Istri Temanku Kesepian Part 2 – Cerita Selingkuh

Istri Temanku Kesepian Part 2 – Cerita Selingkuh

Baca cerita sebelumnya di: Istri Temanku Kesepian Part-1

Ga kerasa sudah 1 bulan kami berdua menjalin kisah kasih asmara terlarang kami, kemesraan dan pergumulan nafsu kami menjadi santapan kami sehari-hari, bahkan di setiap ada kesempatan kami pasti bercinta dan bercinta.

Entah itu di rumah Mila, tempat kerjanya, hotel, bahkan di toilet pengisian bensin, dan di setiap momennya benar-benar kami nikmati dengan penuh cinta.

Hingga pada suatu hari aku disadarkan akan sesuatu yang membuat hatiku benar-benar merasa bersalah kepada istri dan anakku. Jujur saat itu aku menjadi acuh dengan mereka, istriku jarang aku penuhi nafkah batinnya lagi, dan anakku jarang sekali bersamaku, aku hanya bertemu mereka hanya pada saat pagi menjelang dan tengah malam saat hendak tidur.

Istriku : “Pah, ko sekarang sering pulang malem sih? Si dede kangen loh, nanyain terus papah, mama juga kangen loh Pah.” Tanya istriku saat kami hendak tidur malam itu, aku terdiam sesaat mencari alasan tepat untuk jawaban pertanyaan itu.

“Ini loh mah, sekarang lagi banyak barang yang harus diantar ke luar kota, mungkin sampai minggu depan papah sibuk gini terus.” jawabku sekenanya.
“Tapi papah ga selingkuh kan disana??”, aku hanya terdiam, jantungku berdetak kencang, nafasku menjadi sesak, “Tuhan apa yang harus aku lalukan??” bisik ku dalam hati.

“Ngga ko mah, papah cuma sayang mamah dan anak kita”, aku coba jawab pertanyaan itu dengan tenang dan sehati-hati mungkin.
“Oh ya sudah klo gitu pah, mamah percaya ko, mmmhhhh… tapi pah, Karmila itu siapa???”.

JEEEEBBBRREEEEEETTTTT……, aku hanya terdiam mematung, tubuhku benar-benar lemas saat itu, seperti tersambar petir di siang bolong mendengar pertanyaan itu, “Kenapa istriku bisa tau soal Mila??” tanyaku dalam hati.

“Soalnya mamah beberapa kali denger papah ngigau nyebut nama Karmila…Mila…Mila…gitu pah.” Istriku meneruskan ucapannya. Rupanya Mila memang sudah merasuki pikiranku hingga terbawa tidur dan sering aku mengigaukan dia. Dan sialnya istriku mendengarnya, “Mmmhhh… anu mah… Karmila itu artis favorit papah, saking papah ngefansnya jadi kebawa mimpi gitu mah”

Aku coba lagi mengukir alasan untuk meyakinkan istriku, “Tapi ko ngigaunya kayak yang lagi mimpi begituan sih pah.” sambungnya lagi.
“Hehee…iya mah, papah mimpi basah ma Karmila soalnya dia cantik bgt, sexy papah jadi ngayal gitu deh, hehehehe…”jawabku seenaknya.

“Iiiiiihhhh…papah nakal ya dah punya anak istri juga masih aja ngayal org laen, Pah…mamah kangen nih.”, tampaknya suasana terkendali, kebohonganku saat itu bisa tertutupi, dan tampaknya istriku meminta jatah juga malam itu.

“Mmmhhh…iya nih mah papah juga kangen.” balasku meyakinkannya, malam itu aku layani istriku sekuat tenagaku karena memang akhir-akhir ini aku jarang memuaskan nafsu birahi istriku hingga malam memasuki pagi, meskipun badanku lelah karena seharian itu aku habiskan waktu untuk bercinta dengan Mila di hotel tapi aku tetap menjalankan kewajibanku kepada istriku.

Saat bercinta dengan istriku aku selalu terbayang wajah Mila dan kadang sedikit meracau nama Mila saat aku hendak orgasme, tapi istriku hanya tersenyum seakan dia percaya klo Mila hanya tokoh dalam imajinasiku saja.

Aku dan istriku terlelap setelah puas bercinta, pagi harinya istriku melakukan aktifitas rutinnya dan aku pun seperti biasa mengantarkan anak dan istriku. Siang harinya aku mendapat pesan singkat dari Mila, yang isinya Mila memintaku untuk datang kerumahnya, “Yank, kamu sini ya kerumahku, aku ijin pulang tadi dari tempat kerjaku, aku pengen kamu.” begitu isi singkat WAnya.

Sebenarnya aku malas bertemu dengannya, karena aku masih dilanda rasa bersalah kepada istriku, hati dan pikiranku tak tenang hari itu, perasaan-perasaan bersalah terus menyiksa batinku, aku ga bisa terus begini, batinku mulai bergejolak hebat, aku harus mulai menjauhinya pikirku dalam hati.

Tapi apa mungkin Mila bisa menerima itu semua?? Dalam hati aku terus bertanya bingung, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih saat itu, aku putuskan saja untuk pergi ke kosan teman seperjuanganku dulu yang saat ini senasib denganku menjadi pengangguran, tak lupa aku balas WA Mila, aku akan datang sore ke rumahnya jawabku waktu itu dan Mila pun mengiyakannya saja.

Sampailah aku di tempat temanku bernama Boris ( nama samaran ) biasa di panggil si Bogel ma teman-teman kerjaku dulu, entah kenapa dia dipanggil seperti itu padahal dia orangnya putih, tinggi sama sepertiku, dan yang membuat Bogel berbeda meskipun umurnya baru 27 tahun, tapi dia memiliki kumis dan janggut yang menyatu seperti artis Restu Sinaga.

Tapi ya jeleknya dia itu susah dapet cewe, Bogel terlalu gampang main hati sama cewe, jadi kebanyakan dia dikhianati cewe setelah habis diporotin duitnya, ga jarang dia stres berat gara-gara wanita, tapi aku selaku teman mencoba menghiburnya dan meberikan dukungan moril biar dia tegar kembali.

Istri Temanku Kesepian Part 2

Yah begitulah Bogel, tapi dia adalah teman paling baik yang kumiliki di kantorku dulu, susah senang kami bersama. Akhirnya kami berdua mengobrol banyak hal, hingga tanpa aku sengaja tercetuslah ide gila untuk meng”GB” Mila.

Saat itu aku jujur berbicara banyak soal Mila dan aku dan sejauh mana hubunganku dengannya. Bogel hanya mengangguk-angguk saja mendengar ceritaku, lalu aku utarakan penyesalanku kepada istriku pada Bogel, ia pun mengerti posisiku sekarang, aku kembali bercerita soal niat ku menjauhi Mila.

Aku ingin ada penggantiku untuk menemani Mila, dan tentu saja kuminta Bogel yang menggantikannya yang kurasa cocok dan pas buat Mila. Meskipun terlihat ragu, akhirnya Bogel pun menyetujuinya namun ia bertanya bagaimana caranya ia mendekati Mila dan menggantikan posisiku, aku pun bercerita tentang rencanaku pada Bogel dan ia mendengarkan dengan seksama.

