Cerita Cinta – Chapter 63 . Corupted Heart [Part 2]

Chapter 63 .  Corupted Heart [Part 2]

 

 

Fika : Ren
Dengan nada lemah fika memanggil gw. Menatap fika yang terbaring sakit membuat gw sendiri merasakan sakit itu sendiri. Kenapa bukan gw saja yang berada diposisi itu.

Gw : ada apa fik

Fika : jangan kasih tau orang tua gw ya ren.

Gw : loh fik

Fika : Gw mohon ren, tolong jangan kasih tau. Kamu ambil buku tabungan aku di laci dalam lemari pakaian gw. Lo pakai uang itu buat bayar tagihan disini.
Entah apa maksud dari fika menyembunyikan ini dari keluarganya. Gw hanya bisa mengiyakan permintaannya. Gw menyuruh mbak may untuk menjaga fika selagi gw kerumah fika buat mengambil beberapa pakaian dan buku tabungannya. Sesaat dijalan gw mengecek handphone gw, terlihat ada 9 panggilan tidak terjawab dan beberapa pesan singkat darinya. Mungkin saat ini ciko sedang marah besar ke gw karena gw tidak bisa menepati janji akan datang ke grand opening cabang café mereka yang baru.

Gw : Halo cik

Ciko : sumpah asli, parah lo jadi temen.

Gw : maafin banget cik, tapi gw beneran gak bisa datang

Ciko : Kenapa ? gara-gara bos lo yang nyuruh lo lembur lagi ? parah lo

Gw : Fika cik, fika masuk rumah sakit

Ciko : seriusan lo ? sakit apa doi ?

Gw : kanker hati, tapi masih dugaan. Besok mau di check up lagi.

Ciko : ya udah lo sms in gw diruangan mana lo sekarang. Habis acara gw langsung kesana.

Gw : ya, ntar gw sms in. gw lagi dijalan.
Sesampainya dirumah fika, gw langsung memilih beberapa baju ganti. Setelah mendapatkan buku tabungannya gw langsung kembali kerumah sakit. Ketika gw tiba dirumah sakit fika terlihat sedang tidur. Sepertinya aspirin yang diberikan dokter bekerja dengan baik. Gw hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga fika diberikan kesehatan saat itu. Tak berapa lama ciko dan laras datang mengunjungi.
Ciko : sory gw tadi marah-marah ren, gw gak tau kalau bakal begini kejadiannya

Gw : gw yang salah cik

Laras : aku masuk dulu ya
Laras masuk untuk melihat keadaan fika. Sedangkan ciko menemani gw duduk di luar.
Ciko : kanker hati ya, berat-berat

Gw : iya cik

Ciko : penyakit orang kaya emang gak ada yang murah ya. Beda dengan penyakit orang miskin yang dengan obat warungan bisa sembuh.

Gw : seandainya aja gw yang berada diposisi fika. Entah kenapa rasanya gw gak tega ngeliat fika kesakitan begitu. Lebih baik gw yang berada diposisinya.

Ciko : hoy-hoy, jangan nangislah
Tanpa sadar air mata gw menetes begitu saja. Bahkan gw tidak menyadari air mata gw yang sudah menetes itu. Padahal baru kemarin dia datang kerumah dengan wajah ceria, bercerita tentang skripsinya dan tentang masa depan kita.
Ciko : terus keluarganya udah lo kasih tau ?

Gw : fika nyuruh gw buat tidak ngasih tau ke keluarganya masalah penyakit ini cik

Ciko : sudah gw duga

Gw : maksud lo cik ?

Ciko : sepertinya fika takut kalau keluarganya tau tentang penyakit ini, fika bakal dibawa ke thailand. Lo tau sendiri, ini kanker ren. Penyakit yang sudah banyak menelan korban ren.
Mungkin dugaan ciko benar. Tapi sepertinya gw tetap harus kasih tau keluarganya fika perihal keadaan fika sekarang. Gw gak mau bila nanti fika kenapa-kenapa dan keluarganya tidak tau.
Ciko : terus uang lo ada buat biaya pengobatan ?

Gw : tabungan gw masih ada, fika juga baru menyerahkan buku tabungannya ke gw.

Ciko : misalnya lo ada masalah biaya lo hubungin gw aja ren. mungkin memang gak seberapa, tapi gw bakal bantuin sebisa gw.
Tampak laras keluar dari ruangan.
Laras : fikanya lagi tidur

Ciko : oh, balik aja kalau gitu kita.

Gw : oh iya cik lo naik motor ?

Ciko : enggak, gw naik mobilnya laras.

Gw : gw bisa minta tolong gak, tolong anterin mbak may balik ya.

Ciko : bisa-bisa

Gw : yaudah gw ngomong ke mbak may dulu
Karena diruangan ini hanya memiliki satu ranjang buat pasien dan satu ranjang lipat untuk keluarga jadi gw memutuskan untuk bergantian menjaga fika dengan mbak may.
Gw : mbak may, mbak ikut mas ciko balik ya. Besok pagi-pagi sebelum aku kekantor aku jemput mbak. Kita gantian aja jaga fika

Mbak Maya : iya mas
Gw membantu may membawa barang bawaannya dan mengantarkannya ke ciko yang sudah menunggu.
Gw : titip mbak may ya

Ciko : ya lo juga jaga kesehatan lo ren. besok gw kesini lagi nemenin lo

Gw : sore aja lo kesini, jadi ada yang jagain fika pas gw absen kekantor

Ciko : yaudah besok sore gw kesini.
Fika terlihat tidur dengan nyenyak. Entah apa yang sedang dia mimpikan sekarang didalam tidurnya itu. Gw mengisi waktu gw dengan mengerjakan laporan-laporan yang harus gw selesaikan. Hanya lampu tidur yang menerangi kamar ini, cahaya dari layar laptop membuat gw tetap terjaga malam itu. Hingga sekitar pukul sebelas malam gw masih sibuk dengan laporan-laporan gw.
Fika : ren
Fika terbangun dari tidurnya, memanggil nama gw dengan lemah. Gw langsung mendatangi fika.
Gw : ya fik ?

