Cerita Cinta – Chapter 76. Rencana Malam Tahun Baru

Chapter 76. Rencana Malam Tahun Baru

Nabila sudah jauh pergi dari kehidupan saya. Jauh pergi bersama kenangan yang ia tinggalkan membekas lara berperih duka. Semua kenangan tentangnya tidak akan pernah bisa saya lupa. Tentang cara dia menyandarkan lelahnya di bahu ini, tentang cara dia menciumku hingga kami harus tidur dalam satu kamar dan tentang cara kami saling rebut satu sama lain untuk mempertahankan argumen. Itu adalah segelintir hal yang sering mengundang rinduku padanya. Meski hati ini tak pernah sepi dari Jovanda sabagai kekasih tercinta, namun tetap saja. posisinya di hati ini entah mengapa tidak dapat terganti. Dia bukan lagi sahabat saya, bukan lagi teman saya, juga bukan lagi saudara yang pernah saya sebutkan, dia itu seperti . . .

Entah lah . . .

Saya bingung harus berucap seperti apa.

Pastinya sodara masih ingat dengan janji Nabila yang akan selalu kirim kabar melalui chat via Fb atau aplikasi lainnya. Memang awalnya ia menepati janjinya, sesekali kami chat untuk saling tukar kabar satu sama lain. Tapi apa yang terjadi di minggu ketiga, ia mulai jarang OL, jarang memberi kabar. Jarang up date status dan dia lebih sering mengisi akun FBnya dengan foto bersama para bule di sana. Dia seperti berubah, ya, bagiku dia sudah berubah tak seperti Nabila yang dulu saya kenal. Dia telah terkontaminasi orang – orang bule dengan gaya hidup suka nongkrong di pinggir café hingga larut malam dengan berteman botol bir. Entah dia meminumnya atau tidak, yang jelas, . .

Dia sudah berubah !!!

Ini akir tahun 2008, moment terpinting tahun ini tentu adalah merayakannya dengan sang kekasih untuk menghabiskan pergantian tahun berteman kembang api sepanjang malam. Romantis bukan, tentu iya. Tidak mau hanyut dalam peliknya keadaan Nabila, saya lebih memilih move on untuk focus pada hubungan saya dengan Jovanda yang di akir tahun 2008 ini kami akan membahasnya secara serius yang berujung pada cincin perak berlmbangkan cinta. Dari kabar yang saya dapat, Fany Stevy dan Doni telah sepakat untuk menghabiskan malam tahun baru di kota Kediri. Mereka berangkat dua hari sebelum acara di mulai. Sedangkan saya,
Masih bingung dengan tetek bengek yang di siapkan Jovanda . . .

“yank, ini Fany Stevy ama Dony udah berangkat ke Kediri hari ini. kita gimana ?? mau gabung ama mereka atau cari tempat laen buat ngrayain ??” tanyaku dengan buru – buru.

“ng . . anu, . . ngikut mereka aja deh yank” jawabnya singkat sambil sibuk ia mnyelesaikan tugas tambahan dari dosen pengampunya.

“mereka lo udah berangkat tadi pagi. Ini kan udah H-2. Lusa itu udah taon baru. Kamu malah asik jadian ama tugas, hadeee” jawabku pusing sambil tidur di pangkuan Jovan.

“tar kita susul deh, hari ini aku udah selesai kok. Jadi kita berangkat besok pagi aja ya yank” jawabnya masih asik dengan ketik laptopnya.

“jadi berangkat H – 1 dong. Moga aja ga ada apa – apa deh. Mau aku bantuin tah ??” tawarku iseng pada Jovanda.

“gausah yank, temenin aja keg gini biar tetep semangat, hehehehe . .” ujarnya lembut membuatku kantuk di atas pangkuannya.
Angin sore itu membuat saya mersa kantuk di atas paha Jovanda yang empuk itu. Rumput pun bagai alas yang mampu membuat saya untuk bermimpi. Angin sepoi – sepoinya seakan berubah menjadi AC yang mendinginkan kulit ini. dan parfum Jovanda, menghipnotisku jauh kedalam alam mimpi.

“sayaaaang, . . . sayaaaaang, . . . ayo bangun !!” sapa Jovanda membangunkanku di atas pangkuannya.

“eh, . . iya yank. Udah selesai ta ??” tanyaku sedikit kebingungan karena bangun tidur.

“ini udah kelar, cepet kan. Aku mau anter ke rumah dosen. Kmu packing aja dlu di kosan. Besok pagi kita berangkat” tuturnya sambil mengemasi barang – barang.

“oh gitu, oke deh. Kalo udah dari rumah dosen kabarin yah” jawabku dengan seraya berdiri menunggu Jovanda siap.
Kami berpisah, Jovanda pergi dengan urusannya untuk ke rumah dosen agar tugasnya cepat kelar. Sedangkan saya, segera bergegas untuk pulang ke kosan sebab saya harus packing untuk kebutuhan besok selama di kota Kediri.

Di sini boleh saya jelaskan sedikit mengenai konsep malam tahun baru di kota Kediri. Awalnya saya, Fany dan Stevy ingin merencanakan akan menghabiskan malam tahun baru di rumah Stevy di kota Kediri. Usai sepakat akan berangkat esok hari, ternyata Jovan tengah ada urusan dengan mata kuliah lainnya. Tidak mungkin jika saya berangkat ke Kediri tanpa kekasih di samping saya. Maka, Stevy Fany dan Doni pun akirnya berangkat terlebih dahulu pada H-2 di pagi harinya. Sedangkan saya, berencana akan menyusul ketika urusan Jovanda telah selesai. Dengan bermodal alamat yang di berikan oleh Stevy, maka saya telah membulatkan tekad untuk jadi berangkat ke kota Kediri pada H – 1.

