Cerita Cinta – Chapter 64 . Corupted Heart [Part 3]

Chapter 64 .  Corupted Heart [Part 3]

 

 

Seminggu sudah fika menjalani rawat inap, seminggu pula gw selalu terjaga setiap malamnya. Kantong mata sudah hampir sebesar jari gw. Hampir setiap hari di istirahat makan siang gw selalu tidur dipantry untuk sekedar melepas kantuk yang sudah tidak bisa ditahan lagi. Terkadang-kadang gw juga mencuri-curi jam kerja untuk tidur, walau awalnya gw terkena tegur oleh atasan gw. Tapi pada akhirnya karena gw selalu menyelesaikan pekerjaan gw, akhirnya kadang-kadang gw diperbolehkan tidur di jam kerja.

Semenjak proses kemoterapi dimulai gw juga memulai hidup gw sabagai kalong. Sepertinya proses kemoterapi begitu menyakitkan, sehingga fika sering terbangun saat malam hari. Semenjak saat itu gw selalu terjaga disetiap malam. Menyelesaikan pekerjaan kantor gw dimalam hari untuk mengisi waktu gw, sehingga gw bisa sedikit santai saat dikantor.

Sekitar pukul sembilan saat fika sedang tertidur lelap gw selalu kedepan Rumah Sakit. Sekedar menghisap beberapa batang rokok, asap putih ini selalu bisa membuat pikiran gw sedikit lebih tenang. Entah racun apa yang mereka buat hingga asap putih ini seolah-olah membawa semua masalah gw bersama asap yang keluar dari mulut gw.
Gw : ah habis sudah rokok
Habis sudah bungkus kedua rokok gw. Ini adalah rekor bagi gw dalam seminggu sudah menghabiskan dua bungkus kotak rokok. Biasanya gw hanya merokok bila sedang banyak pikiran atau si kampret ciko memaksa gw untuk menemaninya merokok.

Gw pergi ke toko kelontong yang banyak berjejer didepan rumah sakit. membeli sekotak rokok dan pergi kesebuah warung kopi yang ada tepat disebelahnya.
Gw : Mas kopi hitamnya satu
Ucap gw kepada pria yang sudah berumur penjaga warung kopi ini. Warung kopi ini tidak pernah terlihat sepi setiap malamnya. Beberapa orang yang keluarganya dirawat sering kesini, karena diarea rumah sakit tidak diperbolehkan untuk merokok.

Setelah menghabiskan segelas kopi hitam yang pekat dan beberapa batang rokok gw langsung kembali kekamar. Sepertinya sudah cukup doping untuk kembali bekerja lagi malam ini. Banyak sekali laporan yang gw harus selesaikan untuk minggu depan.

Perlahan-lahan gw membuka pintu kamar, berharap tidak membangunkan fika yang sudah tidur nyenyak daritadi sore.
Fika : Hey Ren
Suara fika pelan terdengar sesaat gw menutup pintu.
Gw : eh fik, dah bangun

Fika : darimana ren ?
Gw langsung mengisi segelas air putih kedalam gelas untuk gw berikan kepada fika yang baru saja bangun. Dia pasti akan haus setelah tidur daritadi sore.
Gw : dari warung depan, nih minum dulu.
Gw meninggikan ranjang fika agar sandarannya lebih tegap. Terlihat banyak sekali rambut fika yang rontok dipinggir bantalnya efek dari proses kemoterapi. Wajahnya terlihat semakin lusuh dan badannya yang semakin mengurus setiap harinya.
Fika : kamu habis ngerokok ?

Gw : eh keciuman ya baunya ?

Fika : hey ren, apa aku kurang menjadi contoh disini ? kurangin deh rokoknya

Gw : lo tetap aja bawel yah, gak sehat gak sakit bawelnya gak pernah hilang. Oh iya ini ada buah dari temen-temen kampus lo. Tadi sore datang ngejenguk, tapi karena lo nya nyenyak banget tidur jadi mereka langsung pamit pulang.

Fika : ya bagus deh ren, sebenarnya aku gak pengen ada yang ngejenguk selain kamu ren.

Gw : Memangnya kenapa fik ?

Fika : aku capek harus terus berbohong dengan mengatakan aku baik-baik saja. Seharusnya mereka tidak perlu bertanya tentang kabarku, toh sudah jelas aku berada disini karena ada apa-apanya.

Gw : ya udah kalau gitu besok gw tulis aja dikertas dan gw tempel dipintu “Area dilarang menanyakan keadaan pasien !” gimana ?

Fika : gila kamu ren

Gw : oh iya ini gw ada beli terang bulan kesukaan lo yang didekat gereja kota baru pas pulang kantor tadi. Mau ?

