Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar

Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar

Ditengah rasa shocknya akibat ke gap lagi masturbasi oleh Ethan, Vani setengah tidak sadar kalau Ethan berjalan mendekat dan mengangkat tubuhnya ke pelukan Ethan.
Vani baru sadar ketika mukanya sudah dekat sekali ke muka Ethan, yang berkata “Kalo lo lagi horny, napa ga call gue aja. Gue selalu siap kok kalo buat elo” ujar Ethan.

Belum sempat Vani membalas ucapan itu, bibirnya sudah dilumat oleh Ethan. Vani gelagepan tapi tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Ethan yang kuat. Tidak butuh lama, nafsu Vani sudah menguasai akal sehatnya. Ciuman Ethan diimbangi oleh french kiss Vani yang basah dan panas. Tangan Ethan dengan aktifnya meremas-remas pantat Vani yang sekal dan menonjol.

Tiba-tiba Ethan melepaskan ciumannya “Van, kita pindah tempat yuk. Gue tau tempat yang lebih nyaman” kata Ethan agak tersengal-sengal. Tidak menunggu reaksi Vani, Ethan langsung menyeret tangan Vani keluar dari toilet.

Ethan sebenarnya tidak sengaja masuk toilet cewek, hanya karena toilet cowok airnya tidak ngalir. Tapi, begitu masuk suara lenguhan cewek terdengar bergema. Story selanjutnya, sudah Anda baca di atas. Vani blingsatan memperbaiki pakaiannya karena Ethan menarik Vani di sepanjang koridor, naik menuju ke lantai 4.

Walaupun Vani sebenarnya tidak perlu kuatir, karena koridor bangunan itu kosong. Ternyata Ethan mengajaknya menuju ruangan sekretariat forum mahasiswa manajemen, yang entah bagaimana Ethan punya kuncinya.

Setelah masuk ruangan, Ethan mengunci pintu lalu berdiri menghadap Vani “Buka baju lo Van” perintah Ethan.
Seperti dihipnotis, Vani langsung menurutinya. Pertama-tama belt besarnya dilepaskan, lalu satu persatu kancing kemejanya diloloskan, maka kemeja terusan Vani pun jatuh tergeletak di lantai.

Vani berdiri menantang tanpa sehelaipun benang menutupi, hanya bot coklat berhak semi tinggi yang tetap terpakai, yang malah membuat penampilannya semakin slutty.
Ethan pada saat yang sama juga sedang melepaskan celana dalamnya, untuk kemudian berdiri bugil dengan konthol setengah tegak.

“Sepong konthol gue Van” perintah Ethan.
“Uhh.. haruskah?” rajuk Vani, tapi tetap mendekat ke arah Ethan.

Vani berjongkok di depan Ethan, dan langsung menggenggam konthol hitam Ethan dengan tangan kanannya, lalu mulai mengocok. Kemudian tanpa ragu-ragu, Vani membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan konthol Ethan sampai setengahnya dan mulai mengemutnya.

“Ssshhh? gila.. enak Van..” desis Ethan keenakan sambil memegang kepala Vani dan menggerakannya maju mundur.
Konthol Ethan semakin membesar di dalam mulut Vani, dan membuatnya agak kerepotan melakukan blowjob pada konthol selebar 5cm tersebut.

Aroma konthol Ethan membuat libido Vani kembali naik ke level tinggi. Sambil melumat-lumat konthol, jari tengah tangan kirinya dengan aktif mengobel-ngobel mhemeknya sendiri. Keasikan masturbasi dengan mhemeknya, Vani malah lupa memblow job Ethan. Konthol Ethan cuma dipegang kuat-kuat, sedang Vani melenguh-lenguh keenakan.

Ethan yang kesal, langsung menyuruh Vani mengambil posisi doggy di atas kasur gulung yang ditebar oleh Ethan.
“Nungging Van, gue pengen nyodok lo dari belakang” perintah Ethan.
Vani melakukannya dengan patuh. Kedua tangan menahan body depan, kaki tertekuk, paha terbuka selebar mungkin, dan pantat ditunggingkan.

