Cerita Dewasa – Tetanggaku Anak SMP

Cerita Dewasa – Anak Tetangga Yang Masih SMP

Cerita dewasa – Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang pulang untuk liburan. Di suatu hari yang cerah untuk jiwa yang sepi, saya sedang berbaring untuk mencoba tidur siang. Ternyata ibu memanggilku dari luar. Segera saya beranjak dari tempat tidur untuk menemuinya, dan ternyata ibu memintaku untuk mengantarkan sebuah bungkusan untuk diserahkan ke teman arisannya.

Tanpa banyak tanya saya segera bergerak ke alamat yang dituju yang tidak berbeda jauh dari rumahku. Sesampainya di sana aku melihat sebuah rumah yang besar 2 lanatai dengan model modern jaman sekarang yang menawan.

Aku segera memencet bel di pintu gerbang rumah tersebut. Tidak beberapa lama keluarlah seorang gadis manis, putih nan cantik yang memakai kaos bergambar doraemon kedodoran sehingga tidak terlihat bahwa gadis itu memakai celana, walaupun akhirnya saya melihat dia memakai celana pendek.

Singkat kata saya segera bertanya tentang keberadaan teman ibu saya.

***Cerita dewasa***

Aku: “Halo permisi, Hmm…, sorry nih, Ibu Endang ada?, saya membawa kiriman untuk beliau”, tanyaku.

“Wah lagi pergi tuh, Kak…, Kakak siapa ya?”, tanyanya lagi.

Aku: “Oh saya anaknya Ibu Niken”, jawabku.

Memang saat itu cuaca mendung dan mulai gerimis. Sehingga gadis manis itu mempersilakan saya masuk dahulu.

“Kakak nganterin apaan sih?”, tanyanya.

Aku: “Wah…, nggak tahu tuh kayaknya sih berkas-berkas”, jawabku sambil mengikutinya ke dalam rumahnya.

“Memang sih tadi Mama titip pesen kalo nanti ada orang yang nganterin barang buat Mama…, tapi aku nggak nyangka kalo yang nganter cowo cakep!”, katanya sambil tersenyum simpul. Mendengar pernyataan itu saya menjadi salah tingkah.

Saat saya memasuki ruang tengah rumah itu, saya menjumpai seorang gadis manis lagi yang sedang asyik nonton TV, tapi melihat kami masuk ia seperti gugup dan mematikan TV yang ditontonnya.

“Ehmm…, Na siapa sih?”, tanya gadis itu.

“Oh iya aku Yona dan itu temanku Dinda, kakak ini yang nganterin pesanan mamaku..”, jawab gadis pemilik rumah yang ternyata bernama Yona.

Aku: “Eh iya nama gue Brayen”

Tidak lama kemudian aku dipersilakan duduk oleh Yona. Aku segera mencari posisi terdekat untuk duduk, tiba-tiba saat aku mengangkat bantal yang ada di atas kursi yang akan aku duduki aku menemukan sebuah VCD porno yang segera kuletakkan di sebelahku sambil aku berkata, “Eh…, kalo ini punya kamu nyimpannya yang bener nanti ketahuan lho”.

Dengan gugup Yona segera menyembunyikan VCD tersebut di kolong kursinya, lalu segera menyalakan TV yang ternyata sedang menayangkan adegan 2 orang pasangan yang sedang bersetubuh. Karena panik Yona tidak dapat mengganti gambar yang ada.Untuk menenangkannya tanpa berpikir aku tiba-tiba nyeletuk.

“Emang kalian lagi nonton begini nggak ada yang tahu?”.

Dengan muka memerah karena malu mereka menjawab secara bersamaan tapi tidak kompak sehingga terlihat betapa paniknya mereka.

“Ehh…, kita lagi buat tugas biologi tentang reproduksi manusia”, jawab Yona sekenanya. Dapat kulihat mimik mukanya yang ketakutan bohong karena ia duduk tepat di sampingku.

“Tugas biologi?, emangnya kalian ini kelas berapa sih?”,tanyaku lagi.

“Kita udah kelas 3 SMP kok!”, jawab Dinda. Aku hanya mengangguk tanda setuju saja dengan alasan mereka.

“Kenapa kalian nggak nyari model asli atau dari buku kedokteran?”, tanyaku.

“Emang nyari dimana Kak?”, tanya mereka bersamaan.

“Hi.., hi.., hi.., siapa aja…, kalo gue jadi modelnya mau dibayar berapa?”, tanyaku becanda.

“Emang kakak mau jadi model kita?”, tanyanya. Mendengar pertanyaan itu giliran aku yang menjadi gugup.

“Siapa takut!”, jawabku nekat.

Ternyata, entah karena mereka sudah ‘horny’ gara-gara film Bokep yang mereka tonton itu, Yona segera mendekatiku dengan malu-malu.

“Sorry kak boleh ya ‘itunya’ aku pinjem”, sambil matanya melihat ke arah penisku

***Cerita dewasa***

Dengan jantung yang berdegup kencang aku membiarkan Yona mulai membuka retsleting celanaku dan terlihat penisku yang masih tergeletak lemas.

“Hmm…, emangnya orang rumah kamu pada pulang jam berapa?”, tanyaku mengurangi degup jantungku. Tanpa dijawab Yona hanya memegangi penisku yang mulai menegang.