Fika : mau pipis
Gw membantu fika berdiri kekamar mandi. Fika berjalan dengan tertatih-tatih, kaki-kaki yang biasanya tidak bisa diam ini sekarang tidak seaktif dulu lagi. Untuk menahan badannya sendiri saja sekarang kaki ini seperti sudah tidak memiliki tenaga itu lagi. Untuk dapat buang air kecil saja gw harus membantu fika melepaskan celananya. Entah kemana perginya tenaga-tenaga yang selalu membuat fika selalu ceria itu. Kini yang ada hanyalah fika yang terbaring lemah diatas ranjang.

Gw mengambil kursi dan membawanya ke samping ranjang fika. Gw ingin mejaganya hingga dia kembali tertidur.
Fika : lembur lagi ren ?

Gw : iya fik

Fika : keknya ini karma buat aku ren.

Gw : jangan ngomong gitu, kamunya berdoa aja.

Fika : apa Allah mau mengampuni perempuan seperti aku ren ?

Gw : Allah itu maha pengampun fik. apapun doa mu pasti akan terdengar olehnya

Fika : seorang perempuan yang dulunya seorang pemabuk. Aku selalu menghabiskan waktu di tempat dugem dan meminum beberapa botol minuman beralkohol setiap malamnya. Bahkan dulu hampir setiap hari sebelum berangkat kuliah aku selalu meminum beberapa gelas minuman beralkohol. Mungkin ini memang hukuman yang tepat buat aku ren.

Gw : berdoalah fik, Allah pasti mengampunimu.
Mata gw memerah mendengar cerita fika. Mungkin terdengar seperti Tuhan tidak adil. Disaat fika masih di dalam kegelapan hatinya, Tuhan hanya membiarkannya begitu saja. Tapi kini setelah dia mencoba untuk memperbaiki semua kesalah di masa lalunya, Tuhan malah memberikannya cobaan yang berat.
Fika : Ren, kamu mau ajarin aku solat gak ?

Gw : tentu aja gw mau, tapi jangan malam ini ya. Malam ini kamu harus istirahat, kamu butuh tidur, besok aku akan mengajarimu bagaimana untuk solat sambil tiduran.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali gw menjemput mbak may. Gw meminta mbak may untuk sementara menjaga fika selagi gw kekantor untuk absen dan berharap mendapatkan ijin dari mayke untuk tidak masuk kantor hari itu.

Seusai absen gw langsung menghadap keruang mayke untuk mendapatkan ijin pulang. Mendengar cerita gw mayke langsung mengijinkan gw untuk pulang cepat hari ini. Tapi gw harus tetap balik kekantor sore harinya untuk kembali absen. Mayke tidak ingin atasannya tau kalau gw bolos. Karena kalau gw tidak absen jelas gaji gw akan terpotong bulan ini.

Setibanya gw dirumah sakit, gw langsung menemui dokter untuk mengurus check up lanjutan untuk fika. Kini check up nya lebih intensif dibanding check up sebelumnya. Butuh waktu sekitar satu jam hingga akhirnya fika kembali kekamar. Disaat gw dipanggil keruang dokter, rasanya hati gw berdetak sangat kencang. Entah apakah gw siap menerima hasil check up fika itu. Perlahan gw memasuki ruang dokter
Gw : permisi

Dokter : masuk
Dokter lalu memperlihatkan beberapa hasil rontgen dan hasil check up tadi.
Dokter : Kanker yang tumbuh dihati ibu fika masih dibawah 3cm. jadi kita masih melakukan operasi pengangkatan bagian tumor itu.

Gw : kapan dok bisa dioperasinya ?

Dokter : tapi kita akan memberikan kemoterapi sebelumnya kepada ibu fika. Kita takut kalau ada kanker lainnya yang menjalar, setelah kemoterapi baru kita melakukan operasi pengangkatan bagian tumornya.

Gw : kalau boleh tau apa ada efek sampingnya dok ?

Dokter : tentu semua pengobatan ada efek samping. Kemoterapi pengobatan yang melalui impus, jadi mungkin saja akan menimbulkan efek samping yang berbeda-beda pada tiap tubuh pasien.

Gw : kalau operasi pengangkatan tumor tadi dok ?

Dokter : kalau itu kita akan memotong sebagian kecil hati ibu fika. Mungkin tidak akan menimbulkan efek samping bila bagian hati lainnya dari ibu fika masih bisa menutupi kerja dari bagian hati yang diangkat. Tapi bila bagian hati yang lain tidak bisa menutupi sistem kerja dari yang dipotong itu kemungkinan akan terjadi gagal fungsi hati.
Tangan gw terasa lemas dan kepala gw terasa ringan mendengar penjelasan dokter. Betapa mengerikannya penyakit yang sedang fika idap sekarang ini

 

Created BY : Biji.Salax KASKUS