Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2

.. Gue sadar, meskipun gue ga akan MAMPU menggapai bulan untuk lo seperti gombalan para cowok brengsek, tapi gue akan berusaha MAMPU untuk menemani lo menari bersama dibawah sinarnya ..

* * * * * * *

Dini memejamkan mata dan membuka mulutnya, mengundang bibir gue untuk segera melumat..

“Hmm.. Mmm.. Cheephhh!” suara bibir yang saling membalur.

Lidahnya begitu lincah mengulas-ulas bibir dan rongga mulut gue.

“Sluurpp! Sruuuphhh!!” suara air liur gue dan Dini menyemarakkan suara kicauan burung di pagi yang indah ini.

Gue cium kening, kedua kelopak mata, dan pipinya. Gue arahkan sasaran ke leher jenjangnya dan segera melumat batang leher itu dengan tarian lidah yang lincah. Diselingi kecupan dan gigitan kecil.

“Uughhh Renn..” lenguh dan rengek Dini ketika leher samping juga daun telinganya gue kulik-kulik lembut.

Gue dapat merasakan kalau bulu kuduk Dini meremang. Kedua tangan gue juga mulai aktif mengelus gundukan toked besar itu. Gue usap perlahan mengitari bulatan yang membusung.

“Ssshh enn..aak Reno! Uummphhfff!!” bisik Dini seraya menggelinjangkan tubuh tatkala merasakan cumbuan mesra gue yang mengarah ke dadanya.

Jemari tangan gue mulai meremas-remas buah dada Dini. Begitu kenyal, dan terasa kenyal. Gue pandang sebentar belahan buah toked yang nongol dibalik sport bra Dini. Ada titik-titik keringat menghias di kulit putihnya. Tercium bau harum dari belahan toked yang dalam itu saat gue hirup dan mulai gue jilat

“Lhepphh!!!” tepat di belahannya yang tampak dalam dengan telak.

Gue cucup-cucup toked sebelah kanan, tak lupa jemari tangan kiri gue meremas toked yang satunya.

“Aaghhh!! toked Gu.. Gue, lo aap..pain, Renn? Hmmphhh!! En.enya.aakk.. Ouugghhh!” erang Dini manja disetiap lenguhnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Dini, lidah gue merayap dan melata pelan-pelan kearah pundak untuk melepas tali sport bra Dini dengan gigitan kecil, dan menariknya turun melewati lengan, juga sikunya. Gue angkat tangan berkulit lembut itu keatas dan terjilatlah ketiak licin Dini yang mulus tanpa bulu.

“Aauw!!.. Gee.. Liii, Reen. Sshh!!.. Aauughhh gelii!!” desah Dini berkelojotan.

Setelah puas menjilat dan mencumbu ketiak licin tanpa bulu yang harum, kepala gue turunkan kearah buah toked Dini.

Ohh Godd… Begitu putih. Urat hijaunya menambah indah pesona buah toked besar Dini yang bergerak naik-turun seiring tarikan nafasnya. Tangan Dini pun tak mau kalah. Dengan lincah, jemari lentik itu mulai mengelus dan mengusap batang kontie gue naik turun. Kadang meremas dengan gemas.

“Oughhh Din! enak Din.. Sshhhh!! Jari lo pinter banget ngurut-urut kontie gu. Gue.eee..” desah gue tertahan yang penuh nikmat.

Lonjoran kontie gue udah keras banget dan mengeluarkan cairan pre cum nya. Dengan satu tangannya, Dini memerosotkan celana sekaligus cd gue, dan

“Haappphh!!” terpeganglah kontie gue di jemarinya yang lembut nan hangat.

Lidah gue tetap melakukan manuver dengan berputar-putar di daging susu putih itu, dan sedikit demi sedikit mengarah ke puting pinky Dini yang sudah tampak mengacung keras. Gue kagumi sebentar keindahan puting mungil itu yang dihiasi aerola kemerahan.

“Ssluuurpptt!!!” gue susrup puting imut sambil menarikan lidah untuk menguas, membelit ujung buah dada Dini.

“Ouughhh Beib!! en..naak bang..ngettshhh!!” desah Dini dengan tubuh menggerinjal sensual. Ditengah tawanan rasa nikmat, putri Tante Mila tersebut langsung memberikan perlawanan, dan terkocok lah kontie gue. Remas-remas, kocok cepat. Remas-remas, kocok cepat, begitu seterusnya. Hanya geli dan nikmat yang gue rasakan.

Shitt..!! Nikmat bangetzz, saat gue rasakan kelima ujung jemari lentik itu memutar-mutar di bagian kepala kontie dan mengusap mesra lubang yang telah basah.

“Ouughh!!.. Sshhh!!” desis gue keenakan.

Begitu pula yang Dini rasakan. Puting dan toked kencang itu sampe tergetar-getar lewat sentilan lidah gue yang terus-terusan meliuk-liuk tajam.

“Oouugh yesshhh!!.. Aaaghhh!!” desah nikmat Dini bertambah keras ketika toketnya yang sebelah juga gue remas dan pelintir putingnya.

Suasana semakin panas penuh dengan bergairah yang semakin memuncak. Pantat bohay kenyal Dini Amalia tak luput dari usapan dan remasan jari gue.

Aaah..Pasti nikmat banget dah kalo kontie gue terjepit diantara celah bongkahan pantat aduhai Dini…

Dini mulai berjongkok untuk memberikan service oral mautnya.

“Adduuuh!! Aauuwwwhhh!!” teriak gue seraya meringis ketika semut merahnya Obbie Mesakh menggigit mesra pantat gue.

“Kenapa lo?” tanya Dini ikutan kaget.

“Semut sialan ngegigit pantat gue neh..” rutuk gue kesal.

“Hahahaha!!! Berarti kita emang ga di bolehin bermesraan disini..” tawa dan ucap Dini bergantian.

Waduh bener juga kata Dini, kalo lupa daratan kan bias-bisa jatuh ke bawah. Kontie gue pun mengkeret cepat saat gue membayangkan terjatuh dari pohon. Hiiii seyeemmm…

“Yaa udah yuk, Din. Turun aja deh..” tukas gue kentang.

“Oke…”

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2