Kisah Yupi dan Gracia Part 3 – Cerita Fiksi

Kisah Yupi dan Gracia Part 3 – Cerita Fiksi

“Kaaakk… Kasaar!! NGGHH… NGGHH…”

Aku menggenjot vagina Yuvia agak sedikit keras, entah kenapa aku selalu bernafsu dengan vagina adikku ini, mungkin karena gigitan vaginanya dipenisku yang susah dilukiskan dengan kata-kata…

Baca juga PART-2!

“AAAAHH KAAKKK…”

Dia menggeleng liar, lagi-lagi perutnya bergetar, dia squirting…

“hhh… hhh… hhh…”

Wajahnya memerah berusaha tersenyum menatapku…

“Capek…” Bisiknya,
“Yaah, aku belum keluar…” Aku sedikit kecewa.

“Aku udah tiga kali, kakak belom sama sekali. Kemaren juga gitu! Selalu aku yang banyak keluar!” Yuvia sedikit protes.

“Mangkanya tahan dong, yaudah yuk lanjut…”

“MMMHHH KAAAKK…”

Aku kembali “memperkosa” adikku, malam ini kami melakukan special exercise antara adik-kakak…

“NGGHH… KAAK… OOHH…” Gracia melenguh keenakan saatku menampar pantatnya yang putih itu…

Cerita Fiksi – Kisah Yupi dan Gracia Part 3

Aku terbangun, hari sudah pagi, tapi lagi-lagi aku bermimpi seperti itu, sudah beberapa hari ini aku bermimpi soal Gracia. Ada apa? Oiya setelah insiden bersama Yuvia beberapa hari lalu aku malah semakin nafsu dengan dirinya, begitu juga sebaliknya…

Aku menoleh, Yuvia masih tertidur disebelahku…

Aku terduduk lalu tersadar, ini kamar Yuvia. Semalam aku lupa kami melakukan berapa ronde lagi…

Tapi yang jelas akan lebih banyak ronde-ronde berikutnya…

Aku membuka selimut hanya dengan tanpa mengenakan baju aku melangkahkan kakiku melewati pakaianku dan Yuvia yang tergeletak berantakan di lantai menuju pintu dan keluar ke kamar mandi…

Setelah selesai mandi, aku masuk ke kamar Yuvia dan membereskan pakaian kami yang berantakan akibat semalam, aku menatap Yuvia yang masih tertidur dengan tubuh tertutup selimut dan wajah yang kelihatan bulat…

“Hei, bangun sayang…” Bisikku,

Aku duduk di pinggir kasurnya sambil mengecup keningnya dan mengelus rambutnya, dia bergerak sedikit…

“Males…” Jawabnya,

Mendengar itu dengan cepat kuremas dadanya yang tertutup selimut…

“AAAHH SAKIT!”

Dia langsung terbangun duduk lalu mendorong wajahku pelan…

“Hari ini ada kuliah kan? Cepetan mandi sana, masa mau telanjang terus? Kakak mau berangkat kuliah…”
“Hmm…” Jawabnya masih malas.

***

Selesai kelas aku makan di kantin seperti biasa, kali ini mataku celingak-celinguk mencari seseorang tapi tidak menemukannya. Yuvia mengabariku kalo dia pulang terlambat karena ada kegiatan mahasiswa, aku menekuk wajahku…

Aku memutuskan ke balkon kampus dilantai atas, bermaksud menghabiskan waktu disana, namun setelah sampai disana aku malah melihat seorang gadis yang aku cari sepanjang hari ini…

“Gracia?” Suaraku mengejutkannya.

Dia menoleh lalu tersenyum dan berjalan mendekatiku lalu memelukku erat…

“Aku kangen kakak…” Bisiknya ditengah pelukan,

Tanpa berkata apa-apa kubalas pelukannya sambil mengelus punggungnya, entah kenapa saat itu juga rasa sayangku padanya perlahan muncul. Kukecup keningnya, dia mengadah menatapku…

“Kenapa bisa disini?” Tanyaku,
“Aku gatau, tiba-tiba pengen kesini…” Dia nyengir,

“Tunggu-tunggu, kamu kangen sama aku atau sama…

Gracia meniup beberapa helai poninya, “Udah deh, gausah mulai…”

Aku cengegesan menatapnya…

“Mau anal?” Tanyanya,

Aku berubah datar, “Tadi bilang gausah mulai…”

Ganti dia yang cengegesan menatapku…

“Mau disini lagi?” Tanyanya menatapku dalam.

