Cerita Cinta – Chapter 35. Rencana Hari Pertama

Chapter 35. Rencana Hari Pertama

 

Kedatangan saya dan Nabila di sambut baik oleh ibunda Fany yang ramah dengan gaya super keponya. Darahnya kental asli betawi punya, bahasanya pun juga sedikit berbeda dari orang tua pada umumnya, sebab beliau mempunyai gaya bicara yang bisa di bilang medok seperti gaya pok Nori dengan suaranya yang penuh power di setiap intonasinya.

“ini pasti musisi yang namanya Rakha ya ?!!” tutur tante Asri menebakku.

“ah, hahaha, iya tante. Trus Ini tmen saya satunya” ujarku menyuguhkan Nabila.

“Nabila mah gausah di kenalin atuh Kha, dia dari SD uda sering main disini ama Pany” tawa tante Asri atas ketidak tahuanku.

“elo itu masih nubi di sini, jadi jangan kepo Kha, ckckckck . .” ejek Nabila seraya meninggalkanku seperti itu rumahnya sendiri.

“hahahaha . . udah udah, buruan masuk Kha, kamar kamu ada di atas sama Steve. Taroh dlu barang – barang kamu, trus mandi di atas ato bawah bisa, kalo udah ayok kita sarapan banreng – bareng di bawah, keey” dengan panjang kali lebar tante Asri menjelaskan.

“oh iya tante, Rakha naek ke atas dlu kalo gitu” pamitku pada tante Asri menaiki anak tangga.

Naiklah saya ke laintai atas di susul oleh Stevy untuk menunjukkan lokasi kamar sebagai tempat istrhat sejenak. Kutaruh barang di kamar sesuai pesan tante Asri, maka tak lupa saya pun segara mandi untuk membersihkan badan dari segala kuman yang sudah betah ngepoin saya sedari tadi. Sedangkan Stevy turun terlebih dahulu untuk membantu Fany menyiapkan sarapan. Maka seusai acara membersihkan diri, saya pun lekas turun untuk segera berkumpul dan sarapan bersama dengan keluarga Fany.

“wiiiih, masak sendiri fan ?” tanyaku bersemangat.

“iya dong, sapa dulu, Fany getoo !!” dengan bangga fany mempersiapkan hidangan.

“lah Bila mana ?? saya mencari sosok Nabila.

“ituh masih di kamar ganti bajuk abis kelar mandi, tar biar nyusul ajah” ujar Stevy sambil bermain dengan adek Fany.

“ywdah ayo Kha buruan di ambil gausa sungka” ujar tante Asri dengan memberi sebuah piring padaku.

Makanlah saya bersama kelurga Fany beserta Stevy terlebih dahulu, sedangkan Nabila masih asik berdandan di kamar. Di sela acara bersantap makanan kami pun membahas perihal liburan di puncak yang sudah di rencanakan oleh Fany sebelumnya.

“mah, aku jumat berangkat ke vila budhe di puncak yah” ujat Fany di tengah santapnya.

“berapa hari Fan ??” Tanya tante Asri.

“tiga hari doang, minggu sore uda pulang koq. Soalnya senen pagi Rakha ama Stevy udah balik k malang gitu” jelas Fany.

“owh yawdah, kamu pakek aja mobilnya kalo gitu. Mamah biar make mobil om kamu aja” tante Asri mengiyakan.

“gausa tante, pake mobil Bila aja, repot amat sampe make mobil om segala” sahut Bila yang baru datang.

“oh gitu Bil, yaudah tante terserah kalian aja, jangan lupa kabarin bude Fany dulu biar vilanya ga di booking orang” saran tante Asri pada Bila.

Dari kesimpulan pasca acara makan tersebut, maka hari jumat kami sepakat pergi ke puncak dengan menggunakan mobil Bila. Jadi esok kami putuskan untuk main ke rumah Bila agar bisa ngebooking mobil terlebih dahulu. Sedangkan hari ini, kami rencanakan untuk main ke monas.

Mungkin bagi sebagian orang Jakarta, monas sudah terlihat seperti monument khas kota yang setiap harinya di lewati orang lalu – lalang tanpa memperdulikan sisi artistiknya. Namun bagi saya, ini adalah sesuatu hal yang istimewa karena bisa melihat monas secara langsung, tidak seperti yang sering saya lihat di tv atau Koran.

Created BY : rakhaprilio KASKUS