Memang takkan bisa langsung aku menjauhinya, harus aku lalukan secara perlahan, kini aku minta Bogel untuk mengikuti apa yang aku perintahkan dulu, “Sore ini gw kenalin lo ama Mila bro, lo tenang aja nunggu kode dari gw ok.”

Bogel hanya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti maksudku. Setelah semua aku beritahukan kepada Bogel tentang Mila, kini Bogel terlihat lebih bersemangat, jelas saja dia bakal merasakan kenikmatan tubuh Mila, hehehee…Kucing mana sih yang ga doyan dikasih ikan???

Setelah persiapan selesai aku pun menghubungi Mila, bahwa aku ke rumahnya akan bawa temanku, Mila sempat kesal mendengarnya dan aku pun segera meyakinknnya bahwa temanku tak akan mengganggu kegiatan kami nanti.

Aku jelaskan padanya bahwa temanku bisa ia percaya sepenuhnya, tak lupa kubilang bahwa aku sering curhat sama dia tentang Mila, dan dengan sedikit kesal Mila pun mengiyakanya, sekarang smua telah beres, tinggal menjalankan rencanaku, pikirku dulu hati.

Di sinilah awal sesuatu yang lebih menantang dan gila buatku, apa aku akan mampu menjauhinya dan melepaskan Mila? Ataukah sebaliknya? Atau mungkinkah terjadi sesuatu di luar perkiraan ku? Aku tak pernah tau itu, sampai saat ini semua masih menjadi Misteri!!

Sore pun menjelang, waktu menujukan pukul 16:20 WIB, aku dan Bogel sudah bersiap menuju rumah Mila, setelah beberapa saat aku dan Bogel pergi berboncengan mengunakan kuda besiku menuju rumah Mila.

Tak lupa di jalan aku membeli beberapa makanan ringan untuk Mila, dan tak lupa kubelikkan dia sebatang coklat favoritnya, sekitaran pukul 17:25 WIB, aku sampai di depan rumah Mila. Aku masukkan motorku ke garasinya, tak lupa kukunci pagar depan, dan segera masuk ke dalam rumah Mila.

Aku persilahkan Bogel untuk duduk di ruang tamu, sementara aku masuk ke dalam untuk mencari Mila, “Mila…Mila Sayang kamu dimana?” panggilku sambil mengitari isi rumahnya, tapi Mila tak membalas pangilanku.

Aku pun beranjak ke arah kamarnya dan benar saja Mila sedang malas-malasan berbaring di ranjangnya sambil memainkan hpnya, tampak wajahnya yang cemberut mungkin karena aku membawa Bogel yang merusak suasana hatinya, namun dalam benakku, aku berbisik kamu bakal dapatkan hal baru hari ini yang akan membuatmu puas sekali.

“Ko kamu ga jawab panggilanku si yank??” tanyaku perlahan, Mila hanya menatap kecut dan kembali asik memainkan hpnya, kuhampiri Mila dan aku duduk di tepian ranjang di sampingnya.

“Mmmmhhhhh…, ngambek ya?” sambil aku belai halus rambutnya, namun Mila hanya diam saja asik memainkan hpnya.

“Jangan ngambek gitu donk yank, nanti aku jelasin deh rencanaku, pokoknya kamu bakal suka deh.” rayuku sambil aku kecup keningnya, lalu menarik hpnya dan kusimpan di atas meja rias di sebelah ranjangnya.

Mila hanya menghela nafas dan terdiam, sementara aku terus menciumi keningnya, pipinya dan kini ku coba mencium bibirnya tapi Mila mencoba menolaknya, “Ya dah klo masih ngambek, aku pulang lagi ya??” ancamku sambil kuhentikan ciuman-ciumanku dan berdiri berbalik hendak meningggalkannya.

Belum sempat aku melangkah, Mila dengan cepat meraih tanganku, “Jangan pergi yank…!” pintanya sekarang.
“Suruh temenmu pulang aja yank.” lanjutnya.

Aku sedikit tersenyum melihat tingkah manjanya sekarang, seakan-akan seperti melihat abg berpacaran yang tengah cemburu, hehehee dalam hatiku terasa geli menyaksikan ini.
“Udah gpp yank, biar aja dia di sini dulu, biarin istirahat dulu, kasian kan udah jauh-jauh ke sini terus disuruh pulang lagi.” rayuku.

“Suruh siapa ikut?” jawab Mila seenaknya.
“Idiiihh… udah ah ga usah marah mulu, ntar aku beneran pulang loh.” ancamku kini lebih serius.

Kini Mila mulai sedikit melunak, dan mulai mengangguk tanda ia mepersilahkan kehadiran Bogel di rumahnya.
“Udah nih aku bawa cokelat favorit kamu, biar wajah cantiknya ga luntur.” godaku saat itu,

“Iiiiihhhh…apaan sih yank, nakal ya.” sambil mencubit pinggangku dan merebut cokelat yang kusodorkan lalu membukanya dan memakannya,
“Mmmmhhhh…,klo dah ketemu cokelat tuh gini deh jadinya lupa yang laen.” cetusku melihat Mila yang asik menikmati cokelat pemberianku.

Mila hanya tersenyum nakal sambil terus menikmati cokelat itu seakan dia sedang membalas kesalahanku tadi, tapi tak aku pedulikkan hal itu. Aku langsung kembali duduk disampingnya, aku peluk dia terus kucium lehernya, aku belai-belai rambutnya, aku jilati telinganya dan kini Mila mulai bereaksi.

Dia menyimpan sisa cokelatnya di meja samping ranjang kemudian mengangkat kedua tangannya dan melingkarkannya di pundakku. Posisi duduknya bersila di hadapanku dan aku duduk di pinggiran ranjang di hadapannya, sedikit memiring agar posisiku bisa saling berhadapan.

Kini kami saling bertatapan penuh perasaan dan aku lihat mulut manisnya masih mengulum coklat itu membuatku bergairah. Aku dekatkan mulutku ke mulutnya dan mulai menciumi sisa-sisa coklat yang meleleh di pingiran bibirnya, aku mulai melumat seluruh bibir manisnya.

Mila hanya menerima seranganku dan menikmatinya tanpa membalas seranganku, kini Mila menghentikan mengulum coklatnya dan bibirnya agak terbuka. Aku lihat ada bongkahan kecil cokelat di dalamnya dan lidahnya yang sudah sedikit berwarna cokelat.

Tanpa menunggu lama, aku langsung melumat rakus bibirnya, lidahku merangsek masuk ke dalam rongga mulutnya menjilati sisa cokelat dalam bibir dan lidahnya. Menghisap bongkahan coklat dalam mulutnya menambah sensasi luar biasa ciuman kami, kuhisap bergantian dengan kuluman, membuat Mila mendesah-desah, Mila pun membalas serupa dengan seranganku. Kini kami bergumul semakin panas dan bergairah hingga coklat dalam mulutnya habis kami telan berdua.

Kini tanganku mulai tak sabar menjamah kedua gunung kembarnya, aku singkap perlahan kaos longgar yang ia pakai saat itu, aku naikkan branya hingga muncul mengembul kedua payudara indah yang ranum berputting merah kecoklatan. Tanpa menunggu lama lagi aku remas payudaranya perlahan bergantian kanan dan kirinya, sementara mulut kami masih sedang asik saling mengulum dan menghisap satu sama lain dan Mila mulai mendesah-desah keras.

