Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar

Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar

Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar – Ini cerita sambungan dari cerita Vani yang berjudul “Peju Siapa Ini?“. Jadi, kalau belum baca part 1-nya, mending baca dulu. Enjoy 😀

——————————————————

Waktu menunjukkan pukul 13.30 ketika Vani tiba Plaza Tendean, tempat janjian ketemuannya dengan Roland. Ketika di sms Vani bilang bahwa Vani pengen ketemuan, Rolland langsung menelpon. Rolland sebenarnya sudah bisa menebak alasan kenapa Vani minta ketemuan. Bagaimanapun, mereka pernah jalan bareng selama 6 bulan.

“Ok deh Van, kita ketemuan di Plaza Tendean saja ya, kan lumayan di tengah-tengah tuh” kata Rolland di telepon. Vani mengiyakan.
Lalu Rolland menambahkan “Tapi, gue mau lo berpakaian seperti ini?”.

Vani mendengarkan ucapan Rolland, lalu wajahnya memerah jengah.
“Ih, gila lo ya Land” kata Vani tersipu.
“Mau nggak?” balas Rolland nakal.
“Ya udah deh” jawab Vani pasrah, timbang ga jadi ketemuan dengan Rolland.

Dan disinilah Vani, menunggu Rolland yang masih dalam perjalanan. Orang-orang melihat seorang cewek cukup tinggi, berambut pendek warna brunette turun dari taxy, mengenakan kemeja terusan warna khaki. Belt coklat besar menghiasi pinggangnya, dan boot pendek yang sewarna dengan belt-nya menutup kakinya.

Kemejanya yang tidak terkancing 2 kancing atasnya menunjukkan belahan toked putih Vani yang membusung. Vani masuk ke café **** dan langsung pesan minuman, lalu duduk manis di pojok café. Para karyawan & pengunjung café memandang cewek yang duduk di pojok begitu jutek dan dingin, sehingga tidak ada yang mengganggu.

Padahal, situasi diri Vani bertolak belakang dengan tampilan luarnya. Jantungnya berdebar kencang dan nafasnya agak tidak beraturan, akibat nafsu birahi yang menggelora sejak siang tadi. Mengapa si lonte ini belum-belum sudah horny habis seperti ini? Silakan baca runtutan peristiwa hari kemarinnya dan 2 jam sebelumnya di sini.

“Sialan Rolland lama banget sih. Gue jadi makin deg-degan jadinya. Aduuhh..mana mhemek gue berkedut-kedut terus. Makin basah deh?” runtuk Vani dalam hati tak berdaya mengekang nafsu birahinya.

Padahal Rolland cuma terlambat sekitar 5 menitan. Vani berupaya mengalihkan perhatiannya dengan mengecek status FBnya di HP.
Tiba-tiba ada seseorang sudah berada di samping Vani dan langsung menyapa “Hai Van. Sory agak telat ya” sapa Rolland.

Agak kaget Vani mendongak ke samping, dan dengan senangnya bangkit untuk memeluk dan mengecup ringan pipi cowok tersebut.
“Ih tambah gemuk aja lo” ujar Vani genit. Rolland memang berperawakan agak gemuk. Keliatannya, kerjaannya yang di belakang meja, memanjakan perut dan tubuhnya.

Mereka langsung beranjak pergi menuju tempat mobil Rolland di parkir. Rolland melirik ke arah Vani yang menggelayut manja di lengannya. Karena Vani sekepala lebih rendah dari Rolland, dengan mudah Rolland melihat ke belahan toked Vani yang menantang.

“Ehm, keliatannya lo ngikutin request gue nih” kata Rolland dengan seringai nakal.
“Hu-uh.. Iya, gue ga pake BeHa” rajuk Vani manja dan agak tersipu.

Rolland terkekeh puas. Akibat tidak memakai BeHa pulalah, nafsu Vani semakin tak tertahannkan. Rasa khawatir orang-orang bakal tahu kalo tokednya cuma ditutupi sehelai kain tipis kemejanya, dan gesekan halus bahan kemeja pada putingnya, membuat puting Vani menegang horny.

Mobil Rolland di parkir di basement yang sepi. Tak ada petugas parkir yang berkeliaran seperti halnya di mall-mall besar. Begitu Vani masuk dan duduk di sebelah Rolland, Rolland langsung meraih kepala Vani, dan melumat bibir sensual Vani dengan penuh nafsu. Vani meladeni ciuman Rolland dengan nafsu yang tak kalah hebatnya.

