Kisah Yupi dan Gracia Part 2 – Cerita Fiksi

Kisah Yupi dan Gracia Part 2 – Cerita Fiksi

Setelah menganalnya sekali lagi (baca juga PART 1), kami beristirahat sejenak di balkon kampus dalam keadaan sama-sama telanjang! Gracia yang merasa kedinginan lalu kembali memakai bajunya, begitu pula aku, kemudian keluar dari balkon lantai delapan kampus kami. Jujur itu pertama kalinya aku melakukan kegiatan seperti itu, dan ini di kampus… Iya di kampus… astaga mesum… aku jadi geleng-geleng sendiri…

“Parah ya senior satu ini, junior polos udah diajak anal…” Bisik Gracia saat menuruni tangga,

“Dih? Parahan junior satu ini lah, mau aja diparah-parahin…” Balasku cengegesan.

“Kalo aku hamil gimana?” Gracia cekikikan.

Aku berubah datar,

“Kan dari pantat, mana bisa hamil?” Tanyaku dengan ekspresi datar…

“Ya kali aja ada niatan gitu…”

DEG…

Gracia ngeluyur sedikit lebih cepat daripada aku, aku terkejut mendengar perkataan dia barusan…

“Kampret…
…Tau gitu gue hamilin lu tadi…”

***

Kami memutuskan untuk pulang, tapi sebelum itu aku antar Gracia pulang kerumahnya. Sepanjang perjalanan aku suka iseng tiba-tiba ngerem mendadak sehingga dada Gracia mengenai punggungku hehe, tapi tiba-tiba dia memukul helmku…

“Gausah mainan rem!” Bentaknya,
“Iya maaf…” Aku jadi sedikit takut…

Aku menarik gas lebih kuat menjauh…

“AKU PULAAAANG!!!”

Suasana sepi…

Aku dan Yuvia adalah korban dari kesibukan orang tua, saat ini orang tua kami lagi sibuk-sibuknya dengan bisnis mereka sehingga kami berdua hanya tinggal dengan seorang pembantu yang tidak menetap dirumah kami. Ngomong-ngomong kemana Yuvia?

Aku naik kelantai dua menuju kamarnya, tidak ada. melewati kamar mandi aku mendengar suara gemericik air, oh lagi mandi… Aku bergegas menuju kamarku ganti baju dan berbaring diatas kasurku sambil membaca komik…

“Eh udah pulang…”

Suara Yuvia tiba-tiba terdengar,

“Pake baju dulu sana…” Balasku tanpa menoleh,

“Ish, kan aku ngelewatin kamar kakak eh ada orangnya ya aku tegor!” Yuvia tiba-tiba sewot…

Dia ngeluyur menuju kamarnya, aku menutup komikku sesaat…

“HEI, KAMU UDAH NGGAK PAKE KAMAR MANDI KAN?” Teriakku.

“UDAH NGGAK PAKE!!” Balas Yuvia dari dalam kamarnya.

Cerita Fiksi – Kisah Yupi dan Gracia Part 2

Mendengar itu aku buru-buru keluar melewati kamarnya menuju teras balkon mengambil handuk, berjalan melewati kamarnya, ternyata pintunya terbuka sedikit… HEHEHE… Namanya juga cowok, walaupun adik sendiri, ada kesempatan emas begini harus dimanfaatkan…

Aku mengintip sedikit melalui celah pintu, Yuvia sedang membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa air mandi, dia menarik handuknya dari kakinya naik hingga keatas perut dan dadanya, begitu pula bagian punggung dan pantatnya yang kenyal itu, entah kenapa terbayang pantat Gracia…

Aku memperhatikan tubuhnya lebih seksama, jelas jauh berbeda ketika kami mandi bareng waktu sama-sama sekolah dasar. Kulitnya yang putih, dadanya sekarang tumbuh membesar, pantatnya sekarang juga membesar dan nampaknya begitu kenyal, oh my god celanaku menyempit…

kamar mandi!!!

Sepanjang mandi otakku malah membayangkan tubuh Yuvia tadi, kira-kira sama dengan Gracia hanya bedanya Yuvia lebih putih, kalo Gracia lebih kearah tanned… Ukuran dada kayaknya sama besar deh, ukuran pantat dan kekenyalannya jelas Gracia unggul, aku udah ngerasain soalnya… hehe…

Dengan semua bayang-bayang barusan tanpa sadar aku mengambil sabun mengumpulkannya jadi busa lalu perlahan mengocok penisku sendiri sambil membayangkan adikku, Yuvia…

“Hhhh yupi oohh…”

“nggg enak kan penis kakak?”