“Hhhmmmmppp…,hhhmmmmmpppp…,sssrrrrpppp…,hhhmmmppp.” desahnya tertahan mulutku yang semakin rakus melumatnya. Bersamaan dengan desahan-desahan Mila, kini tanganya mulai meraba batang kemaluanku, dan mengusap-usapnya dari luar karena memang tertahan celana jeans yang aku kenakan.

Aku pilin-pilin puttingnya yang membuat Mila mencengkram keras batang penisku dan dia berusaha membuka kancing jeansku dan menurunkan resletingnya. Tangannya langsung menyelinap masuk ke balik cdku dan langsung mencengkram batang penisku yang kini sudah menegang.

Ia mulai mengelus dan mengocok batang kemaluanku, semakin lama semakin keras, mungkin Mila sudah terangsang hebat, aku lepas ciumanku dan menurunkan kepalaku. Mengarah ke payudaranya, langsung saja aku hisap putingnya kuat-kuat, “Aaaaahhhhhh…,” desahnya kini terdengar nyaring.

Aku lihat mulutnya mulai meracau, Mila mengigit bibir bawahnya, ciri khasnya ketika terangsang kuat. Wajahnya berubah binal, sementara tangannya terus mengocok cepat penisku.
“Yyaaankk…tteeerrruuusss… hiiiissaaapp yyyaaaank..” desahnya semakin menjadi-jadi.
“Ayyyooo…cepat yyaaannkkk eeennaaaakkk…,mmmmhhhhhh…” racaunya lagi…

Aku terus memainkan payudaranya, satu kuhisap satunya lagi kuremas, puas aku remas, tangan kananku mulai menjelajah ke arah selangkangannya. Mila hanya menggunakan legging hitam yang sangat ketat saat itu, sehingga gundukan bukit kecilnya begitu jelas tergambar membentuk indahnya vagina Mila, dan belahan Vaginanya terlihat jelas meskipun masih tertutup legging dan cdnya.

Aku raba-raba dari luar untuk memberikan sedikit sensasi berbeda seakan aku sedang mempermainkan nafsu syahwatnmya yang terus naik dan bergejolak. Kurasakan dari luar vaginanya sudah mulai becek karena saat kuraba belahannya terasa sudah membasahi legging dan cdnya.

Mendapati itu tanganku langsung menyelinap masuk dari celah legging dan cdnya, langsung elus-elus belahan vaginanya dan memijit-mijit kecil klitorisnya yang membuat Mila semakin menggelinjang menahan nikmat yang sangat hebat, “AAAAAHHHHHH…HHHHMMMPPPP….. OOOOUUUHH…MAAASSSUUUUKKKIIINN…YYAAAANNNKK…” pintanya nakal merayu.

Tapi aku tak mengubrisnya, aku hanya ingin membuatnya orgasme dan bergairah, karena permainan sebenarnya belum dimulai.

Kini Mila mulai melepaskan penisku, posisinya kini berubah mengangkang, Legging dan cdnya ia turunkan hingga lututnya, memintaku untuk segera memasukkan si otong ke sarangnya. Sekali lagi aku tak menghiraukannya, aku hanya memasukkan jariku menerobos liang vaginanya, “AAAAHHHHHH…yank ko jari yang masuknya…hhhhmmmmppp…” tanyanya tak sabar.

“Sabar ya sayang nanti aku kasih kalo udah waktunya…” jawabku, sambil aku kocok perlahan jariku di dalam liang vaginanya, yang semakin lama semakin aku percepat dan gerakan pinggulnya semakin seirama dengan gerak jariku. Kurasakan lubang vaginanya semakin basah dan sedikit lengket, pinggul Mila pun sudah sering menekan kuat-kuat jariku, Mila sudah mendekati orgasmenya.

Langsung aku dekatkan kepalaku ke wajahnya, aku lumat penuh gairah. Aku pindahkan kepalaku ke arah payudaranya dan menghisap putingnya kuat-kuat. Kocokan jariku semakin aku percepat temponya, pinggulnya sudah mulai terangkat, erangan dan desahan kuat semakin terdengar, sesekali ia menahan nafasnya panjang sambil menaikkan pinggulnya dan menekan kuat jariku agar lebih masuk ke dalam ke ujung vaginanya.

Beberapa saat kemudian “AAAARRRGGGHHHHH…, AAAAAAHHHHH….. OOOOOOOUUUUUHHHH…… AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH…..” lengkingan keras terdengar beserta dengan semburan cairan hangat dalam vaginanya yang menyembur ke jariku.

Aku tarik keluar jariku dari dalam vaginanya dan cairan putih dan bening mengucur mengikutinya. Mila menurunkan lagi pinggulnya dan matanya terpejam menikmati sisa orgasmenya, nafasnya terputus-putus namun berangsur stabil lagi. Sementara aku tersenyum melihatnya, sambil merapikan celanaku dan membersihkan jariku dengan tissue, tak terasa sekitar 20 menit sudah berlalu, aku bergumul dengan Mila.

Cerita Dewasa – Istri Temanku Kesepian Part 2

Mata Mila perlahan terbuka dan tersenyum manis padaku, menggenggam erat tanganku dan berkata, “Ko udah rapi lagi yang? Mau kemana?”

“Itu ada temanku di bawah, kasian dia nunggu sendiri, ayo aku kenalin dulu sama dia” jawabku.
Mila yang mendengar jawabanku tampak sedikit kaget dan bangkit dari ranjang dan membereskan pakaiannya, “Aku mandi dulu ya yank, kamu duluan aja ya.” pintanya padaku.

“Ga usah yank, kamu kenalan aja dulu nanti baru kita mandi bareng. Ok?” Mila terdiam lalu mengangguk mengiyakan.

Lalu kami berusaha merapikan pakaian kami serapi mungkin, lalu beranjak menuju Bogel temanku. Di ruang tengah aku lihat Bogel tengah asik membaca koran hari ini, wajahnya terlihat serius membaca surat kabar hari itu.

Aku dan Mila menghampiri Bogel, “Gel nih kenalin wanita istimewa dalam hidup gw, yang sering gw ceritain itu”.
Bogel bangkit dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman, dan Mila pun begitu, mereka pun berkenalan.

Di ruang tamu itu akhirnya kami mengobrol bertiga, setelah 15 menit kami mengobrol, Mila beranjak untuk pergi ke dapur karena sedari tadi ia lupa menyuguhkan minum untuk temanku dan aku tentunya.

Setelah Mila beranjak Bogel berbisik padaku, “Loe abis ngapain bro? Ko selangkangannya basah gitu.”
Tampaknya Bogel memperhatikan setiap lekuk tubuh Mila, dan melihat di area selangkangan Mila agak sedikit aneh karena terlihat legging Mila basah pada selangkangannya, “Biasa bro, abis orgasme tadi.” jawabku seenaknya.

“Btw Mila emang cakep banget ya bro, bodinya, mukanya bikin ga nahan, apa lagi tu bagian selangkangannya bikin gw ngaceng.” candanya, aku hanya ketawa mendengar Bogel.
“Gimana rencana kita brow?” Bogel meneruskan.

