Cerita Cinta – Chapter 45. Jawaban Terbijak

Chapter 45. Jawaban Terbijak

 

Dengan serius mata itu menatapku menunggu sebuah jawaban, tak kurang mata Fany Dony serta Stevy ikut mengintimidasiku seolah mereka membutuhkan jawaban untuk di jawab sekarang. Saya memikirkan resiko dari sebuah ucapan, sangat tidak mungkin saya akan menyebut nama jovanda di saat seperti ini. maka jawaban paling bijak itu pun muncul dengan cermatnya di otak saya dengan jawaban sebagai berikut.

“lo tadi nanya pkok jawabnya cewe kan ?” saya mencoba memastikan Nabila

“iya, pokok kudu cewek Kha, serah tu sapa aja boleh asal jangan Stevy !” tegas Bila padaku

“gw jawab sekali lo denger baek – baek dan lo ga boleh bantah ya Bil, JANJI” saya pun meminta persetujuan pada Nabila

“oke, deal. Udah bruan lo bilang siapa !” ucapan Bila berubah menjadi menggebu – gebu

“gw saat ini sayang banget sama . . . . . . .” semua mata tertuju pada saya menatap penuh harap.

“sama Bunda gw !!” akirnya lahir juga nama itu dari pikiran saya. Aman lah saya untuk saat ini, sebab saya tidak bohong dan yang saya rasakan saat itu saya memang tengah sayang sama ibunda di rumah. Jadi ada yang salah dengan jawaban saya ?? saya rasa tidak.

“lah kok gitu Rakhaaaaaa, . . . ih curang !!!” Nabila pun tidak terima perihal jawaban saya. Seolah jawaban itu bukan yang ia inginkan.

“lah kata lo tadi pkok cewek, ya pastilah gw sayang ama bunda. Hahahaha” jawabku berbangga seolah lolos dari maut.

“udah udah, yang di jawab rakha ga OOT kok, lo nya aja Bil yang kurang pinter buat pertanyaannya” tutur Doni menengahi.

Di lanjut ke ronde berikutnya, tiba giliran fany untuk memutar botol di urutan berikutnya. Maka dengan sekali goyang, berputarlah botol itu di buatnya.
Dan korban selanjutnya jatuh pada pacarnya sendiri. Dengan mata berapi – api Fany sudah geram seakan ingin mengajukan ultimatum yang bisa memusnahkan Doni.

“Yank, jujur ye !! kamu pernah selingkuh selain ama Dewi ama siapa lagi ?!!! tanya Fany seakan ingin mendeklarasikan perang dunia ke 3.

“sabar yank sabar, aku Cuma pernah jalan sama Dewi doang. Itu pun ketahuan trus kamu gampar Dewi depan UKM kan” tutur Doni penuh rasa malu.

“itu yang ketauan, yang enggak ?!!! hayo ngaku nggak !!! aku rontokin tar tulang belakang kamu kalo ndak mau jujur !!!” sungguh pun Fany itu meskipun manis tapi terlihat seperti monster.

“Sueeeer yank, ampuuuun . . . . . udah dong jangan bunuh aku. Ampun yank, aku kan udah janji ga bakal maen serong lagi” sungguh Doni seperti anak ayam sudah di ujung tombak.

“abisnya kamu ni uda punya cewe cantik masi aja maen serong ama cewe laen, mana lebih jelek dari aku lagi, yank yank” Pede itu teramat tebal menghiasi otak Fany saat itu, betul itu, sungguh.

Lanjut ronde ke tiga pemirsa, penasaran siapa korban selanjutnya, maka Stevy siap memutar botol aneh itu dengan tangannya yang lentik selembut kulit buaya. Dan ia mulai memutar botol pemirsa, jatuh pada sebuah nama yang saya inginkan.

Ya, itu Nabila.

Nampaknya Stevy saat itu tengah mengetahui kedekatanku dengan Nabila adanya, maka dengan sedikit pertanyaan yang membuat Nabila kalang kabut di buatnya, dengan ini Nabila harus mengakuinya meskipun sekuat jiwa dan raga ia harus menutupi rasa malu itu. Tapi tetap saja saya faham bahwasanya perasan itu tertuju padaku.

“sekaliand ni akkuh tanya pas ada orangnya sekaligus di sni, biar kapok kamuh Bil ya. Jadi gini, perasaan kamu itu ke rakha sebenernya gimana ?? aku dah lama mo nanya inih tapi belomp semped dari kemarend, sekalian ada Rakha di sini kamuh jawab ea ! bruan cepet gausa banyak cincong !” Tanya Stevy yang seolah menjadikan malam itu sebagai hari kiamat untuk Nabila.

“iiiiiiiiiiih, ini lo nanya apaan stev, ga jalur banget tau ga. Kan dah jelas kita Cuma temenan kan ya Kha ??” tanya Bila padaku.

“yak lo gw emang murni temenan ama lo, tapi ga tau lo nya gimana ke gue” jawabku memojokkan Nabila.

“owh, jadi lo suka ama Rakha Bil ?? hwahahahahaha !!!! dih ni anak monyet bisa demen juga sama anak kambing”

FAAAK !!!!

Anak kambing katanya ??

Terasa di tusuk tugu monas ini telinga saya dengar celetukan dari Doni. Namun tidak berhenti di sini saja, penderitaan Bila masih berlanjut dengan jawabannya yang semakin membuatnya salah tingkah dalam permainan.

“eh enggaaaaaaaaaaaak !! sapa bilang gw demen sama Rakha, gw itu cuma suka, eh !!!??? maksud gw kagum, iya gw kagum sama Rakha sumpah !!”

dengan tangan dua jari di acungkan ke langit pertanda itu simbol sumpah darinya sambil gelagapan.

“cieeeeeeeee . . . yang bener yang mana nih, tembak aja langsung Bil dari pada besok – besok keburu di ambil cewek laen dianya, hahaha” ejek Fany pada Nabila.

“apaan sih, enggak Fan, gw cuma kagum aja sama Rakha, kan secara dia itu putih, ideal, pinter maen musik gitu, weeeeek” di balik rasa malunya Bila mencoba bersikap tenang menguasai dirinya.

Pintar menutupi dirinya, pintar berakting di depan orang lain, dan hal pintar lainnya memang kelebihan yang di miliki seorang Nabila. Dengan baik rasa malu itu ia tutupi namun tidak rapi. Sebab sepanjang permainan saya pandangi terus itu wajahnya hingga salah tingkah karenaku. Dan terlihat bagaimana matanya menatapku malu sesekali menyembunyikan wajahnya di balik punggung Fany.

Dan kami bermain sampai larut malam hingga beberapa pertanyaan jatuh pada Stevy sebagai korban yang paling na’as. Kenapa saya sebut paling na’as ? sebab ketika di tanya perihal ia pernah mengenakan G – string atau tidak, ia mengaku pernah mencobanya. Dan hal itu, seketika membuat makanan yang tadinya anteng di dalam perut ini berontak untuk ingin di keluarkan alias saya pingin muntah.

 

Created BY : rakhaprilio KASKUS