“Wow.. lo emang napsuin Van” ujar Ethan senang sambil menampar pantat Vani yang sekal dan bundar itu.
“Ahhh.. “ Vani cuma mengerang pelan karena tamparan Ethan.

Tanpa berlama-lama, Ethan langsung memasukkan palkonnya ke sela-sela bibir mhemek Vani yang sudah basah kuyup. Sambil memegang erat pinggul Vani, Ethan mulai menekan pinggulnya dalam-dalam.
“Heeppp? shit.. masih sempit aja ni mhemek” maki Ethan senang, sambil menekan agak keras sehingga setengah batang kontholnya amblas, SLEPP?

“Akkhhhhhh?. “ erang Vani agak keras, setengah kaget karena tiba-tiba mhemeknya disesaki oleh benda asing yang sangat tebal.

Sambil berusaha menoleh ke belakang, Vani memohon “Ayo Than, langsung dikocok.. Mhemek gue udah gatel banget nihh..” rengek Vani manja plus horny. Ethan semakin bersemangat untuk menggenjot Vani dari belakang.
Pantat Ethan dengan aktif mulai maju mundur, menghajar mhemek Vani dengan hujaman-hujaman kontholnya yang besar.

“Aaaahhhh.. haaahhhh? ouugggghhhh.. “ lenguh Vani.
“Hmmppff.. buseet? gatel di dinding mhemek gue rasanya digaruk-garuk enak banget? Gede banget konthol si Ethan.. Gillaaaa?.Mau tereak aja rasanya? aahhhhh..” batin Vani yang semakin terbuai nafsu birahi.

Akibat pompaan Ethan, tubuh Vani terguncang-guncang maju mundur dengan kuatnya. Tokednya yang 36C tanpa ampun bergoyang-goyang heboh tak tentu arah. Ethan yang tidak puas cuma meremas-remas pantat Vani, menggapaikan tangannya untuk meraih toked Vani yang bergoyang bebas.

Sambil meremas-remas sepasang daging kenyal bundar dada Vani, Ethan menceracau keenakan “Gillaa.. toked lo besar banget Van? Lo demen kan gue remes-remes gini..”.
Ethan tak perlu jawaban langsung, karena lenguhan Vani yang semakin keras sudah menunjukkan betapa Vani juga menikmati setiap remasan di tokednya.

Tidak sampai 5 menit digempur dengan doggy style, tubuh Vani sudah menegang. Lenguhannya semakin keras “Ahhh.. ouuuggghhhh.. yahh.. yahh.. cepetin Than.. cepetin ngocoknya..Ahh..ahhh..” Vani mencerocos di sela-sela erangannya. Memenuhi request Vani, Ethan meningkatkan RPMnya.

Dan…”OUUUUUUGGGGHHHHHH??. GUE KELUAR.. GUE KELUAR?.AAAHHH?” jerit Vani sambil mengejan-ngejan. Ethan merasakan ada semprotan pelan di kontholnya. Diturunkan kecepatan kocokannya, untuk membiarkan Vani cooling down dan ambil nafas dulu.

“Hah.. hah?hah? gila.. enak banget.Than..” ujar Vani yang nafasnya masih tersengal-sengal. Ethan pelan-pelan mencabut kontholnya. Walaupun sudah pelan-pelan, tetap saja Vani terpekik kecil ketika konthol itu dicabut.

“Auh.. kok dicabut?” tanya Vani kaget. Ethan tidak berkata apa-apa, tapi langsung membalikkan tubuh Vani sehingga terlentang. Toked Vani yang menggunung indah menjadi sasaran lumatan bibir Ethan.

Sambil meremas-remas dengan kuat, puting Vani dijilat-jilat dan dipermainkan dengan lidah oleh Ethan. Libido Vani langsung naik lagi. Bahkan rasa gatal di mhemeknya kembali dengan lebih hebat.
“SShhhhhh? hhmmppfffff? “ desis Vani keenakan karena tokednya sekarang sedang dikenyot dan dihisap kuat-kuat oleh Ethan.