Fika : boleh, suapin yah
Gw menyuapi fika beberapa potong terang bulan kesukaannya. Semenjak dirawat inap fika sangat susah untuk makan. Bahkan terkadang makanan yang disediakan RS tidak pernah habis. Saat fika menghabiskan beberapa potong terang bulan yang gw beli jelas membuat gw merasa senang.
Gw : oh iya fik, sibapak penjual terang bulan tadi kirim salam sehat buat lo

Fika : kok bisa ?

Gw : ya pas gw beli tadi bapaknya nanya ke gw kemana lo lama gak keliatan. Kan lo biasanya gak pernah bisa seminggu tanpa beli terang bulan disitu. Gw bilang lo lagi dirawat inap, dia langsung ngebuatin terang bulan dengan isinya yang lebih banyak dibanding biasanya. Katanya spesial buat mbak fika.
Fika tertawa mendengar cerita gw, terlihat wajahnya kembali ceria. Dibalik lampu kamar yang shady membuat senyumnya terlihat samar-samar tapi tetap manis, semanis terang bulan yang sedang gw makan.
Fika : Ren

Gw : ya fik ?
Kini nada bicara fika tiba-tiba berubah. Entah mengapa rasanya aura cerianya hilang begitu saja.
Fika : kamu tahu, kanker yang ada didiriku sekarang ini seperti bom waktu. Hanya saja aku tidak tau hitungan mundur yang sudah di set oleh Tuhan di bom waktuku ini. Aku hanya ingin satu hal, misal saja bom waktuku meledak. Aku tidak ingin kamu mengurung diri lagi.

Gw : hey hey, jangan ngomong gitu. Lo pasti bisa sehat lagi fik

Fika : aku hanya kembali mengingat bagaimana dirimu begitu terpuruknya saat nenek kamu meninggal. Ren ingat, semua orang pasti akan meninggal. Aku, kamu, ciko bahkan semua orang. Hanya saja kita tidak tahu kapan, kamu harus jadi orang yang lebih kuat Ren.
Fika memang benar, gw memang terlihat kuat dari luar. Tapi bila bagian dari dalam diri gw merasa hancur, gw akan terpuruk dalam waktu yang lama. Untungnya dulu disaat gw terpuruk masih ada fika yang membuat gw bangkit. Tapi bila fika yang membuat gw akan terpuruk, lalu siapa yang akan membuat gw bangkit kembali ?
Fika : hey ren, bisa kamu nyanyikan sebuah lagu untuk mengantarkan aku tidur ?

Gw : ya
MYMP – Especially for you
Especially for you
I wanna let you know what I was going through
All the time we were apart I thought of you
You were in my heart, my love never changed
I still feel the same

Especially for you
I wanna tell you I was feeling that way too
And if dreams were wings, you know
I would have flown to you to be where you are
No matter how far and now that Im next to you

No more dreaming about tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
Ive got to say its all because of you

And now were back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is especially for you

Especially for you
I wanna tell you, you mean all the world to me
How Im certain that our love was meant to be
You changed my life, you showed me the way
And now that Im next to you

Ive waited long enough to find you
I wanna put all the hurt behind you
And I wanna bring out all the love inside you, oh, and

Now were back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is especially for you

You were in my heart, my love never changed
And now that Im next to you
No more dreaming about tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
Ive got to say its all because of you

Now were back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is especially for you

together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is especially for you

Dengan suara perlahan gw menyanyi, sebuah lagu kesukaan fika, gw tau karena setiap didalam mobil dia selalu memutar lagu ini dan terus mengulang-ngulang lagu ini hingga bosan. Perlahan fika menutupkan matanya dan tertidur, gw kecup keningnya dan gw kembali pergi kekursi luar untuk menyelesaikan beberapa kerjaan yang memang harus gw selesaikan.

Setiap malam gw mencoba untuk menonton beberapa film yang bertemakan tentang penyakit kanker seperti 50:50, 1 a Minute, My Sister’s Keeper, Letter’s To God, dan Love Never Fail . awalnya gw berharap dengan menonton beberapa film itu gw bisa membantu fika bagaimana cara menghadapi kanker. Ternyata menonton film-film itu hanya membuat gw tambah depresi.

Akhirnya hari dimana gw harus pergi ke bandung dengan atasan gw mayke pun tiba. Gw merasa berat harus meninggalkan fika sendirian. Gw menghubungi ciko agar bisa datang setiap hari menjenguk fika. Karena hanya ciko satu-satunya teman gw yang bisa gw harapkan untuk hal yang satu ini.

Gw : hey fik, ini gw bawain beberapa buku tambahan untuk lo baca selama gw kebandung.
Selama fika dirawat inap, setiap hari gw membawakan sebuah buku untuk dia baca agar dia tidak merasa bosan disana. Hari ini gw membawakan beberapa buku untuk dia baca selama gw pergi kebandung.
Fika : berapa hari kamu kebandung ?