“Ok semua pasti beres asal lo ikutin aba-aba gw nanti ya.” pintaku. Bogel pun mengangguk mengiyakan, kami pun kembali mengobrol dan sesekali bercanda tertawa cekikikan.

Tak berapa lama Mila pun kembali membawa 2 gelas kopi dan makanan yang kami beli sebelumnya, lalu Mila duduk disampingku dan terlibat lagi dalam obrolan. Setelah puas mengobrol, aku membisikkan di telinga Mila, “Yank, ayo kita mulai permainan yang aku janjikan ma kamu.”

Mila hanya terdiam dan bangkit berjalan meninggalkan aku dan Bogel, ia menuju kamarnya dan aku pun mengikutinya dari belakang. Sementara Bogel hanya tersenyum mengerti apa yang akan aku lakukan, sambil mengangguk ke arah Bogel, aku pun pergi meninggalkanya sendiri di ruang tamu dan beranjak menyusul Mila.

Di dalam kamar Mila, aku lihat dia sedang duduk di tepian ranjang, ia tampak bingung namun penasaran dengan apa yang akan aku lakukan padanya. Mila menatapku kosong dan bertanya, “Yank apa ga apa-apa kalo Bogel ada disini??”

“Gpp yank, malahan bakal nambah sensasi gimana gitu” jawabku enteng.
“Emang kejutan apa sih yang mau kamu kasih ke aku?” tanyanya lagi.
“Ada deh.. kalo kamu mau.. ayo kita mulai sekarang, asal kamu nurut, kamu bakal dapat kenikmatan yang luar biasa yank.” jelasku padanya.

“Tapi yank, aku pengen tau dulu gimana.” kembali Mila bertanya penasaran.
Sebenarnya aku berniat untuk bermain 3some dengan Mila, niatku ini agar Mila marah dan kujadikan alasan untuk meninggalkannya, dan Bogel pun sudah tau isi rencana ini dari awal dan semua sudah kupersiapkan, “Ya sudah aku bilang deh rencanaku.”

Mila pun kini menatapku dan bersiap mendengar apa yang akan aku katakan padanya degan serius, “Gini yank, sebenernya aku pengen kita maen bertiga, aku sering ngebayangin klo kita main bertiga, itu buat aku makin bergairah yank, tapi klo kamu ga mau aku ga maksa ko ya. Aku bisa pulang sekarang sama Bogel, semua terserah kamu” jelasku padanya.

Mila terdiam mematung tatapannya berubah menjadi tatapan kaget tak percaya dan penuh pertanyaan. Matanya mulai sedikit berkaca-kaca dan memalingkan wajahnya dariku, mungkin pikirnya aku telah menganggapnya pelacur, sebelum sepenuhnya dia berpikiran seperti itu aku langsung menjelaskan lagi.

“Asal kamu tau Yank, aku tuh sayang sama kamu tapi fantasiku sudah gila sejak awal bertemu kamu, sekarang aku inginkan fantasi lainnya dari kamu, tapi sumpah demi Tuhan, aku ga merendahkanmu atau menganggap kamu wanita murahan, ini semua semata demi kepuasan kamu dan aku.”

Namun Mila hanya terdiam saja tak bersuara dan sesekali ia mengusap matanya yang akan meneteskan air mata, lama aku tunggu jawaban Mila tapi tak kunjung terdengar suaranya.

Aku pun beranjak meninggalkannya sendirian di sana, baru beberapa langkah aku beranjak, Mila mulai bersuara, “Apa kamu bahagia Dir? Apa kamu seneng liat aku di tidurin cwo lain di depan kamu?” tanya Mila dengan suara bergetar lirih.

“Bukan gitu Mila sayang, aku bukan seneng atau apa, tapi aku ingin fantasi liar buat kepuasan kita.” jawabku.
Mila terdiam sejenak dan melanjutkan ucapannya, “Tapi kenapa harus seperti itu Dir?? Kenapa fantasi seperti ini?? Seperti apa sih sayang kamu sama aku Dir?”

“Kamu dengerin dulu Mil, aku kayak gini karena aku sayang banget sama kamu, aku ingin memuaskan kamu lebih dan lebih lagi.” jelasku padanya.1
“Tapi klo kamu memang ga mau, aku ga akan memaksa dan memintanya lagi, dan lebih baik aku pulang sekarang dan ga akan ganggu kamu lagi.” ancamku sambil aku balikkan badanku meninggalkan Mila.

Tapi Mila segera berlari menghampiriku lalu memelukku dari belakang, “Kamu jgn pergi sayang, aku ga bisa hidup tanpa kamu sekarang, aku ga bisa jauh dari kamu Dir.” kurasa kini Mila mulai menangis, kudengar suaranya sudah mulai sesegukan.

“Aku mau ko Dir klo kita main bertiga, asalkan itu baik buat kita dan kamu ga pergi tinggain aku, aku mau ko Dir.” suaranya yang bergetar membuatku sedikit ga tega, tapi apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur dan aku sudah di tengah rencanaku yang kini mulai sedikit berubah.

Aku membalikkan tubuhku dan menahan pundaknya dengan kedua tangan ku, “Beneran kamu mau sayang???” tanyaku memastikan.
Mila pun mengangguk mengiyakan sambil dia menyeka air matanya dengan tangannya,
“Tapi yank, cuma Bogel aja laki-laki lain yang boleh menjamahku selain kamu ya?” pintanya manja padaku.

Aku hanya tersenyum lebar padanya, “Emang kenapa cm Bogel yank?“ tanyaku menggoda.
“Hhhmmmm…tapi kamu jangan ketawa ya.” jawabnya ragu, aku pun menganggukkan kepalaku.
“Kayaknya Bogel punya otong yang gede kaya punya kamu yank, dia juga ganteng kaya kamu” lanjutnya.

Aku pun tersenyum lebar dan tertawa kecil, “Hehehehe…ko aku dibandingin sih yank, udah jelaslah menang aku, ntar aja ya klo mau bukti.” belaku sambil kugoda Mila.

“Iiiiihhhh…tuh kan ngetawain, kamu nakal ah yank, pasti kamu cuma bela diri aja kan?” kini Mila mulai kembali ceria dan terlarut dalam permainanku lagi. Aku hanya tertawa melihat tingkah Mila yang semakin manja menggemaskan.

Setelah beberapa menit kami saling bercanda dan tertawa akhirnya kami saling bertatapan satu sama lain, kini tatapan kami dipenuhi gairah luar biasa. Lalu kami pun saling berciuman dengan penuh nafsu dan gairah seperti biasanya, aku pun mendorongnya menuju tempat tidur, aku rebahkan tubuh Mila dan langsung aku tindih lalu kuteruskan lagi ciuman penuh gairah itu.

Kami saling menghisap lidah satu sama lain, mengulum bertukar lidah dan saling melumat satu sama lain, tak sampai di situ saja, aku mulai melepaskan kaos dan legging yang dipakainya. Kini Mila hanya menyisakan bra dan cd berwarna hitam yang terlihat begitu sexy membalut tubuh putihnya, aku pun segera membuka baju dan celanaku, hingga hanya menyisakan cd saja dan dengan cepat Mila mencengkram batang penisku yang mengeras.