“Haahh.. hahh? Than, gue mau diatas ya” pinta Vani.
“Hehe gue emang pengen ngerasain goyangan lo Van” akur Ethan dengan usul Vani. Ethan terlentang dan Vani mengangkang di atasnya, mulai mengarahkan konthol Ethan ke lubang mhemeknya. Tanpa kesulitan batang konthol tersebut amblas langsung 3/4nya.

“Heekkhhhhhh? uuuuhhhh? gede banget sihhh?” runtuk Vani yang matanya sampai terpejam karena kenikmatan yang dirasa ketika batang gemuk tersebut menerobos dan menggesek dinding-dinding mhemeknya yang licin.
Vani langsung mulai menggoyang pinggulnya dengan gerakan naik turun, sambil tangannya bertelekan di perut sixpack Ethan.

Slepp.. slepp.. sleppp? bunyi gesekan konthol dengan dinding becek mhemek Vani.
“HHHhhhmmm? hhaahhhhh?. Sshhhhhh?” desah Vani menikmati setiap sentuhan.

Karena Vani diatas, dengan mudah dia mengarahkan sentuhan-sentuhan konthol Ethan ke titik-titik yang Vani suka. Sekarang konthol Ethan amblas seluruhnya, dan Vani mulai melakukan gerakan maju mundur, dan diselingi oleh gerakan pinggulnya yang memutar-mutar. Sensasinya? Luarr biasaaa? Ethan merasakan kontholnya dipilin-pilin, dan diremas-remas dengan enaknya oleh cengkraman dinding-dinding licin yang panas mhemek Vani.
“Ahhh.. hhaaahhh? gillaa mhemek lo enak bener Vannn?.” erang Ethan yang sampai merem melek saking enaknya.

Lebih cepat dari ronde pertama, Vani sudah hampir mencapai orgasmenya lagi. Konthol Ethan menggesek-gesek tepat di titik g-spot Vani. Rasa gatal yang sangat hebat terasa mengumpul disekujur selangkangan Vani, membuat Vani semakin blingsatan goyangannya berusaha menggaruk setiap titik gatal tersebut.

Ethan yang tau Vani akan mencapai orgasmenya lagi, mempercepatnya dengan meremas tokednya yang tergantung bebas sambil memilin-milin putingnya.
Betul saja, detik berikutnya Vani merasakan ledakan kenikmatan muncrat di lubang senggamanya “OOOAAHHHHHH??. AAAAAUUHHHH?. OUHH? Ouuhhhh?. hmmmmppffffff?” jerit Vani penuh kepuasan.

Tubuh Vani bergetar dengan hebatnya, dialiri sengatan listrik orgasme yang bersumber dari mhemeknya dan menyebar ke seluruh tubuh. 15 detik setelah gelombang klimaksnya berlalu, Vani menjatuhkan diri di atas tubuh Ethan. Nafasnya masih tersengal-sengal.

Ethan yang sudah merasa tanggung, tidak lagi menunggu Vani siap. Tangan Ethan menggapai pantat Vani dan mengangkatnya sedikit, agar ada sedikit celah antara selangkangannya dengan selangkangan Vani. Ethan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, karena kontholnya masih menancap dalam di mhemek Vani. Ethan mengocok dengan cepat.

Plak..plak.. plak.. slep..slepp. sleppp.. bunyi benturan kontol Ethan dengan mhemek Vani, ditingkahi oleh kecipak becek cairan mhemek Vani.
“Ahh.. ahh. Thann.. tung? tunggu? jangan dikocok lagi.. ngiluu..” rengek Vani lemas.

Tapi, Ethan malah mempercepat kocokannya. Tapi, ternyata akibat kocokan ini, rasa ngilu di mhemek Vani cuma tarasa sebentar. Sekarang malah rasa gatal itu kembali dengan lebih hebat lagi. Tanpa diduga, gelombang orgasme yang lebih dahsyat dari sebelumnya meledak di selangkangan Vani.

“HIAAHHHHHH?..AAAAHHHHH? OUUFFFHHHHHH?. GUE KELUAR LAGI THANNNN” pekik Vani yang mencapai orgasmenya lagi dengan mata terpejam kuat dan tangan meremas pundak Ethan kencang-kencang.
“Hahh.. hah?. Gila.. gila.. gue keluar lagii?” desah Vani lemas.