Hampir semenit kedua insan penuh birahi ini saling melumat bibir, memainkan lidah di mulut pasangannya dan diselingi gigitan kecil di bibir bawah. Nafas Vani semakin memburu dan jantungnya berdebar makin kencang, ketika tangan kanan Rolland dengan bebasnya masuk ke balik kemejanya dan merengkuh toked sebelah kirinya dengan ganas.

“Uuuugggnnnnnnn?” desah Vani refleks keluar begitu merasakan tokednya diremas-remas oleh Rolland. Tubuh Vani jadi menggelinjang kecil ketika putingnya dijepit kuat oleh jari Rolland, dan dipilin-pilin.

Tidak peduli mereka sedang di tempat umum, Rolland membuka 2 kancing lagi dari kemeja Vani dan menyibakkannya ke samping. Kedua buah melon segar berwarna putih muncul ke permukaan, menantang pandangan Rolland. Puting Vani yang besar sudah mengacung tegak sebagai indikator empunya sedang dilanda libido tinggi.

Mata Rolland melotot demi melihat sepasang toked yang besar dan indah tersebut.
“Gila, makin gede aja toked lo Van. Cowok lo pasti rajin nggarap toked lo ya” ujar Rolland tersengal-sengal penuh nafsu.

Vani bersemu merah dan tidak sempat menyelesaikan jawaban karena kedua tangan Rolland langsung maju dan meremas kedua tokednya kuat-kuat.
“Gitu ddee?hmmppffffffff..sssshhhh..” desah Vani lebih erotis lagi.
Sambil jari-jarinya memutar-mutar bongkahan toked Vani dan memilin-milin putingnya, Rolland berkata “Buka paha lo Van, gue pengen lihat lo pegang janji ga”.

Sambil tetap mendesah-desah menahan kenikmatan di dadanya, kedua tangan Vani bergerak untuk melepaskan 2 kancing terbawah kemeja terusannya, kemudian menyibakkannya ke samping. Rolland dengan jelas melihat gundukan montok mhemek Vani yang berjembi tipis di puncak belahan mhemek itu.

“Hehehe.. pasti lo horny habis disepanjang jalan karena ga pake BeHa dan CD ya Van” kekeh Rolland penuh kemenangan.
“Buka paha lo” perintah Rolland sambil tangannya membuka paha putih mulus Vani. Jemari Rolland langsung meremas kedua bongkah bakpao montok tersebut.

“Aiieehhh?..Ahhhhh?” pekik Vani kaget. Dari selangkangannya seolah ada kejutan listrik yang langsung bergerak menyebar ke seluruh tubuhnya. Apalagi Rolland tidak berhenti sampai meremas-remas saja, jari tengahnya langsung menyelusup masuk ke belahan bibir mhemek Vani dan langsung dikocok.

“Ahhh.. ahhhh? sssshhhhhh?. “ Vani menggeliat-geliat keenakan, karena mhemeknya yang sudah gatal dari 2 jam yang lalu mendapat pemuasannya dengan garukan-garukan cepat jari Rolland.

“Busett.. udah banjir mhemek lo Van. Jiwa lonte lo jadi makin parah saja” seringai mesum Rolland menghiasi wajahnya. Jari tengah Rolland makin cepat mengocok mhemek Vani.
Vani meremas kuat bahu Rolland dan kepalanya menggeleng-geleng resah “Auhh.. ahhh.. Landd? chukup L..aannd? Jhang..jangan di sini dhonng?aahhhh?” rengek Vani tengsin campur horny, karena takut ke-gap satpam.

Rolland menghentikan kocokannya dan mengeluarkan jari tengahnya dari mhemek Vani. Sambil menjilati jari tengahnya yang basah oleh cairan mhemek Vani tersebut, Rolland berkata “Hehe gue setuju. Gue juga udah ga tahan ngenthotin lo Van. Gue udah book kamar di hotel depan situ”.

Rolland menghidupkan mesin dan mulai bergerak meninggalkan parkir Plaza, sementara Vani memperbaiki kondisi pakaiannya yang terbuka dimana-mana.

Cerita Dewasa – Tidak Lari Orgasme Dikejar