Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2

:: Pukul 5.20 ::

“Ndhreenn.. Dhrenn.. Ndhreen.. Ndhreen..” (suara vespa gue).

“Hehe.. Sekarang ga usah pake acara nge-blayer gas segala dah.” batin gue sambil tersenyum geli waktu teringat kejadian di sabtu malam itu. .

Dengan dada rada dag dig dug, gue melangkahkan kaki masuk ke rumah mewah Dini.

“Aduuuch.. Setelah resmi pacaran sama Dini, kenapa gue jadi grogi ya???” gumam gue lirih, sembari langsung berjalan mengarah ke ruang keluarga dan duduk manis melihat acara tivi 42″ plasma yang sedang memutar acara berita olah raga pagi.

Tak berapa lama, Terdengar suara..

“Kleek.. Cklekk..” dan terbukalah pintu kamar, diiringi langkah pelan juga bau harum semerbak di ruang keluarga tersebut.

Gue menengok kearah belakang dan melihat sosok Tante Mila tengah berjalan kearah meja makan.

“Hai Reno, pagii..” sapa renyah Tante Mila seraya menarik kursi makan.

“Eehh.. Mmm.. Ii.iiyya.. Tante, pagi juga..” jawab gue tergagap.

Ya Tuhan, kuat kan lah hamba mu ini..

Karena Tante Mila terlihat segar dengan rambut yang masih basah.

Abis mandi keramas neh si Tante cantik..Uhhuiiiyyy!!

Mama tersayang Dini masih mengenakan kimono mandi warna putih polos beraksen bunga mawar seperti tatto yang ada di pundak sebelah kanan bawah bahunya. Panjangnya tepat di bawah buah pantat Tante, sehingga kaki telanjang dan batang pahanya yang terbungkus kulit putih berbulu lembut terpampang dengan JELAS!!

Ditambah bagian pinggang yang cuma bertali simpul kendor, otomatis belahan kimono itu tersingkap dan menampakkan seperempat dari gelembungan buah dada Tante Mila yang terlihat mengkel dan ranum.

“Ayuuk Reno, sarapan dulu sini yuk bareng Tante. Si Oom masih tidur tuh, kecapekan sepertinya.. Dini juga masih dikamar atas.” bilang Tante Mila lembut.

“Kecapekan ngentot semaleman yaa, Tan? mauu dong, Renoo. Hehe…” dalam hati gue bilang, sambil beranjak ke meja makan dan duduk berhadapan dengan Tante Mila.

Emang sih gue sengaja duduk berhadapan dengannya dengan alasan biar bisa menikmati betapa merangsangnya Tante Mila di hari minggu pagi ini. Tante Mila mulai membikin roti untuk sarapan. Otak, hati, dan mata gue pun ikut nyarap. Si kontie juga udah berdehem sejak dari tadi.

Letak tempat sendok, garpu, dan pisau roti di sebelah kanan Tante Mila. Ketika roti tawar terpegang di tangan kiri, Tante Mila beranjak menggapai pisau roti dengan tangan kanannya sambil berdiri setengah membungkuk dan memiringkan tubuhnya tepat ke arah gue.

Dann..

UANNJRIITTT!!! BEDEBAAH!!

Mata gue pun berkaca-kaca, hati gue berdegab-degub, otak gue berputar-putar, dan batang kontie kesayangan gue bergerak-gerak.

Dengan posisi begitu, belahan kimono yang sebelah kanan melebar jatuh. Tak ayal lagi!! buah dada sebelah kanan punya Tante Mila pun terjuntai keluar SEUTUHNYA TANPA DIBUNGKUS BEHA!! Terekspos jelas dan frontal tepat di kedua mata gue!! tanpa Tante Mila sadari.

Gelembung bulatannya begitu indah. Besar, putih, dan terlihat masih kencang. Aerola coklat muda dan puting kemerahan itu menghiasi puncak dari buah dada Tante Mila. Ouughhh!! sungguh begitu merangsang. Buah dada itu bergoyang-goyang dengan sangat seksi pada saat tangan kanan Tante Mila masih berusaha untuk menggapai pisau roti.

Yuupz.. 5detik gue mendapat pemandangan maha karya Tuhan yang begitu indaah. Dan 5detik pula gue mendapati maha karya Tuhan yang berupa kontie, ngaceng sengaceng-ngacengnya..

“Aauww..!!!” pekik kecil Tante Mila, ketika tahu dan menyadari bahwa buah dadanya yang telanjang telah terjuntai keluar dengan nakal.

Mama Dini itu juga menyadari pula kalo gue tengah asyik memelototi keindahan tokednya yang mempesona tanpa berkedip sedikit pun. Gue yang shock pun spontan bergumam tak sengaja,

“Yaa ampuun.. Indaah bangeetttz..”

Dan parahnya Tante Mila mendengar gumaman itu, so wajah cantik dengan kulit putih alami makin merona meraah. Tapi disana ada senyum bangga yang tersungging manis di bibirnya. Cepat-cepat dirapikan kimono yang dipakainya itu.

“Eeh.. Hmpp.. Oohh.. Tan..Tante Mila su.suka juga yaa sarapan roti??” tanya gue gelagapan, garing, ga masuk akal, atau apalah namanya.

“Oohh mmm.. Ii.iiya, Tante suka roti, Ren. Suka bangeet..” jawab Tante Mila juga dengan nada tergagap.

Wajah berkulit putih yang bersemu merah. Duhai cantiknya..