Ethan bergerak menggulingkan tubuhnya, sehingga sekarang Vani yang ditindih.
“Than.. time out.. time out..Gue nyaris pingsan nih..” Vani memohon dengan suara lemas.
“Sorry Van, gue udah nanggung banget nih. Tahanin bentar lagi ya. Gue udah mo keluar juga kok” kata Ethan dengan nafas memburu karena birahinya sudah diubun-ubun kepala.

Tanpa menuggu persetujuan Vani, Ethan langsung tancap torsi tinggi dalam posisi misionaris. Konthol Ethan menghujam mhemek Vani tanpa belas kasihan. Keluar masuk dengan cepat, berputar-putar, mengobel-ngobel dinding mhemek yang sempit dan semakin banjir itu. Tanpa bisa ditahan, Vani mengalami orgasmenya yang entah untuk keberapa kali.

“ETHANNN? GUE YANG KLUARR NEEHHHH? EEHHHHHHHHMMMMM..” teriak Vani kesal tapi penuh kenikmatan, sambil kelonjotan di bawah tubuh Ethan.

Ethan mencabut kontholnya, diiringi lelehan banjir peju dan cairan mhemek Vani. Ethan langsung mengambil posisi di atas perut Vani, dan menjepitkan kontholnya di sela-sela toked biadab Vani. Kedua telapak tangan Ethan merangkum kedua bongkah susu ranum tersebut, dan menjepitkannya kuat-kuat ke kontholnya yang sudah hampir meledakkan peju.

Konthol Ethan dikocok dengan cepat di sela-sela toked Vani “Ouuh.. I lovee tits fuck..” lenguh Ethan kenikmatan.
Tak sampai setengah menit, Ethan merasakan ada gerakan aliran dari pangkal batang kontholnya menuju ke palkonnya.

Rasa gatal di palkonnya pun semakin menghebat. Dan ledakan orgasme Ethanpun terjadi juga “OOOOOHHHH? SHIIITTTTT??” lenguh Ethan keras.

Semprotan peju langsung menembak. Lelehannya memenuhi toked dan wajah Vani. Selama beberapa saat Ethan menikmati kenikmatan di klimaksnya tersebut, sambil pelan-pelan membersihkan kontholnya di belahan toked Vani. Kemudian Ethanpun langsung terbaring lemas di samping Vani.

Hampir 3 menit tidak ada yang berbicara. Hanya nafas memburu yang terdengar semakin perlahan, seiring lewatnya badai kenikmatan seksual. Ethan memiringkan badannya dan langsung menatap Vani.
“Gue pikir lo udah ga mau lagi ngenthot sama gue Van” ujar Ethan sambil nyengir nakal.

Muka Vani bersemu merah, tapi masih berusaha menjawab dengan ketus “Gue kepepet. Lagi horny habis, ga ada partnernya”.
Ethan masih keras kepala “Udah deh. Akuin aja.. si Albert juga ga bisa muasin kaya gue kan?” ujar Ethan dengan PeDenya.

Walaupun itu benar, Vani gengsi mengakuinya “Huu.. siapa bilang”.
Tapi, ucapan Ethan berikutnya mengejutkan Vani “Lo mau ga jadi fuck buddy gue?” “Hah? Maksud lo?” tanya Vani.
“Iya.. fuck buddy. Kalo lo butuh seks, lo bisa ajak gue. Begitu juga sebaliknya. Tapi cuma sebatas seks. No other commitment. Jadi cowok lo tetep Albert. Ok ga?” terang Ethan.

Vani agak bimbang menjawabnya. Kalau mengikuti kata hati (dan kata mhemek), Vani jelas maulah. Cuma gengsi kalo langsung mengiyakan.

Tiba-tiba Ethan menyosor bibir Vani dan melumatnya. “Gue anggap diem lo itu tanda setuju”. Sambil membalas lumatan bibir Ethan, fantasi Vani mulai membayangkan petualangan seks macam apa lagi yang akan dialaminya bersama Ethan.

Baca juga Kisah Ethan lainnya.

Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar