Cerita Cinta – Chapter 4. Kelas dakwah Bu Ida

Chapter 4. Kelas dakwah Bu Ida

 

OSPEK telah usai, pertanda kuliah akan di mulai. Kulihat di papan pengumuman, senang rasanya bisa sekelas dengan Bila dan Fany. Tapi kenapa Stevy harus ikut juga kedalam kelas ini. gerutuku dalam hati.

“kha, duduk di mana ??” Bila terlihat bingung sebab banyak anak yang belum di kenalnya.

“gw cari yang medium aja lah” medium adalah urutan tengah pada deret yang tersedia.

“ngikut lo aja dah” Bila berjalan lirih di belakangku.

“Bil gw ikut, lo kok ngintilin rakha mulu sih” ucap Fany protes.

Karena sebelumnya kami telah dekat dalam kelompok kecil, tentunya sodara sudah tau Stevy, ia tak kalah ketinggalan dalam setiap kegiatan yang kami lakukan.

Jadilah kami duduk berjamaah di deret tengah dengan seekor banci.
Kelaspun di mulai dengan pengantar sosiologi. Pengantar yang bisa membawaku sampai gerbang mimpi. Bagaimana tidak, bu Ida dosen dengan umur kepala lima. Tak henti – hentinya beliau berbicara, tak peduli peduli dengan mahasiswanya.

Ceramahnya bak dakwah dai kondang dengan buku jilid dua. Dalam hati aku hanya bisa berkata,

Ampun bu . .

Di tengah mata kuliah bu Ida, Kubuka iseng handfone ini, kulihat –lihat galeri, hanya ada foto alay Nabila bekas di pinjamnya.

Ku lari ke internet, coba browsing sana sini, sinyal ini tak mau kompromi, al hasil browsing lelet. Lupakan saja.

Hanya kontak yang belum ku buka. Kutekan mesra Samsung galaxy mini dua, keluar banyak daftar nama.

Amelia

Daku teringat dengan itu satu wanita, Karna OSPEK diri ini hampir lupa, Sungguh mendusta hati ingin menyapa, Tapi aku tak kuasa, ku kirim pesan sebagai salam pembuka.

“Amelia” ku sebut namanya berharap benar itu dia yang menerima.

“Sp ya ?” balasnya singkat.

“ini gw, Ra . .” tak sengaja tangan ini di senggol oleh Fany.

“salah orang. Ga jelas lo !” jawabnya sewot.

“maaf ni gw Rakha, yg kemaren di kereta.” saya coba mengingatkan.

“Owh, rakha. Koq ru sms. Kmna ja. Gmn ospeknya. Masih di kampus apa di
kosan sekarang ??”

Sangat membabi buta responnya permirsa. Kampret betul itu wanita. Belum
tau siapa Rakha. Dalam hati daku berbangga.

Jadilah kala itu mata berkonsentrasi ria kepada bu Ida, namun tangan ini
bertasbih pada Amelia. Ya, itulah mahasiswa, mencari kegiatan di sela mata
kuliah.

Kadang tidurpun menjadi alternative kedua, asal mau duduk di belakang, keselamatan pasti terjaga. Sebab dosen hanya akan memperhatikan barisan bertama.

Jadi di mana hari besok saya akan duduk, semua tergantung mood saya.

Created BY : rakhaprilio KASKUS