Gw : entahlah fik, kalau semuanya lancar mungkin hanya sekitar 4 atau 5 hari. Oh iya, setiap lo terbangun dan merasa kesepian jangan lupa untuk menelpon gw.

Fika : jam berapa pun ?

Gw : ya, jam berapa pun pasti akan gw angkat.
Dengan berat hati gw harus meninggalkan fika selama beberapa hari kebandung. Gw dan mayke mengambil penerbangan jogja – bali – bandung. sesampainya gw dan mayke dibandung, kita langsung check in kesalah satu hotel disana. Gw langsung menelpon fika untuk menanyakan kabarnya. Rasanya gw selalu merasa cemas disepanjang jalan ini.

Setelah beristirahat mayke mengajak gw untuk makan di resto yang ada dihotel itu. Seusai makan gw langsung pergi kedepan hotel untuk menghisap beberapa batang rokok.
Gw : oh asap putih, bawa kecemasan ini pergi
Ucap gw dalam hati berharap kecemasan gw hilang bersama dengan asap putih yang memudar diudara. Sesaat kemudian mayke datang menghampiri gw yang sedang asik dengan rokok yang ada ditangan gw.
Mayke : kelihatannya akhir-akhir ini kamu depresi

Gw : ya, memang ada beberapa hal yang membuat aku harus berpikir keras akhir-akhir ini.

Mayke : wow wow
Lalu mayke terlihat memperhatikan jam tangannya
Mayke : sudah jam sepuluh lebih, bagaimana kalau aku mendengar beberapa hal yang membuat kamu berpikir keras itu di bar. Daripada kamu menghabiskan rokokmu diluar, lebih baik kita habiskan bersama didalam bar. Bagaimana ?
Entah bagaimana kejadiannya hingga gw mengiyakan ajak mayke ketempat yang belum pernah gw masuki itu. Inilah yang sebenarnya gw takutkan bila gw terlalu lama tinggal disebuah kota. Gw seakan-akan terjangkit virus yang membuat perilaku gw berubah layaknya orang kota. Membuat gw lupa darimana gw berasal, dan membuat gw lupa bagaimana diri gw dulu.

Terlihat bar masih terlihat sepi, gw dan mayke langsung duduk di meja dekat bartender. Terdengar lagu “Mocca – How Wonderful Life Would Be” yang sedang dimainkan oleh sebuah band yang berada dipojok bar. Dan sepertinya mayke tau betul bahwa bar disini akan menyediakan pesanan minuman beralkohol saat lewat jam sepuluh malam.
Mayke : dua margarita
Mayke memesan dua gelas margarita, campuran dari tequila dan jus lemon tersaji didepan gw. Dua puluh tahun lebih gw tidak pernah membantah apa kata-kata nenek gw. Dan pada malam itu akhirnya gw seperti menjadi orang lain. Untuk pertama kalinya gw meminum minuman beralkohol itu. Gw langsung menenggak …. Yang ada didepan gw itu. Rasanya tenggorokan gw terasa panas kemudian panas itu menjalar kearah dada gw dan terus menyebar keseluruh tubuh gw.
Mayke : hey, take it easy ren.
Mayke tertawa melihat cara gw minum barusan. Lalu mayke menunjukan cara gw minum yang benar. gw pun mengikuti cara yang diajarkan mayke barusan. Kini terasa lebih hangat dari sebelumnya, yang kemudian perlahan turun kedada dan menyebar keseluruh tubuh. Gw langsung menyalakan rokok gw dan terlihat mayke mengeluarkan sekotak rokok dari tas kecilnya dan kemudian terlihat mayke menyalakan rokoknya tersebut dan menghisapnya.
Mayke : jadi, ceritakan padaku apa masalah yang membuat kamu depresi akhir-akhir ini. Kamu tidak boleh terlihat depresi besok saat kita mengajukan proyek ini.

Gw : Seseorang yang berharga bagi gw sekarang sedang terbaring dirumah sakit karena kanker yang dideritanya

Mayke : lalu ?
Sepertinya alkohol sudah menguasai pikiran gw. Gw terus berbicara tak berhenti dan entah apa yang aku bicarakan. Semua yang terlintas dipikiran gw langsung keluar menjadi kata-kata dari mulut gw. Mayke terlihat antusias mendengar cerita gw, dan gw mendominan pembicaraan itu yang tidak bisa berhenti berbicara dibawah pengaruh minuman beralkohol ini.

Dan disaat gw terus mengeluarkan kata-kata dan tak bisa berhenti berbicara. Mayke mendekatkan kepalanya dan menempelkan bibirnya di bibir gw yang membuat gw terdiam.

 

Created BY : Biji.Salax KASKUS