Karakter di Live to Love

Pengenalan Karakter di cerita Live to Love

Amelia
Kenalan saya sewaktu di kereta menuju kota malang. Dia cantik, kulitnya sawo mentah. Sebab coklat tidak, kuning pun juga tidak. Nah lo pikir saja sendiri apa itu warna kulitnya. Dia jago fashion, dengan perawakan yang biasa, dia bisa terlihat begitu cantik dengan busana yang selalu match dengan gayanya. Rambutnya lurus rebondingan sepunggung, tidak terlalu neko – neko dan sering memakai bando serta kontak lens warna biru.

Fany :
Teman sekelas saya yang juga sahabat dari Nabila asal Jakarta. Dia manis, tidak terlalu tinggi, sekitar 160cm dengan kulit kuning dan tidak begitu peduli dengan Fashion serta berdandan asal rapih saja. rambutnya sepundak dengan model sebelah panjang dan sebelah pendek entah itu model terbaru atau tukang cukurnya malas mencukur. Dia tipikal wanita tomboy berhati baja, suka protes bila ada sesuatu yang tak ia suka.

Jovanda :
Dia cantik tulen bawaan dari orok. Putri dari orang no satu di Sosiologi. Pembawaannya ceria, terbuka dan mudah bergaul dengan siapa saja. perasaannya sangat rapuh terhadap hal – hal sepele. Tipikal wanita yang setia namun lebih sering di sakiti oleh pasangannya. Pandai berdandan dan mempercantik diri dengan gaya baju yang maaf saya bilang seksi, terkadang juga memakai kostum yang menerawang bikin saya mabuk kepayang. Terbilang orang paling kaya di kelas dan cukup di segani oleh beberapa rekan termasuk saya yang sering minder terhadapnya.

Nabila
Secara fisik dia tak terlalu tinggi, atau bahkan bisa saya sebut pendek. 158 itu pendek ga sih ?? kulitnya kuning seperti jeruk, wajahnya manis tulen prodak dari bandung punya. Rambutnya bergelombang dengan volume yang lebat dan terawatt. Cocok sebagai iklan shampoo dan keseringan di model karatan oleh dia. Dia tidak obes, dia juga tidak kurus, badan itu terlihat lebih seksi dari Jovanda sungguh. Sebab tiap lekuk tubuhnya terlihat lebih jelas dan di balut dengan busana yang terbilang sopan, namun kadang juga suka mengumbar nafsu. Dia baik, suka menolong dan haus akan perhatian. Tapi imannya sangat lemah terhadap Fashion.

Steve :
Manusia setengah pria setengah wanita adalah penggambaran tepat untuk Steve. Bisa di bilang dia banci tulen, gayanya ngondek, jalannya melambai, bicaranya alay. Tapi kadang ada saaat dimana dia bisa serius untuk mengikuti alur pembicaraan seseorang dan tanpa sadar ia kehilangan sisi kebanciaannya. Dia tinggi, 172cm dengan kulit wajah putih (obat) serta gaya super modis. Ia berdandan masih normal layaknya seorang pria, namun sangat kental dengan gaya kekoreaan seperti Amelia. Secara fisik ia masih tergolong dalam ras manusia berkelamin jantan, namun secara gender atau kebatinan, ia memiliki jiwa layaknya seorang perempuan.

Nonik :
Awalnya ia adalah sahabat dekat dari Jovanda. Namun hubungan mereka harus berakir sebagai seorang musuh atau bisa di sebut juga sebagai Rival. Nonik tipikal cewek yang masih satu Ras dengan Jovanda. Ia berasal dari golongan kaum borjuis dengan dompet tebal di sakunya. Berparas jutek serta lebih dominan untuk peran antagonis. Sering memakai eye liner yang membuat matanya juah lebih hidup. Rambut sepunggung dominan warna coklat dengan ujung kadang di buat bergelombang. Berperawakan kurus dengan tinggi 165an. Kulit putih susu dan tentunya selalu modis dalam masalah busana.

Tisya
Seorang bagian dari masalalu saya. Tepatnya adalah teman masa kecil yang pernah dekat dengan rumah saya saat SD dulu. Dari segi paras, ia memang mirp dengan Nabila. Namun sifat dia yang terkadang maish kekanak – kanakan sering kali membuatnya salah dalam mengambil keputusan. Dalam segi fisik Tisya berbepawakan sedang, tidak tinggi juga tidak pendek. Berkulit kuning dengan gaya rambut yang sering kali di tarik kebelakang mirip dengan tokoh anime. Warna rambutnya dominan hitam lebat dengan model lurus asli bawaan dia dari orok.

Dania
Salah satu tokoh yang berhasil saya ingat sejauh book 2 sudah berjalan. Secara fisik dia cukup tinggi hampir sama seperti saya. Dengan gaya rambut di gelung ke atas serta dandanan yang dominan memakai warna hitam baik itu kaos atau celana yang ia kenakan. Kulitnya putih kapur, giginya rapih ala senyum pepsodent namun matanya sedikit sipit sama seperti milik Fany. Awalnya teman satu kosan dari Nonik yang pada akirnya di waktu saya semester tujuh ia meminta saya untuk menjadi sahabat pertamanya dengan menerima segala kekurangan menurut dia namun merupakan suatu kelebihan bagi saya. Sebab ia satu – satunya tokoh dengan kemampuan lebih yang bisa menjadi sahabat saya di akhir cerita.