Ia mengocok-ngocok perlahan sambil menyingkapkan cd yang aku pakai, aku coba berdiri agar Mila bisa menurunkan cdku, tampak Mila sudah terangsang hebat. Ia terlihat terburu-buru ingin segera melahap penis besarku ini, kini posisiku berdiri sedikit tertunduk di atas ranjang dan Mila duduk di hadapanku dengan menopang pada kedua lututnya.

Dengan posisi ini penisku pas banget mengarah ke mulutnya, dan Mila pun langsung melahap penisku tanpa berpikir panjang lagi. Seketika itu tubuhku langsung dialiri sengatan kenikmatan yang luar biasa yang menjalar dari ujung rambut hingga ujung kakiku.

Aku lepaskan pengait bra Mila dan aku tanggalkan branya, kini gunung kembar Mila sudah terlihat mencuat mengeras di hadapanku. Tapi apa daya aku sulit menghisapnya dengan posisi ini, aku hanya mampu memainkanya saja dengan tanganku, semakin lama semakin liar Mila menghisap dan mengocok penisku membuatku semakin bergairah dan terasa ingin memuncratkan pejuku di dalam mulutnya.

Tapi aku berusaha untuk tetap menahannya, karena Mila sekarang sudah mulai binal dan terangsang hebat aku pun berbisik pada Mila, “Yank kita panggil Bogel sekarang ya?”

Sambil mengulum, mengocok dan memainkan penisku, Mila hanya mengangguk saja, seakan Mila tak mau aktifitasnya terganggu, kemudian kuraih celanaku yang berserakan di lantai. Aku ambil hp dalam sakunya, aku WA Bogel agar segera masuk ke kamar Mila sekarang.

Tak beberapa lama aku dengar suara langkah kaki Bogel menuju kamar Mila, aku dengar langkahnya sedikit mengendap-endap kaya maling. Tidak berselang lama, Bogel pun muncul di balik pintu kamar yang terbuka yang sengaja tak aku tutup.

Kulihat Bogel kini terpaku mematung melongo matanya terbelalak menyaksikan Mila sedang mengoral penisku dan tubuh Mila hanya tersisa cd saja yang melingkari selangkangannya. Aku tersenyum kecil melihat Bogel yang begitu terpesona melihat kemolekan tubuh Mila. Aku biarkan saja Bogel seperti itu.

Sekitar beberapa menit Bogel hanya melotot tak bergerak dari posisinya berdiri, aku segera memberikan kode untuk segera bergabung denganku. Lalu aku balikkan posisiku, aku bersandar di ujung ranjang Mila, kuberikan tanda pada Mila bahwa Bogel telah siap bergabung dengan pergumulan ini.

Mila pun menoleh dan tersenyum manis kearah Bogel, memberikan tanda bahwa Bogel telah diperkenankan untuk bergabung. Aku pun segera mengisyaratkan agar Bogel segera mendekat dan bergabung, tampak di wajah Bogel yang sedikit memerah ia tampak ragu namun aku meyakinkannya untuk segera bergabung.

“Ayo bro sini ga usah tegang gitu, enjoy aja” ajakku pada Bogel, sementara Mila hanya mengangguk saja. Dan kini Mila menungging membelakangi Bogel, ia langsung mencengkram kembali batang penisku lalu menghisap dan mengocoknya lagi, dan kini Bogel mulai mendekat perlahan.

Ia membuka kaosnya dan celana jeansnya hanya menyisakan cdnya, kulihat badan Bogel cukup bersih putih dadanya sedikit berbulu namun terlihat banyak bulu di bawah pusar hingga masuk ke dalam cdnya, mungkin hingga otongnya pikirku.

Bogel mendekat dan mulai memberanikan diri untuk menjamah tubuh Mila. Bogel meremas-remas perlahan pantat Mila, dan Mila sedikit terkejut melihat tubuh Bogel yang hanya berbalut cd saja, matanya sedikit terlihat kagum melihat tubuh temanku itu, lalu Mila meneruskan mengoral penisku lagi.

Sementara tanganku asik meremas dan memilin payudara dan putingnya, Bogel kini mulai mendekatkan kepalanya di pantat Mila yang sexy, ia mulai menciumi pantat Mila, paha hingga ke sekitar anus Mila yang terbungkus cd hitam. Tampak Mila mulai mengelijang geli sekaligus terangsang karena perlakuan Bogel yang semakin berani menjamah area sensitif Mila.

Aku hanya menyaksikan sambil merasakan nikmatnya oral yang Mila lakukan padaku, kini tangan Bogel mulai berani mengusap-usap belahan vagina dan menekan-nekan anus Mila, sontak saja Mila terperanjat menegang merasakan tangan Bogel, “Aaaahhhhppp…eeeemmmmhhhh…oooohghhh…” desah Mila di sela-sela sedotannya di penisku.

Kini muka Mila mulai memerah, aku lihat Mila sedang dalam rangsangan hebat dan rasa malu yang sangat menegangkan, sesaat kemudian aku coba membuka cd Mila dan Bogel pun membantu melepaskanya. Kini Bogel melihat jelas lubang anus Mila yang bersih dan liang vagina Mila yang merah merona menganga di hadapannya.

Terlihat cairan putih bening mengalir di sela-sela vaginanya, sejenak Bogel terdiam menyaksikan keindahan Vagina dan anus Mila yang tak ditumbuhi bulu sehelai pun. Mata Bogel berbinar, nafsu birahi kian memuncak, ia kemudian memandangku seakan meminta ijin untuk menikmati vagina dan anus Mila, aku hanya mengangguk untuk mengijinkannya.

Mister Sange – Kumpulan Cerita Dewasa

Tanpa menunggu lama lagi Bogel mulai bergerilya di selangkangan Mila, mulutnya menciumi mulut vagina Mila sementara hidung mancungnya menepel pada lubang anus Mila. Kini Lidah Bogel pun sudah mulai lapar menjilati mulut dan klitoris vagina Mila, sementara kumis tipis menyambung dengan janggutnya terus bergesekkan dengan dinding luar vagina Mila yang membuat Mila semakin mengelijang bagai cacing kepanasan.

Desahnya semakin sering terdengar, pinggulnya bergerak gerak naik turun seakan menikmati setiap perlakuan Bogel di selangkangannya, dan terkadang Mila sedikit menggigit kecil penisku karena menahan nikmat yang Bogel berikan.

Lidah Bogel kini merangsek ke dalam liang vagina Mila, sementara jari tangannya menekan lubang anus Mila. Bogel terus melumuri lubang anus Mila dengan ludahnya kemudian kembali menekan liang anus Mila, aku coba menahan tubuh Mila yang semakin lama semakin tak terkendali.

Aku remas kedua payudaranya sementara tubuh Mila kutahan agar tetap menghisap penisku, sambil menghisap dan mengocok penisku Mila terus saja mendesah-desah kencang.

“AAAARRRRGGGGHHH…OOOUUUHHHHH…MMMHHHHH…TTEERRRUUUSSS…” desah Mila semakin menjadi-jadi. Menyaksikan itu Bogel semakin bernafsu, kini jarinya mulai menusuk liang Anus Mila dan jari lainnya menusuk liang vagina Mila, kini Mila tak berdaya menerima serangan hebat di anus dan vaginanya.