“Kamu mau minum apa, Ren?” tanya Tante Mila mengalihkan perhatian sambil melangkah ke arah lemari es 2 pintu. Membukanya, dan tanpa sadar membungkuk 45derajat.

Ya Tuhaan, cobaan apalagi ini..

Gue dapat melihat bongkahan daging pantat bohay Tante Mila dengan sangat jelas. Montok, putih muluusss, dan kencang tanpa cacat, tanpa adanya scratch sedikit pun. Lipatan bibir memeknya yang kemerahan itu mengintip malu-malu, tapi ga begitu jelas dari tempat gue duduk.

“Nyari apa, Tan? biar Reno bantu deh..” gue nekat nawarin diri dan menghampiri Tante Mila.

WAOW!! N0 PANTY!!

Memek Tante Mila terlihat jelas terjepit erat seakan meronta diantara pangkal paha dan bongkahan pantat bohay nya. Begitu chubby, kemerahan, dan mengkilat rada basah. Sedangkan bibir memek itu sendiri berwarna putih rada kemerahan. Masih sempit dan pastinya peret, menurut analisa gue.

Jujur kontie gue udah basah dan tegang berat. Gue sangat terangsang, maybe ini dikarenakan Tante Mila adalah nyokap dari pacar gue sendiri, so gue mendapat sensasi yang berbeda.

Gue udah nyampe tepat disamping Tante Mila, dan Tante Mila pun sudah mendapatkan sekaleng susu coklat dari dalam lemari es.

Dengan menolehkan kepala kesamping, bersamaan dengan memutarkan tubuhnya untuk berdiri dengan tiba tiba, maka tak pelak lagi hidung mancung dan bibir seksi rada tebal mirip bibir Angelina Jolie itu, mendarat dan nempel dengan mulus di kontie gue yang sedang ngaceng-ngacengnya nongol di celana pendek parasit yang gue pake.

Dan sialnya lagi, gue ga menyadari kalo kontie gue udah membentuk tenda didalam celana dan siap menghajar musuh.

“Aaoww!! aahhh!!!” jerit gue dan Tante Mila bersamaan.

Gue yakin Tante Mila dapat merasakan ketegangan dan ujung kontie gue yang basah. Dan gue pun bisa merasakan patukan hidung mancung dan bibir ala Angelina Jolie itu.

“Aadd.. duhh.. Tann..tee! ad..dduh.. Maa’.. maaf Tante. Sumpah, Reno ga sengajaa.. Maafin Reno, Tante.. Maaf.” kata gue gugup, malu, takut, terangsang, dll.

“Hmphh! ehh.. Iiiya.aa Ren, Tante tahu kok kalau kamu ga sengaja..” jawab Tante terbata-bata.

Setelah hening sesaat, tiba tiba..

“Punya kamu lumayan besar, mau dong Tante nyicipin. Hihii..” bisik mendesah Tante Mila nakal sambil mengelus perlahan kontie gue, dan beranjak ke meja makan lagi. Senyum iblis bertanduk tampak muncul di kepalanya.

“Whattt!!!” desis gue kaget seakan ga percaya dengan ucapan Tante Mila barusan. Gue pun menyusul Tante Mila dan mengatur pernapasan biar tenang.

“Pagii Reno gebleg tersayaang..” sapa manja Dini seraya berjalan menuruni anak tangga dari lantai atas.

“Pagi juga Din.” jawab gue cepat.

“Eeh sayaang.. Kok baru bangun? ditungguin Reno dari tadi tuuh?” tukas Tante Mila.

“Katanya mau jogging sama Reno?” lanjut Tante Mila.

Dini tidak menjawab pertanyaan Mamanya, tapi malah bertanya balik,

“Mama kok seksi bangets sih?” sembari duduk dekat sang Mama, dan menidurkan kepala di pundak Tante cantik itu. Duuch manja banget deh gaya nya…

“Seksi gimana sih, sayang? Hmm? wajar aja bangun tidur masih pake baju kaya gini.” jawab Mamanya sambil tersenyum dan mengusap lembut rambut Dini.

“Kamu juga seksi kok sayang..” bilang Tante Mila.
Ketika gue perhatiin lagi lebih seksama, Dini emang hot dengan baju tidurnya yang tipis terusan sebatas paha dan mungkin hanya pake celana dalam. Dua kancing atasnya dibiarkan terbuka sehingga buah melon putih 36Bnya juga menyembul indah menggemaskan lengkap dengan puting susu yang tampak membayang. Anak ga akan beda jauh sama induknya…

“Renn, kita joging di halaman belakang aja yaa.. Ga usah keluar, coz gue masih rada ngantuk. Hehe.. Ntar sekalian berenang sama mama juga, pasti seru.” usul Dini ke gue.

Tante Mila cuma mengangguk setuju mengiyakan sambil ngelirik kearah gue.

“Okelah kalo begitu..” sahut gue cepat, seraya membayangkan dua tubuh molek, empat buah melon putih berenang kesana kemari dengan lincahnya.

Horreee!!setuju Boss, teriak kontie gue ikut-ikutan bergoyang… Hahaa…

“Hallo Everybody!! Morning.. Eeh ada Renogade juga yaa..” sapa Oom Tio dengan kaos olahraga sambil menenteng raket tennis.

“Pagii juga..” jawab kami bertiga dari meja makan.

“Ma, Din, and Reno.. Papa berangkat tennis dulu yaa.” kata Oom Tio kalem.

“Okee! berangkat ati-ati, Paa.” jawab kami bertiga dan gue pun jadi ikutan manggil Pa.. Haha..

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2