Tiba-tiba pikiranku terlempar ke rumah, mungkin bisa leluasa disana. Kebetulan Yuvia juga pulang agak maleman. Aku nyengir menatapnya. Aku mengajaknya untuk kerumahku, entah kenapa aku jadi merasa ingin cepat-cepat pulang jadinya kalo begini…

Sampe rumahku kami sama-sama duduk disofa, mengobrol sesaat, cukup lama kami tidak bertemu kembali setelah insiden balkon dilantai atas kampus. Gracia banyak berubah. Badannya sedikit lebih semok dari terakhir aku lihat dan dadanya yang menantang itu…

Madafaka…

“Maafin aku kak tiba-tiba ngilang gitu aja…” Gracia sedikit murung,

“Bukan salah kamu kok, ya kan emang jadwalnya aja yang nggak sama…
…Lagian aku juga bodoh lupa minta kontak kamu…”

Aku berbicara tapi mataku malah menyusuri tubuhnya…

“Nafsu?” Tanyanya tiba-tiba,

Aku tersadar ternyata dia menatapku dari-tadi sementara aku menyusuri tubuhnya, aku melongo…

“Hmm? Sedikit…” Aku ganti nyengir,
“Terus gimana?” Dia berubah posisi menghadapku…

“Gatau…”

Kisah Yupi dan Gracia Part 3 – Cerita Fiksi

Tiba-tiba aku canggung, dia dengan cepat mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku berusaha tenang, hebusan nafasnya terasa diwajahku, perlahan bibirku terasa menyentuh sesuatu yang lembut dan sedikit kenyal, yup, bibirnya menyentuh bibirku. Aku cukup kaget ternyata Gracia berubah jadi sedikit liar…

Dalam hitungan menit kami sudah saling berciuman, merasa seperti disetrum aku jadi aktif mendorongnya terlentang disofa. Terus berciuman tanganku tidak tinggal diam. Mulai mengerayang naik…

“MMHH…”

Desahnya saat aku mulai meraba dadanya dari luar kaosnya…

“Buka aja ya…” Bisikku sesaat ciuman terlepas,

Dia mengangguk lalu mengangkat tangannya keatas dan kubuka kaosnya menyisakan beha ungu miliknya. Dia kembali mencium bibirku sementara tanganku kini bermain di area dadanya…

“MMHH… Kaakk…” Bisik Gracia di telingaku,

Kuciumi lehernya sambil berusaha melepas behanya, setelah itu behanya terlepas. Dia benar-benar telanjang dada, aku terdiam menatapnya yang sekarang senyum-senyum…

“OOHH… Kaakk… HMM…”

Aku langsung mendarat di dadanya, kuhisap puting kirinya sementara tangan kiriku bermain di puting kanannya, dia mendesah perlahan dan tangannya mengelus kepalaku halus. Setiap desahannya membuatku semakin bernafsu…

“MMHH… gabakal keluar…”

Dia mendesah lalu tertawa sesaat aku menyedot putingnya berharap keluar susu dari sana. Setelah puas menghisap putingnya aku kembali mencium bibirnya dan mendorongnya perlahan tertidur disofa.

Sejujurnya aku sudah tidak tahan…

Kubopong dia dengan cepat, dia kaget sesaat lalu bingung menatapku…

“Mau kemana?”

Aku hanya tersenyum sambil terus membopongnya naik keatas menuju kamar Yuvia, sesaat aku berpikir ini gila. Aku akan bersetubuh dengan Gracia di kamar adikku sendiri, kamar yang menjadi saksi bisu aku “memperkosa” adikku sendiri…

Aku menjatuhkan Gracia diatas kasur, dia tersenyum lalu tiba-tiba meloncat berdiri dan mendorongku sedikit kasar ke tembok lalu mencium dan melumat bibirku, aku sedikit terkejut dengan reaksinya itu…

“Kamu kenapa?” Tanyaku setelah ciuman terlepas,

“Kan aku bilang aku kangen…”

Dia berlutut dihadapanku lalu melepaskan celanaku dan juga celana dalamku dengan cepat lalu…

“OOHHH…”

Mister Sange – Kumpulan Cerita Sex Dewasa

Dia menghisap penisku, kali ini tarikannya berbeda dari ketika di balkon kampus…

“Kamu… MMHHH… Kenapa… AAHH… Jadi gini?”

Aku berusaha bertanya ditengah sensasi blowjob Gracia…

“puaahh… Aku gaperlu malu-malu lagi kan sama kamu?” Dia mendongak menatapku,

DEG…

Lagi, detakan jantung itu kembali terdengar, emang cuman Gracia yang bisa bikin jantungku berdetak lebih keras, entah kenapa aku jadi tersenyum…

“AAAHH…”

Gracia kembali melanjutkan blowjobnya sambil menatapku, persis dalam video JAV yang biasa aku tonton. Seperti terhipnotis matanya tanganku menahan kepalanya lalu mendorong penisku sedikit lebih keras masuk dalam kerongkongannya…

“MMHH… MMHHH… MMHHHH!!!”

Gracia memukul-mukul pelan pahaku, aku tidak perduli, tetap melanjutkan kegiatanku…

“AAHHH GRACIAA!!!”

Penisku terlepas, Gracia batuk-batuk, wajahnya memerah, bibirnya sedikit berlumuran spermaku. Dia sedikit kesal menatapku…

“Selalu deh, aku gabisa nafas! Nafsu sih nafsu tapi nggak segitunya! Kalo aku mati gimana?!”