“Kak, kalo cowok berdiri itu kayak gini ya?”, tanya Yona.

“Wah segini sih belum apa-apa”, Coba deh kamu raba dan elus-elus terus”, jawabku.

“Kalo di film kok kayaknya diremas-remas terus juga dimasukin mulut namanya apa sih?”, tanyanya lagi.
Ketegangan penisku hampir mencapai maksimal.

“Nah ukuran segini biasanya cowok mulai dapat memulai untuk bersetubuh, gimana kalo sekarang aku kasih tahu tentang alat kelamin wanita, Emm.., vagina namanya”, mintaku.

Tanpa banyak tanya ternyata Yona segera melepaskan celananya sehingga terlihat vaginanya yang masih ditutupi bulu-bulu halus, Yona duduk di sampingku sehingga dengan mudah aku mengelus-elus vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya.

“Ahh…, geli…, Kak.., ahh…, mm..”, rintihnya dengan mata yang terpejam.

“Ini yang namanya clitoris pada cewek (tanpa melepaskan jariku dari clitorisnya) nikmat kan kalo aku beginiin”, tanyaku lagi. Dan dijawab dengan anggukan kecil.

Tiba-tiba Dinda yang sudah telanjang bulat memasukkan penisku ke mulutnya.

“Kok kamu sudah tahu caranya”, tanyaku ke Dinda.

“Kan nyontoh yang di film tadi”, jawabnya.

Tiba-tiba terjadi gigitan kecil di penisku, tapi kubiarkan saja dan mengarahkan tangan kiriku ke vaginanya sambil kuciumi dan kujilati vagina Astrid. Vagina Yona mulai dibasahi oleh lendir-lendir pelumas yang meleleh keluar.

Tiba-tiba Yona membisiku, “Kak ajarin ngewek dong..?”.

“Wah boleh”, jawabku sambil mencabut penisku dari mulut Dinda.

“Tapi bakal sedikit sakit pertamanya, Yona Kamu tahan yah…”, bisikku.

Aku mengangkangkan pahanya dan memainkan jariku di lubang vaginanya agar membiasakan vagina yang masih perawan itu. Dan aku pelan-pelan mulai menusukkan penisku ke dalam liang vagina Yona, walau susahnya setengah mati karena pasti masih perawan. Ketika akan masuk aku segera mengecup bibirnya, “Tahan ya sayang…”.

“Aduh…, sakit..”, teriaknya.
Kubiarkan penisku di dalam vaginanya, beberapa menit baru kumulai gerakan pantatku sehingga penisku bergerak masuk dan keluar, mulai terlihat betapa menikmatinya Yona akan pengalaman pertamanya.

“Masih sakit nggak, Yon”, tanyaku.

“mm…, nggak…, ahh…, ahh…, uhh…, geli Kak”.

Hampir 13 menit kami bersetubuh dan Yona mulai mencapai klimaksnya karena terasa vaginanya basah oleh lendir.

“Kak Yona pingin pipis!”, tanyanya.

“Jangan ditahan keluarin aja”, jawabku.

“Ah…, ahh…, emm…., e..mm”, terasa otot vaginanya menegang dan meremas penisku.

“Nah Yonakamu kayaknya udah ngerasain ejakulasi tuh”.

Aku merebahkan tubuh Yona di sampingku dan segera menarik Dinda yang sedang onani sambil melihat film porno di layar TV.

“Sini kamu mau nggak?”, tanyaku.

***Cerita dewasa***

Tanpa banyak tanya Dinda segera bergerak mendekatiku, kuhampiri dia dan segera mengangkat kaki kirinya dan kumasukkan penisku ke vaginanya dan tampaknya ia menahan sakit saat menerima hunjaman penisku di lubang vaginanya sambil memejamkan matanya rapat-rapat, tapi sekian lama aku mengocokkan penisku di vaginanya mulai ia merintih keenakan. Aku terus melakukannya sambil berdiri bersender ke tembok.

“aahh…, Kak.., aaaahhh… aaahhh.. emmhh..”, jeritnya dan tiba-tiba melemas, ia sudah kelur juga pikirku.

Aku bopong gadis itu ke kursi dan rupanya Yona sudah di belakangku dan menyuruhku duduk dan memasukkan penisku ke vaginanya dengan dibimbing tangannya. Aku telah berganti tempat dan gaya, yang semua Yna yang memerintahkan sesuai adegan di film sampai akhirnya Yona memberitahuku bahwa ia akan keluar.

“Yona tahan yah…, aku juga udah mau selesai nih…, ahh…, aahh…, croot…, creettt…,creet”, aku muntahkan beberapa cairan maniku di dalam vaginanya dan sisanya aku semprotkan di perutnya.

“Enak…, yah Kak…, hangat deh memekku…, hmm…, ini sperma kamu?”, bisiknya dan kujawab dengan ciuman di bibirnya sambil kubelai seluruh tubuh halusnya.

Setelah itu kami mandi membersihkan diri bersama-sama sambil kuraba permukaan payudara Yona yang kira-kira berukuran cukup besar untuk gadis seusianya, karena terangsang mereka menyerangku dan memulai permainan baru yang di sponsori gadis-gadis manis ini, yang rupanya mereka telah cepat belajar. END