Mila memaju mundurkan pantatnya seakan ingin segera ada yang mengocoknya, kulihat Bogel pun sudah mengerti akan hal itu. Bogel pun mengocoknya pelan namun pasti, kedua tangan sibuk mengocok vagina dan anus Mila, sementara aku meremas payudaranya kuat-kuat, seiring dengan itu kocokan jari Bogel semakin cepat dan Mila kini melepaskan hisapan di penisku.

Lalu menoleh ke arah Bogel sambil menggigit bibir bawahnya dan mempercepat gerakan pantatnya dan menekan kuat-kuat jari-jari Bogel sedalam-dalamnya ke dalam kedua liang nikmat miliknya. Aku lihat Mila tengah mencapai puncaknya dan mencoba mengapai orgasnenya. Tanpa menunggu lama aku raih kepala Mila dan melumat habis mulutnya, sesaat kemudian Mila mulai mengejang.

“HHHHMMMMMPPPPPP…..HHHHMMMMPPPP…,” erangan orgasme Mila aku redam dengan mulutku dan tumpahlah cairan puncak orgasme Mila. Sesaat kemudian Bogel mencabut jari-jarinya dari liang anus dan vagina Mila lalu menghisap habis cairan yang meleleh keluar dari vagina Mila.

Lalu aku lepaskan ciumanku dan aku bertanya menggodanya “Gimana yank nikmat ga?”
Mila hanya tersenyum sambil menjatuhkan kepalanya di pahaku sambil mengelus-elus batang penisku, posisinya kini menungging lebih menanjak ke arah pantatnya. Sementara Bogel masih asik menjilati lubang vagina Mila, sambil mengatur nafasnya Mila mulai mendesah-desah kecil.

Seakan-akan kenikmatan ini tak pernah putus dirasakannya, “Hhhhmmm…yank nikmatnya ga abis-abis.” racau Mila memanja, Bogel pun tersenyum mendengarnya. Kini aku balikkan tubuh Mila hingga menghadap kearah Bogel.

Bogel berlutut di hadapan Mila, mulai memandangi keindahan payudara Mila dan cantiknya wajah Mila. Aku perintahkan Mila untuk mengoral Penis Bogel, Mila pun tampak masih malu-malu untuk memegang penis Bogel yang masih dibalut cd, namun perlahan Mila mulai mengelus-elus batang penis Bogel, dan Bogel hanya mendesah kecil menikmati elusan tangan halus Mila.

Beberapa saat kemudian Mila mulai melorotkan cd Bogel perlahan hingga terlihatlah batang penis perkasa seukuran dengan penisku. Namun bedanya penis Bogel dipenuhi bulu-bulu halus hingga ke buah zakarnya, Mila kini mulai asik mengelus-elus penis Bogel dan sesekali mengocoknya perlahan. Aku lihat Bogel tampak menikmatinya, aku yang masih terduduk mencoba mengocok penisku perlahan dengan tanganku sendiri sambil menyaksikan kegiatan Bogel dan Mila.

Setelah beberapa lama aku pun bangkit berlutut dibelakang Mila, kuremas-remas pantat Mila dan aku mainkan mulut vaginanya dengan jariku. Aku gesek-gesekkan jariku di antara belahan vaginanya dan memutar-mutar klitorisnya hingga Mila kini mulai terangsang lagi.

Desahannya perlahan mulai terdengar diikuti gerakan pinggulnya yang sedikit maju mudur. Bogel mulai mengelus rambut Mila dan menjamah gunung kembarnya dan Mila pun sudah mulai menjilati Penis Bogel dari kepala hingga buah zakarnya. Tak berselang lama Mila pun memasukkan penis Bogel ke dalam mulutnya, mengulum perlahan dan menghisapnya.

Sisa batang penis Bogel, Mila kocok dengan tangannya. Bogel mulai terlihat kelojotan menahan nikmatnya sedotan Mila yang begitu liar. Aku dari belakang mulai mengesek-gesekkan batang penisku di mulut vaginanya, Mila pun kembali mengerang mendesah menahan perlakuanku. Aku banjiri lubang anus Mila dengan liurku lalu aku masukkan jari tengahku kedalam liang anusnya.

Mila mengejang sesaat merasakan tusukan jariku di anusnya, setelah kubiarkan sesaat kini ia mulai kembali terbiasa lagi dan meneruskan mengoral penis Bogel. Kini hisapan dan kocokan Mila di penis Bogel semakin cepat dan liar, kulihat Bogel pun seperti tak kuasa lagi menahan gempuran Mila seperti itu tangannya mencengkram pundak Mila kepalanya terangkat ke atas dan ia mulai mengerang keras.

“Gw mau keluar bro…gw mau keluar Mila…aaaarrggggghhhh…” desah Bogel dan Mila melepaskan penis Bogel dari mulutnya kemudian mengocok cepat penis Bogel.

“AAARRRRRGGGGHHHH….. CCRRROOOTTTT…, CCRROOOOTTTT…,” peju Bogel menyembur kencang ke berbagai arah sebagian besar menyembur ke badan Mila.

“Aduh gw minta maaf Mila, gw ga tahan, pejuku jadi kemana-mana ya, sorry ya bro,” Bogel pun meminta maaf padaku dan Mila. Ia terlihat kikuk sekarang, aku pun menenangkannya, “Santai aja bro, udah biasa kali, hehehehe”

Dan Mila hanya tersenyum lebar menyaksikan itu, aku pun segera merubah posisi Mila kini, ku angkat badannya dan menaikannya terduduk di atasku. Aku masukkan penisku ke dalam vagina Mila, dan BBLEEESSSS…masuk semua penisku ke dalam vaginanya.

Posisi kami kini, Mila di atas dan aku terbaring setengah duduk dibawahnya, kedua tangan Mila melingkar di pundakku dan kini ia mulai mengoyang-goyangkan pinggulnya. Terasa vagina Mila mulai menjepit seluruh batang penisku, aku pun memainkan payudaranya, aku remas, aku pilin dan aku hisap bergantian.

Mila pun semakin cepat menggoyangkan pinggulnya dan sesekali menaik-turunkan mengocok penisku dengan vaginanya. Bogel masih terlihat membersihkan sisa-sisa pejuh di penisnya sambil mengumpulkan sisa tenaga, ia hanya tersenyum menyaksikanku dan Mila sedang beraksi. Setelah beberapa saat, Bogel pun kembali mendekat.

Nampaknya ia ingin bergabung kembali dengan kami, melihat hal itu kubalikkan tubuh Mila, kini aku di atasnya dan Mila terlentang mengangkang di bawahku. Bogel memindahkan badannya menjadi di samping kepala Mila, batang penis Bogel kini menegang kembali dan Mila pun kembali mengoral penisnya sementara aku semakin giat mengocok vagina Mila.

Aku percepat kocokan penisku agar Mila lebih terangsang lagi, terlihat Mila pun semakin sering mendesah “Hhhhmmmpppp…,hhhhmmmm…hhhrrrrpppp…” Mila mendesah sambil mengulum penis Bogel.

Aku cabut penisku dan arahkan ke liang anusnya, kulumuri dengan liurku dan mencoba menekan penisku ke liang sempit anus Mila dan Mila tampak terkejut dan mengerang menahan sakit.

“Mmmhhhhpppp…Saaakkkiiittt yaaankk…jjaangann disituu…” pintanya padaku, tapi aku ga peduli lagi karena aku memang ingin sensasi lain sekarang, “Gpp sayang, sakitnya cuma sebentar ko.” rayuku, Mila terlihat ragu dan menahan kedua kakinya yang mengangkat sementara Bogel hanya menyaksikan saja.

Sedikit demi sedikit aku tekan penisku menerobos sempitnya liang anus Mila, sambil sesekali aku liuri liang anusnya agar lebih licin lagi. Setelah beberapa saat akhirnya kepala penisku sudah masuk, terlihat Mila meringis menahan perih. Aku biarkan sejenak dan aku lumasi lagi dengan liurku. Bogel mulai meremas-remas payudara Mila dan melumat bibir Mila rakus.

Mendapati serangan seperti itu Mila mulai lupa akan perihnya, melihat kesempatan itu aku mulai menghujam kasar, sekali hentakan ke dalam liang anus Mila dan BLEEEESSSS…,seluruh batang penisku masuk seluhruhnya, mendapati itu Mila pun reflek berteriak.

“AAAAAAAAAAAAAWWW…, SAAKKIIIITTTT YAAANNK..!” dan Mila pun meneteskan air mata karena rasa perih yang hebat kini melandanya, menjalar dari liang anus hingga ke ubun-ubunnya. Memang sebelumnya aku tak pernah melakukan ini pada Mila, biasanya hanya sebatas jariku saja yang menembus liang anusnya.

Aku biarkan sesaat hingga perih Mila mereda, aku genggam tangannya dan aku tatap matanya yang masih saja meneteskan air mata, “Kamu tahan yang, klo masih perih kamu ngomong ya sayang.” pintaku. Mila hanya mengangguk saja, aku mulai menggerakan penisku mundur dan maju lagi. Terlihat Mila meringis lagi tapi tak dicobanya untuk menghentikan gerakannku.

Aku genjot perlahan, tampak Mila udah mulai terbiasa seiring dengan rasa perihnya yang mereda, kini tampak cairan bening keluar dari vaginanya, sepertinya Mila sudah kembali bergairah, ia pun meraih penis Bogel dan kembali mengoralnya.

Sementara aku sedang menikmati sensasi baru dengan anal sex ini, terasa begitu sempit namun elastis, sehingga batang Penisku terasa dipijat-pijat lembut. Aku tingkatkan tempo kocokan penisku dan Mila semakin terangsang hebat, itu terdengar dari desahan dan erangan-erangan keras yang semakin sering terdengar dan dari vaginanya semakin deras keluar cairan bening.

Melihat hal itu Bogel tampak sangat bergairah dan sangat ingin memasukkan penisnya di vagina indah Mila, dan aku pun menangkap sinyal tersebut dan mencabut penisku dari anusnya. Aku perintahkan Bogel berbaring dan Mila di atasnya, Bogel pun mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Mila.

“Aaaaaaahhhhh…..Enak banget vaginanya Mil.” puji Bogel padanya. Mila tersenyum sambil membenarkan posisinya yang kini setengah terlungkup, payudaranya menempel di dada Bogel sementara wajah mereka berhadapan, tangan Bogel memeluk tubuh Mila sambil melumat rakus bibir Mila,sementara penisnya nyaman tertancap dalam vagina Mila.

Aku pun mulai memposisikan badanku di belakang Mila, posisiku berdiri dengan kaki terkangkang agak lebar melewati tubuh Bogel, aku mengarahkan penis besarku ke liang anusnya. Tanpa kesulitan aku menerobos masuk, namun kali ini agak sedikit berbeda karena terasa ada batang penis bersentuhan lewat dinding-dinding kulit yang memisahkan antara lubang anus dan vaginanya.

Namun semua itu terasa sangat berbeda menambah gairah sexualku yang meningkat beberapa kali lipat. Kulihat Mila pun mengerang-erang binal menahan nikmatnya dua penis menusuk ke kedua liang kenikmatannya. Aku dan Bogel kemudian mengerakkan kedua penis kami bersamaan.

Mila semakin mengejang liar, menerima serangan kami yang semakin lama semakin cepat bergantian menghujam vagina dan anusnya. Bogel mencengkram payudara Mila dan meremas-remas keras, aku menahan tubuh Mila agar posisi kami tidak bergeser, setelah beberapa menit kulihat Mila semakin Liar, matanya terbelalak, mulutnya sedikit menganga dan kemudian ia gigit kecil bagian bawah bibirnya.

Sesaat kemudian tubuhnya mengejang hebat s iring dengan kocokan kami berdua. Tampaknya Mila akan orgasme lagi, beberapa detik kemudian, “AAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH……..!” lengkingan keras Mila menandakan puncak orgasme Mila yang ke-3.

Aku dan Bogel membiarkan sesaat Mila untuk menikmati orgasmenya, setelah badannya terkulai lemas, aku dan Bogel kembali menggenjot dengan tempo yang cepat seakan-akan kami sedang berlomba untuk mencapai puncak orgasme kami.

Mila yang terkulai lemas hanya pasrah menikmati semua itu tanpa mampu mengimbangi kami berdua, badannya sudah tak brdaya terkulai lemas di atas dada Bogel. Mila hanya mampu mendesah-desah sebisanya karena tenaganya memang telah habis terkuras.

Sementara aku dan Boel terus berlomba memacu menggapai puncak kami masing-masing, tak beberapa lama Bogel mulai menekan lebih dalam ke liang vagina Mila. Mila hanya menahan sodokan keras Bogel sebisa mungkin dan akhirnya Bogel menumpahkan cairan pejunya di dalam vagina Mila.

Aku terdiam sejenak membiarkan Bogel mencabut penisnya, saat Bogel mencabut penisnya tampaklah cairan peju bercampur cairan dari vagina Mila meleleh keluar membasahi perut Bogel. Terlihat Bogel tampak sangat puas dan kelelahan, namun masih saja ia melumat bibir Mila yang sedari tadi sudah tak berdaya.

Aku yang sudah dekat dengan puncak orgasmeku kembali mengocok anus Mila dengan tempo yang cepat. Tampak Mila mendesah-desah kembali, setelah beberapa menit aku merasakan penisku berdenyut-denyut hebat tanda puncak orgasmeku akan segera kucapai dan beberapa detik kemudian.

“CCCRRROOOOOTTTT…, CCRRROOOOTTT… CCRRROOOTTT…” pejuku tumpah semuanya membanjiri liang anus Mila dan sesaat kemudian vagina Mila kembali berkedut-kedut kecil. Terlihat sedikit cairan tersemprot keluar dari dalam vagina Mila, entah itu orgasme atau air seni Mila.

Aku cabut batang penisku dari liang anusnya, dan aku lihat pejuku mengalir menetes keluar ke perut Bogel dan bercampur dengan cairan pejunya yang sudah sedari tadi menggenang di perutnya. Aku ambilkan tisue untuk membersihkannya, setelah sedikit membersihkan sisa-sisa peju dan keringat yang membanjiri tubuh kami bertiga, aku pun merebahkan tubuhku.