Dia berdiri sambil marah-marah memukul lenganku, aku jadi sedikit takut lalu reflek meminta maaf. Dia mendorong pundakku kebawah sehingga sekarang aku yang berlutut. Mengerti maksudnya aku langsung menjilat vaginanya…

“IYAAAAHHH…”

Kubuka sedikit vaginanya dan menjilat bagian dalamnya, ternyata masih ada yang mengganjal, dia benar-benar menjaga keperawanannya. Hari ini juga harus aku robek! Adikku aja udah robek…

Terus menjilat, aku tidak sadar tangan Gracia sudah menahan kepalaku untuk terus menjilat, aku mulai susah bernafas karena Gracia terus mendorong kepalaku kearah vaginanya…

“Teruuss… Kaaakk… AAHHH…”

“OOHHH…”

Aku merasa sesuatu menyemprot wajahku, aku berusaha menjauh. Wajahku tersiram cairan vaginanya, basah seluruhnya. Gracia hanya tertawa menatapku tapi kembali mengatur nafasnya…

“hhh… hhh… hhh… gabisa nafas kan? Aku juga gitu tadi…”

“Oh, bales dendam?” Tanyaku tersenyum menyeringai.

Aku berdiri, dia sedikit panik, “M-mau ngapain?”

Kudorong dia kearah kasur, dia jatuh terlentang lalu kuciumi seluruh badannya. Dia kegelian sambil sedikit-sedikit mendesah. Setiap desahannya menghipnotisku, sampai akhirnya aku membuka pahanya lebar-lebar sambil mengarahkan penisku ke vaginanya. Dia terdiam menatapku…

“Silahkan…” Bisiknya pelan,

Aku tersenyum menempelkan penisku di vaginanya. Dia terlihat mengigit bibir bawahnya, aku jadi flashback ketika Yuvia juga seperti ini…

“Tahan ya, ini perih loh…”

“AAAHHH KAAAKK!!”

Tiba-tiba Gracia menjerit ketika penisku menembus selaput daranya, ada sedikit air mata keluar disana, aku berganti menatap penisku yang kini menancap di vaginanya, ada tetesan darah mengalir sedikit…

“Perih…” Bisiknya,
“Iya aku diem, kamu jangan tegang, rileks aja…” Aku berusaha tenang,

Aku terus menerus mengingat kejadian bersama Yuvia yang saat itu juga seperti ini. Tapi sekarang aku lebih tenang dari waktu itu. Ada sekitar lima menit kami terdiam dalam posisi seperti ini,

“Udah nggak perih, Gre?”
“Coba pe-pelan-pelan kaak…”

Kucoba tarik penisku perlahan…

“Hmm…”

Dorong perlahan…

“Mmmhh…”

Tarik lagi…

“HMM…”

Dorong lagi…

“OOHH…”

Perlahan tapi pasti tempo mulai kunaikkan sedikit demi sedikit, dia mulai mendesah kadang berteriak mungkin mulai merasakan sensasinya, dalam menit selanjutnya kami sudah bisa saling mengimbangi persetubuhan ini…

“NNGGGHH… NNGGGHHH… Enak mana gre? Anal apa ini? NNGGHH…” Tanyaku di sela-sela menggenjot vaginanya,

“OOHH… ENAAK.. INI.. KaaaKK…” Balas Gracia melingkarkan kakinya di pinggangku,

Aku terlungkup diatasnya sambil terus memompa vaginanya sementara Gracia melingkarkan tangannya di leherku dan melingkarkan kakinya dipinggangku…

“AAHHH… KaaKK… Kook eNAkKk Siihh?” Racau Gracia,

“NGGHH… NGGHH… NGGHH… Kamu… SSSHH… Sempit… HENGG…” Balasku mengencangkan pinggangku.

MrSange – Kumpulan Cerita Fiksi Dewasa

Bunyi hentakan penisku di vaginanya memenuho ruangan, Gracia semakin liar menggeleng. Aku tau dia tidak lama lagi squirting…

“Kuarin gee kuarinn…” Bisikku di telinganya,

“OOHHHH…”

Gracia squirting kedua kalinya, entah setelah itu aku jadi semakin bernafsu, kulepas penisku dari vaginanya lalu menariknya berdiri, dia masih sedikit lemas kudorong ke pojok tembok lalu kembali menghajar vaginanya, dia mengerang sesaat…

“EERRRHH, Kasar bangett… OOHHH…”

“Aku nggak bisa kontrol… NNGGHHH… NNGHHH…”

Bisikku menatapnya lalu mencium bibirnya, kami kembali berciuman sambil melakukan penetrasi bersamaan. Aku merasa ada sesuatu yang akan meledak…

“HNNGG… NNGGHH.. Aku nggak tahan…”
“Didalem! OOHHH.. DI DALEM!!”

Kudorong makin keras dan sedikit kasar, Gracia sempet mengerang sesaat, sudah diujung…

Kucium bibirnya dengan ganas…

Satu…
Dua…
Tiga…
Empat…
Lima…
Enam…
Tujuh kali…

Aku pusing entah kenapa, badanku ambruk terjatuh…

Aku tidak tau apa yang terjadi setelah ini…

Baca juga PART-4!

Kumpulan Cerita Sex Fiksi Dewasa