“nusuk-nusuk vagina kamu sayang oohh…”

“NNGGNNN”

“ENNGGGHH AAHHH YUVIAA…” Teriakku tiba-tiba…

Tapi aku melotot…

******, ini kan di kamar mandi… Aduh… Mudah-mudahan Yupi nggak denger…

Aku keluar kamar mandi dikejutkan Yuvia yang tiba-tiba berdiri dihadapanku…

“Kakak kenapa?” Tanyanya polos,
“Ke-kenapa apanya?” Aku bingung,

“Tadi aku denger kakak teriak manggil nama aku…” Jawab Yuvia polos

Aku kaget…

“Ha? Nggak… Oh, itu tadi ada kecoa terbang… eh tapi udah nggak terbang eh apa ya gitu deh…”

Aku panik sepanik-paniknya sehingga nggak ngerti mau ngomong apa lagi, aku tinggal dia ngeluyur ke kamarku. Aku deg-degan, bodoh… menggeleng sendiri…

***

Hari berganti malam, setelah kejadian tadi sore nyaris ketauan Yuvia aku malah jadi canggung dengannya, tadi setelah makan malam aku memutuskan untuk naik ke kamar duluan meninggalkannya dibawah sendirian. Aku terdiam rebahan di kasurku…

Tiba-tiba perutku mules…

Keluar kamar, menuju kamar mandi, menyalakan lampu…

“AAHHH KAKAK!!!”

Reflek aku kaget lalu mematikan lagi lampunya…

“TUTUP MATANYA!!!”

Yuvia mengeden sesaat lalu buru-buru membersihkan selangkangannya, nampaknya abis kencing. Aku malah melongo melihatnya…

“Ih, aku bilang kan tutup matanya!” Dia menatapku sambil buru-buru memakai celananya.

“Aduh…”

Dia memukul lenganku,

“Kok kakak dipukul?!” Protesku sambil mengelus lenganku…
“Lagian ngeliatin aku pipis!” Balas Yuvia,
“Ya salah sendiri, pipis pintunya ga ditutup! Lagian kirain kamu dibawah!” Aku berusaha mengelak,

“AKU TAKUT DIBAWAH! LAGIAN SIH NAIK DULUAN! UDAH TAU AKU PENAKUT!” Yuvia sedikit berteriak,

Yuvia ngeluyur masuk ke kamarnya dengan ekspresi sedikit kesal, sementara aku masuk kamar mandi, setelah selesai aku terdiam, merasa tidak enak dengan adikku atas kejadian barusan, tiba-tiba kakiku melangkah menuju depan kamarnya…

Tidak sadar, sudah 15 menit aku berdiri di depan kamarnya masih terdiam…

Aku mengetuk pintu kamarnya beberapa kali…

“Yup…”

Hening, tidak ada jawaban…

“Kakak boleh masuk?”

Masih hening. Aku beranikan diri membuka pintu kamarnya, terlihat dia nampaknya sudah tertidur…

“Yup, udah tidur?” Bisikku menatap Yuvia yang memejamkan matanya.

Aku memperhatikannya, dia terlihat tertidur, kelihatan dari nafas di dada dan perutnya yang kembang kempis itu. Entah kenapa aku jadi memperhatikan dadanya yang sedikit kembang kempis itu, imajinasi liarku muncul lagi. Niatku untuk minta maaf dikalahkan nafsuku…

Aku malah membayangkan rasanya penisku di jepit oleh kedua dada itu…

“Hmm? Enak kan kaak?”

Yuvia menjilat-jilat kepala penisku sambil terus menjepit penisku dengan kedua dadanya, putingnya kupilin-pilin…

Shit…

Aku menggeleng, tapi masa adikku?

Ah bodoamat…

Kisah Yupi dan Gracia Part 2 – Cerita Fiksi Sedarah

Aku perlahan mendekati Yuvia yang sedang tertidur, duduk di ujung kasurnya masih memperhatikan dadanya yang kembang kempis itu, dia bergerak berubah posisi menghadapku, selimutnya tersingkap, terlihatlah pahanya yang putih mulus…

main kalem Yov main kalem…

Suara hatiku masih mengkontrol diriku agar tidak terlalu bernafsu walau sebenarnya sudah maksimal, entah kenapa aku jadi seperti ini…

Perlahan tapi pasti aku mulai menyentuh paha mulusnya, kuelus perlahan… Halus…

Mulai naik ke celana pendeknya…

Kucoba tarik perlahan celana pendeknya, tidak ada reaksi begitu berarti dari Yuvia, celanaku makin menyempit dari pertama aku masuk kesini…

Perlahan terus kutarik celananya hingga sepahanya terlihatlah celana dalam putih yang tadi dia buru-buru pakai, dia menggeliat sesaat, aku langsung menahan nafas…

Kembali tenang, aku sempat terdiam sesaat, masih ragu untuk menarik celana dalamnya. Aku berpikir untuk membuka kaosnya saja, karena posisinya sudah terangkat hingga ke perut, adikku tidur berantakan sekali…

Kutarik cepat bajunya hingga keatas dadanya, astaga, dia tidur nggak pake beha…

Aku malah terdiam memperhatikan dadanya yang kini terpampang jelas di depan wajahku. warna putingnya putih kecoklatan dan areola dengan warna yang sama, melebihi ekspetasiku. Entah kenapa aku merasa terhipnotis dan mulai menjilat puting adikku dengan perlahan, aku benar-benar terhipnotis terus menjilat sambil sedikit-sedikit kukecup…

“Mmmhh…”

Suara adikku mulai terdengar, aku masih tidak sadar, malah tanganku membuka celana dalamnya dan mengelus-elus vaginanya…

“Kaaakk??!!”

Yuvia tersadar, terlambat…

“KAKAK NGAPAIN?!”

Dia shock melihat keadaannya sudah seperti ini, aku kaget dan panik lalu berdiri sedikit menjauh darinya…

“Maafin kakak, yup…”

Aku terdiam sesaat lalu ngeluyur keluar kamar Yuvia dan masuk ke kamarku…

***

Setelah kejadian itu, dua minggu aku masih canggung bertemu Yuvia, begitu juga dengan dirinya, sekarang seperti berubah. Dan selama dua minggu itu pula aku tidak melihat sosok Gracia di kampus, mungkin karena kami beda jurusan atau jadwal kuliah yang berbeda, dan bodohnya aku nggak minta kontak dia biar bisa dihubungin…

Sampai akhirnya suatu malam, aku rebahan sambil membaca komik di kamar. Tiba-tiba terbayang adeganku dengan Yuvia yang tertahan waktu itu…

…astaga itu adikku!

Kali ini aku benar-benar merasa bersalah dan harus meminta maaf pada Yuvia, lagi, aku berdiri di depan kamarnya, merasa dejavu dengan situasi ini…

“Yup?”

Aku mengetuk pintu kamarnya…

“Iya? Masuk aja…”

Terdengar suara Yuvia dari dalam…

Perlahan aku buka pintu kamarnya dan memasukkan kepalaku dari celah pintu,

“Boleh kakak masuk?”

Dia terduduk bersila sambil memegang novel di kasurnya menatapku lalu mengangguk pelan…

“Maafin kakak ya…”

Aku berdiri di hadapannya, aku benar-benar merasa bersalah sehingga tanpa sadar merunduk. Dia menatapku sesaat lalu menghela nafas. Berdiri dari kasurnya lalu berhadapan denganku, aku masih terdiam merunduk…

DEG…

Yuvia memelukku…

“Yup?”

Bisikku di tengah pelukannya,

“Iya, aku udah maafin kakak dari semenjak malem itu…”

Dia memelukku semakin erat, aku merasa sedikit lega sekarang sampai tiba-tiba aku terkejut karena dia mencium bibirku…

“Aku tau semuanya, aku tau apa yang kakak lakuin dikamar mandi waktu itu, tapi aku belum yakin sampe akhirnya kejadian dua minggu lalu. Ternyata kakak nafsu sama aku?”

DEG…

Aku tidak bisa berkutik…

“Kak? Kok diem?”

Aku gabisa ngomong, cuman terdiam menatap wajahnya…

Dengan cepat aku menggendongnya dan menjatuhkannya dikasur, dia hanya tersenyum sambil menatapku turun kearah celananya,

“Maafin aku, ka… HAAHH??”

Yuvia kaget karena tiba-tiba aku merobek celananya. Aku nyengir menatapnya…

“Iya kakak nafsu sama kamu…”

“Kasar banget sih?
…Celana kesayangan aku…

…MMMHHH…”

Lenguhnya saat aku tiba-tiba menjilat vaginanya…

“Kaaakkk… MMMHHH…”

Aku tidak perduli dengan semuanya, aku hanya menjilat dan menjilat. Yuvia sempat menggeliat beberapa kali mungkin karena geli tapi menit-menit selanjutnya dia mulai menikmati jilatanku…

“Kaaakk AAHH…”

Aku mendongak menatap wajahnya yang sekarang jadi kacau, aku merangkak naik lalu mencium bibirnya, dia berusaha memasukkan lidahnya kedalam mulutku…

“Nafsu amat…” Bisikku.
“Biarin, kakak juga…” Balasnya.

Dengan sekuat tenaga dia memutarbalikkan tubuhku, adikku kuat juga. Sekarang aku terlentang dia tengkurap diatasku, masih saling melumat bertukar ludah. Dia melepas ciumannya lalu turun menuju celanaku menurunkannya dan…

Dia merobek celana dalamku…

“Balas dendam? MMHHHH…”

Tanpa basa-basi Yuvia menjilat penisku, reflek aku jadi kaget…

“OOHHH…”

Terasa hangat di dalam mulutnya, berbeda dengan Gracia, dia lebih nikmat…

“Yup? HMMM…”

Dia perlahan mulai mengulum sambil mengocok penisku, kakaknya… Iya kakaknya!

Kita seharusnya gaboleh begini, Yup…

Tanganku perlahan mulai bergerak memegangi kepalanya dan menahannya, lagi-lagi pikiranku kalah sama nafsuku…

“MMHHH!! MMHHH!!”

Yuvia berusaha melepaskan diri, tapi kutahan kepalanya sambil mulai menggenjot penisku, sumpah ini lebih enak dari Gracia…

“OOOHHH…”

Aku kalah, aku keluar duluan. Yuvia batuk-batuk sambil mengambil nafas beberapa kali…

“Hhh… Kasar… Hhh… uhuk.. uhuk…”
“Maaf, kamu enak sih…”

Terdiam sesaat,

“Langsung aja ya?” Tanyaku tiba-tiba…

“Hah? Tunggu-tunggu!” Yuvia menahanku…
“Aku masih perawan. Kakak mau tanggung jawab?”

Dia menatapku serius, aku jadi terdiam…

Dia adikku! Dia adikku!!

Aku mengangguk mantap…

Mister Sange – Kumpulan Cerita Dewasa Fiksi Sedarah

Dengan sedikit ragu-ragu Yuvia melepas sisa pakaiannya yang masih ada di tubuhnya, begitupula aku. setelah sama-sama telanjang kami terdiam sesaat…

“Kakak yakin?” Tanya Yuvia sekali lagi…

Tanpa berkata lagi aku langsung mendorongnya terlentang diatas kasur, ada keraguan dimatanya. Aku melumat kembali bibirnya, tanganku tidak tinggal diam mengelusi sambil memasukkan jariku kelubang vaginanya, dia mendesis ditengah ciuman…

“SSHH… SSSHHH…”

Selang beberapa menit kupercepat jariku. Dia terlihat kaget lalu melotot menatapku…

“KAAAAKKK??”

“Keluarin, yup…”

Dia mengigit bibir bawahnya menggeleng liar…

“AAAHH…”

Perutnya bergetar, dia squirting…

Desah nafasnya memenuhi ruangan…

Sekarang aku berlutut dihadapannya yang terlentang menatapku, siap mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Aku menatapnya serius. Dia sedikit ragu tapi berusaha tersenyum…

“Boleh?” Tanyaku,

“Yakin?
…Kita adik kakak loh…”

Aku jadi kembali terdiam mendengar perkataan Yuvia barusan, semakin berpikir kenyataan malah semakin nafsu…

“MMMHH? KAAKK?”

Aku dengan perlahan memasukkan penisku kedalam vaginanya, Yuvia makin mendesah…

Penisku menabrak sesuatu yang mengganjal, kuperhatikan wajah Yuvia yang kini memerah menggigit bibir bawahnya. Kudorong agak keras…

“AAAAAAAHHH…”

Yuvia menjerit sedikit bergoyang, yup keperawanannya pecah olehku, kakaknya sendiri…

Dia menutup mulutnya, ada sedikit air mata keluar. Maafin kakak, yup…

“Perih…” Bisiknya,
“Iya, mangkanya ini kakak diem dulu biar perihnya ilang…” Jelasku menenangkannya.

Ada sedikit darah yang keluar dari vaginanya, aku masih tidak percaya apa yang aku lakukan ini. Kami terdiam selama beberapa menit…

“Udah mendingan, yup?”
“Coba pelan-pelan kaak…”

Perlahan kucoba tarik penisku keluar, dia memejamkan matanya menggigit bibir bawahnya…

“OOHH…”

Lenguhnya saat kucoba dorong penisku masuk…

“Hmm…”

Kucoba tarik lagi,

“Enaakk…”

Perlahan mulai kusesuaikan temponya..