Mila pun terkulai lemas tak berdaya di antara aku dan Bogel, aku memiringkan badanku menghadap Mila, “Gimana yank, kamu suka ga permainan tadi, kamu puas ga?” tanyaku halus padanya.

Mila terdiam sejenak tampak malu karena Bogel juga ikut menyaksikan, “Iya sayang.” jawabnya singkat.
“Iya gimana?” tanyaku lagi.
“Enak banget yank, tapi perihnya masih kerasa yank, kamu jahat deh.” jawab Mila sambil mencubit perutku.

“Kamu puas ga yank? Klo kamu puas bilang makasih donk sama Bogel, dia kan dah bantu kita.” celotehku. Aku lihat Bogel tersenyum dan wajahnya mulai memerah karena sedikit malu.

“Mmmhhhh…iya sih aku puas banget yank, ko bisa ya main kaya gni enak banget, hhhmmmm… oh ya Bogel makasih ya dah bantuin kita, kamu lumayan hebat juga ya.” jawab Mila seraya memuji Bogel.

Bogel hanya tersenyum tersipu malu, setelah beberapa menit mengobrol kulihat perlahan Bogel mulai terdengar sedikit mendengkur, ”Ah dah ngorok nih anak, kecapean mungkin, hehehe.” gumamku dalam hati.

Kulihat Mila pun sama tertidur pulas posisinya miring ke arahku, kulihat wajahnya yang begitu cantik terlihat sangat bahagia. Aku sendiri hanya melamun melihat langit kamar ini, 10 menit berlalu, aku pun beranjak dari tempat tidur, aku pakai kaos dan cdku saja menuju dapur.

Aku ambil beberapa minuman dingin di kulkas dan menuju ruang tamu, kunyalakan sebatang rokok sambil melamun tak jelas aku menikmati sebatang rokok mild ini. Entah berapa lama aku melamun tiba-tiba aku terlelap di sofa ruang tamu, sekitar 1 jam kemudian aku terbangun lagi dan beranjak menuju kamar Mila berniat hendang membangunkan Bogel dan Mila dan mengajaknya untuk mandi bersama.

MisterSange – Kumpulan Cerita Seks Selingkuh

Namun aku terkejut ketika aku lihat Bogel dan Mila sedang bercinta lagi, sejak kapan mereka terbangun dan bercinta lagi, terlihat Bogel dan Mila dalam posisi doggy style. Bogel mengocok dengan tempo cepat, Mila hanya mendesah-desah keras dan beberapa saat kemudian tampak Bogel telah orgasme, pejunya menetes keluar ketika penisnya ia cabut dari vagina Mila.

Aku hanya tersenyum menyaksikannya, dan Bogel yang sadar aku menyaksikannya terlihat sedikit gelagapan, “Bro sorry ya gw bercinta ga bilang dulu sama lo, abis gw mupeng banget liat body Mila yang sexy. Tadi pas bangun lo ngga ada terus gw liat Mila ngangkang, ya udah gw hajar aja, heheheh.” Bogel coba menjelaskan.

“Iiiihhh…kamu ini Bogel, nakal ya.” timbal Mila.
“Ya udah gpp ko bro buat hari ini lo bebas aja ko, ya kan yank.”

Mila hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan, “Ya dah ayo kita mandi terus kita makan dulu.” lanjutku.

Kami pun segera beranjak menuju kamar mandi dan mulai membersihkan diri, saling menyabuni dan membersihkan satu sama lain, di sela-sela mandi kami pun sempat mengulangi pergumulan kami, kami bercinta 3 some dengan posisi berdiri, sampai-sampai Mila kembali orgasme 3x.

Bogel dan aku hanya sekali orgasme, selesai mandi kami bertiga makan bersama dan kemudian mengobrol dan bercinta lagi. Kami menghabiskan hari dengan bercinta dan bercinta, kadang kulihat Bogel bercinta dengan Mila dan aku hanya menyaksikannya saja.

Hari itu aku lebih banyak menyaksikan Bogel dan Mila bercinta, mereka melakukannya di dapur, di ruang tv, ruang tamu bahkan di mana pun mereka mau. Kadang Mila sengaja mengodaku untuk bergabung dengan cara menari erotis dan mengoral penisku namun aku tak tertarik, aku hanya ingin menyaksikan saja, entah berapa kali mereka orgasme hari itu.

Dan hari pun berlalu, kami menutup hari dengan ber-3 some ria hingga terlelap tidur. Keesokan harinya aku mengajak Bogel pulang, Mila pun sedikit sedih karena kenikmatan ini harus segera aku akhiri. Setelah berpamitan aku pun mengantarkan Bogel pulang, di tempat kosnya aku berpesan pada Bogel kalo sekarang dia bisa menggantikan aku kapan pun Mila membutuhkannya.

Bogel pun mengerti maksud hatiku, karena sejak saat itu aku mulai menjauhi Mila, memang sih sesekali aku masih suka bercinta melepas kangenku, tapi sekarang aku tak ingin seperti dulu lagi. Aku ingin kembali pada istriku lagi, selama ini Bogel menjadi penggantiku ia sering menceritakan tentang Mila ketika mereka bertemu dan bercinta,.

Mila sering menanyakan aku, namun seperti yang telah aku pesankan pada Bogel, dia bilang klo aku kerja di luar kota dan akan segera pindah rumah, memang Mila berat mendengar hal itu, namun Bogel sekarang sudah bisa menggantikan kehadiranku.

Dari kabar yang kudengar kini, Arya suami sah Mila sudah memiliki seorang istri simpanan yang kini tengah hamil, mendengar hal tersebut Mila terlihat terpukul berat dan frustasi, saat itu aku pun kembali menghibur Mila dan menguatkan mentalnya.

Mila pun terus berharap agar dia bisa hamil, Bogel sering mengajak Mila untuk konsultasi ke dokter bahkan dukun beranak dan orang pintar, namun hingga kini itu belum membuahkan hasil.

Terakhir kabar dari Bogel padaku, dia bilang kalo dia mulai mencintai Mila dan ingin menikahinya apabila Mila bercerai kelak. Aku pun sedikit kecewa namun tetap bahagia mendengar hal tersebut.

Hingga kisah ini aku ceritakan, Bogel dan Mila semakin lengket memadu kasih, kuharap mereka bisa menikah dan hanya itu doaku untuk menggantikan rasa cintaku untuk Mila.

Kini aku kembali pada keluargaku dan bekerja di sebuah restoran sebagai pramusaji, meskipun gajinya ga besar tapi aku bisa mencukupi kebutuhan keluargaku, hingga saat ini aku masih terus merindukan Mila dan di dalam hatiku selalu mencintainya. Segalanya yang ada padanya adalah yang terindah kedua yang pernah aku dapatkan.

Terima kasih semua yang telah membaca kisah cinta ku ini, maafkan aku Mila, maafkan aku Arya, maafkan aku istri dan anakku tercinta, aku telah berdosa pada kalian, semoga Tuhan bisa memaafkan segala dosa dan kekuranganku ini.

MrSange – Kumpulan Cerita Dewasa Terlengkap