gue dan membantingnya kearah samping.

“Hahahaha!!!” Dini ketawa ngakak ngeliat gue kaget.

“Aah rese’ lo Din, gue kan lagi mengagumi karya Tuhan yang begitu mempesona..” gerutu gue.

“Emang apa sii yang lo pantengin barusan? namanya apa coba? hmm?” bilang Dini mulai menjurus sambil tengkurap memandang wajah gue.

Anjrittt!! Karena kaos yang dipakai Dini dengan model krah melebar dipundak dan belahan yang menjuntai jatoh sampai ke belahan dada, maka tak pelak dengan posisi tengkurap itu bongkahan toked 36B nya terlihat sangat jelas bahkan lingkaran aerolanya pun ikut mengintip.

Ngacengg juragaan!! Gue sampai terpengarah dan meneguk ludah sewaktu melihat bongkahan sepasang melon putih itu..

“Eeh.. Eemm.. Namanya mmem.eekk..” jawab gue tergagap.

“Yeee.. Bilang memek tapi matanya ikut jelalatan ke toked gue juga..” sahut Dini sewot.

“Tadi waktu di mall, perasaan lo gimana Ren?” tanya Dini mengingatkan gue akan sebuah telenova yang sangat menggoda birahi.

“Degdegan.. Horny.. Mupeng karena acting lo sangat luar biaa..ss..ahh!!” pekik gue lirih. Karena bersamaan dengan itu, jemari lembut tangan kanan Dini mulai meraba dan mengelus kontie yang masih terbungkus boxer dengan pelan.