Usai packing, diri ini telah siap dengan segala tetek bengek yang harus saya bawa selama satu hari di sana. Sedangkan teman – teman dengan setianya telah menunggu di sana akan kehadiran saya. Akirnya, main juga ke kota banci. Saya sudah bayangkan itu semua penduduk kota Kediri berparas cantik nan menjijikkan seperti Stevy. Sungguh menggelikan bukan. Maka siang itu pukul 08.00 Am Jovanda tiba di kosan saya dan kami pun siap berangkat untuk merayakan malam tahun baru di kota Kediri bersama – sama.

Malang – Kediri tidaklah jauh, cukup dengan tiga jam semua telah sampai di sana. Kota yang panas dengan beberapa Mall yang cukup bisa di banggakan. Tidak seperti Tulungagung, Mall saja tidak punya sampai sat ini. halah sudah lah, lupakan saja. singkat cerita saya dan Jovan telah sampai di Kediri. Dengan sibuk mencari alamat rumah Stevy, akirnya saya menemukannya dengan pencarian kurang lebih selama setengah jam dengan mobil yang saya kendarai berdua. Tentunya diri ini di sambut meriah dengan banci asli Kediri, cetar membahenol itu pasti milik Stevy.

“Abaaaaang Rakhaaaaa, cintaku . . . ya ampyun kamuh sampe juga bang di hatikuh !!!!” dengan melambainya ia berlari untuk menyambutku.

“eh bencong liat sikon keg, ini rumah lo. Masa mau ngebencong juga di sini, Haaaaaish !!” keluhku di balik punggung Jovanda.

“biarin ajah, orang mamah ga masalah kok, weeeek !!!” jawabnya ketus padaku.

“iya mak lo ga masalah, tapi masalahnya itu elo bencooooooong !!!” sahutku jengkel terhadapnya.

“udah ah sayang, ayok masuk. Panas nih, ayok Stev anter aku masuk” ajak Jovan sambil menggandeng tangan Stevy.

“elah yank, jangan di pegang atuh itu tangannya, tar kamu mesti Junub kalo mau pegang aku !!” teriakku sambil berlari menuju rumah Stevy.
Sesampai di sana rumah Stevy amat sangat rame. Ada tiga mobil tepatnya. Jika satu mobil ini milik Fany, lantas dua mobil lainnya milik siapa. Dan yang benar saja, ini isi rumah Stevy penuh dengan anak kecil berhura – hura ria seolah itu rumah adalah tempat untu mereka dugem. Ajib sungguh ternyata sodara – sodara Stevy. Setelah kasak kusuk dengan Fany, ternyata ini adalah rombongan keluarga Stevy yang semalam dadakan mau merayakan malam tahun baru di Kediri juga. Dan kini, permasalahanny adalah, saya dan Jovanda akan tidur di mana kalo bukan di rumah Stevy. Maka kami pun segera berunding sebelum malam tiba menyambut kami.

“Step, lo udah tau gw mau dateng ama Jovan kok malah ngundang anak yatim ki sini sih !!” keluhku berbisik di telinga Stevy.

“Iiiih ajijong !! ini sodara akuh Kha. Enak aja bilang anak yatim. Nah inih trus kalian gimana tidurnya, aku jg bingung inih, hadeuuuuu puuuuusyiiiiiiink !!!” sambil memegang kepalanya ia berlaga seolah kepusingan.

“gini aja Kha, kemaren gw sempet muter – muter daerah kota. Di sana ada beberapa hotel. Lumayan lah kalo buat semalem. Gimana ??” dengan solusinya Fany mencoba memberi jawaban terbaik.

“tapi apa ada yang kosong Fan kalo udah H – 1 gini ??” tanya Jovanda sedikit ragu.

“biasanya sih ada Jo, tapi jalan satu – satunya ya hotel yang high clas trus di kamar yang VIP. Biasanya masih ada yang kosong meski H – 1 gini” tutur Doni menjelaskan.

“waduh Don, abis berapa duit itu kamar kalo semalem, budget ge cuman 800 di ATM. Ga banyak” bisikku di telinga Doni.

“kan lo kesini bawa ATM berjalan Kha ??” dengan ambigunya Doni menjelaskan.

“ATM berjalan ?? maksud lo ???” saya masih belum faham dengan maksud Doni.

“nah itu Jovanda apa ?? mo hotel harga sejuta kalo itu yang minta Jovanda, ga ada ceritanya itu ga bkal keturutan” dengan menepuk pundak Doni meyakinkan.

“yank kok malah bisik – bisik sih ama Doni. Ayoh dah kita cari hotel aja. Tar kburu ga dapet loh, ayoook !!” ajak Jovan dengan sedikit buru – buru.

“e, . . . e, . . .eh iya yank. Bentar”

Dengan menyusul Jovanda yang pergi ke arah mobil, maka saya segera pergi meninggalkan mereka di rumah Stevy. Dan jika nanti sudah mendapat tempat tinggal, pastilah saya akan memberi kabar kepada mereka agar malam tahun baru ini dapat kita habiskan bersama. Sedangkan saya saat itu, dengan bingungnya harus mencari hotel berkelas dengan room VIP yang seperti Doni katakan dan etah itu akan menelan biaya berapa rupiah. Namun diri ini tenang, sebab ada ATM berjalan di samping saya.

Created BY : rakhaprilio KASKUS