“MMHHH KAAAKK AAAKKK…”

Dalam menit berikutnya aku sudah menggenjot vagina adikku, ini sangat nikmat. Dia melenguh keenakan, dadanya berguncang naik turun, kuremas dadanya dengan kencang sambil mempercepat doronganku…

“Enak yup?” Tanyaku sambil terus mendorong pinggangku,
“Iyaahh kaak MMHH…” Yuvia nampak kacau,

“Kaaakk… OOHH… MMHHH!!”

Ada sekitar 15 menit kami saling berpacu, tiba-tiba dia menggeleng liar, aku terkejut lalu mengurangi tempoku, perutnya bergetar mulutnya sedikit menganga, kurasakan cairan hangat di penisku, kuhentikan genjotanku. Dia squirting kedua kalinya…

“Hhh… Hhh… Hhh…”

Dia makin kacau, wajahnya memerah, rambutnya mulai lepek karena keringat, mengatur nafasnya sambil menatapku…

“Gimana? Masih kuat?” Tanyaku,

Dia mengangguk pelan, “Aku mau ngerasain doggie…”

Aku kaget sesaat, “Kok kamu tau?”

Dia hanya nyengir sambil mencabut penisku lalu menungging di hadapanku…

“Ayo kaak…” Bisiknya sambil menoleh menatapku,

Aku terdiam sesaat menatap vaginanya yang sekarang berwarna merah dan cukup basah, entah kenapa aku makin bernafsu…

Kamu harus hamil, Yup…

Dia memasang kuda-kuda tangan dan kakinya, sementara aku juga memasang kuda-kuda di belakangnya, siap mengarahkan penisku ke vaginanya…

Mister Sange – Kumpulan Cerita Sex Sedarah Fiksi

“Siap yup?”
“Iya, kakakku sayang…

MMMHHH…”

Aku memasukkan penisku kedalam vaginanya…

“Ngghh.. Ngghh… MMHHH… KaakKK…”
“Ngghhh… Enakk yuppp… NNGGHHH…”

Aku terus menggenjotnya, karena saat ini pikiranku hanya menghamilinya. Kakak macam apa aku ini?

“Ngghh KaaKK… Jangaann OOHH… kasar… MMHHH… KASAARR…”

Tangan Yuvia ambruk karena tidak kuat menjadi kuda-kuda sementara aku terus menaikkan tempo genjotanku kedalam vaginanya sambil mencengkram pantatnya yang kini mulai memerah…

“NGGGHH… YUP… KAMU… NGGHH… ENAAKK SAYANG!!” Racauku keenakan,

“Ka.. KAK ka.. sar… tapi MMHH aku OOHHH… SUK.. AAAAHHH”

Semakin lama semakin kupercepat tempoku, Yuvia semakin mendesah bahkan mulai beberapa kali berteriak, dia tidak bisa mengkontrol suaranya karena kenikmatan ini mungkin menjalar keseluruh tubuhnya sama seperti yang aku rasakan saat ini…

“NNGGHH… NGGHH…”

Jepitan vagina Yuvia benar-benar mengigit penisku dan terus mengocoknya rasanya berbeda dengan waktu aku onani…

“Kaaakk… Aku gakuaaatt…” Tiba-tiba Yuvia menggeleng liar…
“Barengan yaa…” Balasku seolah mengerti maksudnya…

“MMMHHHH KAAAKYOOVVV!!!!”

Teriak Yuvia menandakan pertahanannya jebol untuk ketiga kalinya, selang beberapa menit kemudian aku merasa ada yang akan meledak…

“NNGGHHH YUVIAAAAAA!!!!”

Kutarik penisku dengan cepat keluar vaginanya…

Satu…
Dua…
Tiga…
Empat…
Lima…
Enam kali…

Semprotanku mengenai pantat dan punggung serta sedikit rambutnya, aku ambruk diatas punggung Yuvia yang terlebih dahulu ambruk, sama-sama lemah.

Aku membalikkan tubuhku terlentang, memandang Yuvia yang terlungkup memejamkan mata, rambutnya benar-benar lepek karena keringat begitu juga tubuhnya yang basah oleh keringat serta pantat yang memerah akibat cengkramanku…

“Kaak…” Bisiknya,
“Iya?” Aku berusaha tersenyum,

“Makasih ya, nagih…”

Mendengar itu sontak aku terbangun duduk. Menoleh menatapnya yang masih terkulai lemah lalu tersenyum menyeringai…

Baca juga Part-3!

Kumpulan Cerita Fiksi Sedarah