Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2

Melewati kolam renang yang masih sepi hanya gemericik air pancuran terdengar. Sesampainya di ruang santai, gue duduk dengan lemas.

Baru aja mulai bisa ngejamah tubuh seksinya, eee.. Gagal maning, gagal maniingg. Huufttt!!

“Lo masih konak yaa, Ren?” tanya Dini ngeledek sambil tiba-tiba mendaratkan pantat bohay nya dipangkuan gue dengan arah menyamping.

Kontie gue mulai mengeras dengan cepat. Dini tersenyum sensual ketika merasakan pantatnya terdongkrak pelan-pelan oleh lonjoran batang kontie gue. Dengan mesra, Dini pun mengalungkan kedua tangannya di leher gue. Bibirnya yang tipis sensual telah men-deep kiss dengan hot banget, ditambah lagi Peri kecil gue juga turut menggoyang-goyang batang kontie dengan pantatnya yang kenyal membulat.

“Lhepp!! Cclephhh!!.. Clepphhh!!.. Sreptt.. Sreppt!!” suara cipokan terdengar berdecap di iringi suara pantat yang bergesekan menguleg kontie ngaceng gue.

Sebenarnya gue juga was-was kalau tiba-tiba aja Tante Mila mergokin kami lagi bercumbu mesra kaya gini. Ketika masih sedang berasyik masyuk berbagi kehangatan bersama Dini, tiba tiba,

“… My Girl.. My Giiiirl, Dont Lie To Me Tell Me Where Did You Sleep Last Night…” suara serak legenda Grunge, Kurt Cobain, keluar dari speaker hape android Dini yang tergeletak diatas meja kecil disudut ruangan.

Dini beranjak mengambil hp nya dan berbincang-bincang dengan lawan bicaranya. Sedangkan gue cuma duduk santai sambil ngelus-elus kontie yang masih tegang, sembari ngeliat tubuh seksi Dini yang dibalut pakaian minim.

Setelah ber-telepun ria, Dini menghampiri gue, “Aduuhh.. Sori yaa, Ren. Gue tinggal bentar gapapa kan?? Shinta baru aja telpun kalau dia butuh bantuan gue. Ada sesuatu yang penting katanya.. Tapi lo jangan pulang dulu pokoknya, nemenin mama dulu aja deh, sembari nunggu gue pulang dari rumah shinta, oke!!” Dini menjelaskan panjang lebar.

“Nggg.. Iya deh Din, tapi lo ati-ati yaa.. Ga usah ngebut segala.” jawab gue mewanti-wanti. Karena Dini ini memang speedgoers sejati.

Setelah Dini bersiap dan berganti pakaian, Dini pun berteriak memanggil Mama nya, “Maa!! Mamaa!! Dini ke tempat Shinta dulu bentar yaa Maa!! ni Reno gebleg masih disini..”

“Aduuh sayang jangan teriak-teriak gitu ahh di dalam rumah. Ga sopan..” omel Tante Mila.

“Hehehee.. Sori Maa..”

“Dasar kebiasaan! Ya udah sayang, ati-ati. Biar Reno disini nemenin Mama..” jawab Tante Mila sambil berjalan ke ruang santai dari arah dapur.

“Oke boss, Dini cabut dulu yaa, daagh!!!”

Dini bergegas keluar. Kemudian lamat-lamat terdengar deru suara sedan Audi keluaran terbaru menjauhi rumah Dini.

Sepeninggal Dini, cuma ada gue sama Tante Mila. Dengan hanya membayangkan kejadian di meja makan tadi pagi, kontie gue langsung marah-marah ngaceng ga karuan. Yaah.. Gue menyadari kalau dari tadi nafsu gue kaya di permainkan.

“Kenapa Ren, kok bengong?” tanya Tante Mila yang berdiri di depan gue seraya memegang secangkir kopi.

“Aahh, enggak kok Tan. Biasa aja.. Hehee..” jawab gue singkat.

Gue lihat Tante Mila masih mengenakan kimono mandi yang seksi seperti tadi pagi, tapi gue liat di dadanya yang putih itu sekarang terlihat bikini warna emas membungkus mesra bongkahan tokednya, yang tetep aja masih menyembul. Kaki telanjangnya tak bosan-bosannya gue liat.

“Ren, kita kebelakang aja yuk nyantai di kolam renang.. Sekalian berenang biar seger.” ajak Tante Mila seraya meletakkan secangkir kopinya di atas meja.

“Horreee!!” jawab kontie gue cepat dan bersemangat, mendahului mulut gue haha.. Siaalll dah!!

“Tapi temenin Tante bentar ke kebun belakang ya.. Mau liat tumbuhan yang di beri temen Tante kemarin dah berbunga belum.” tambah Tante Mila dengan menyunggingkan senyum.

“Dengan seneng hati, Tan. Reno temenin kemanapun Tante pergi.” canda gue dengan berbunga bunga rada lebay.

“Aahh bisa aja kamu, Ren.” jawab Tante Mila masih dengan senyum manis yang terlontar dari bibir Angelina Jolie-nya itu. Cihuuy.. Dan aura mesum pun tercipta..

Tante Mila berjalan di depan gue, cara gerak berjalannya mirip dengan seorang model yang sedang memperagakan fashion diatas catwalk. Sungguh menggoda birahi gue yang berjalan mengekor dibelakangnya. Langkah kaki Tante Mila membuat pantat besar itu bergerak naik turun, kental-kentul, dan di sempurnakan oleh goyang sensual pinggulnya. Bujuubuneeng..

Gue menelan ludah untuk yang kesekian kalinya saat melihat makhluk seksi di depan gue. Kami berjalan pelan melewati kolam renang, lurus ke belakang memasuki area tumbuhan hias. Tante Mila membungkuk sebentar memetik bunga dan di selipkan di telinganya.

Ajii gileee!!.. Cd bikini yang membalut daerah selangkangannya nyelip di antara belahan kedua pantat besar yang putih mulusss itu.

Batang pahanya terekspos jelas mann!! Berbulu lembut eksotis bertaburan dihamparan kulit putih paha Tante Mila.

“Cakep ga Ren, Tante kasih bunga di telinga Tante?” tanya Tante Mila sambil memutar tubuh indahnya, menekukkan kaki kanan dan berkacak pinggang ala model. Suiit-suiiittt!!!

Crekk.. crkeek.. ckreekk!!capture dari sepasang bola mata gue berbunyi untuk mengabadikan objek cute yang sedang bergaya sensual…

“Wauw!! cakep Tan. Sungguh cakep dan menggairahkan.” Jawab gue spontan sambil melirik sembulan daging buah dada Tante Mila yang tergencet bra bikini warna emas tersebut.

“Hehe.. Bisa aja. Pinter ngegombal juga kamu ternyata, Ren.” ucap Tante Mila.

Kami lanjut berjalan menuju area kolam ikan. Didepan ada sebuah parit kecil. Ketika menyeberangi parit kecil itu, tiba-tiba Tante Mila terpeleset dan,

“Aauww!! Renn!!!” jerit Tante Mila langsung menyambar tangan gue cepat.

Karena gue juga kaget, maka tak ayal lagi gue juga kehilangan keseimbangan dan…..

“Aaaagghhhh!!.. Blugg! byuu.. uurrr!!!”

Terjatuh lah gue bersama Tante Mila di parit itu berdua. Dan ga sengaja badan gue menindih tubuh Tante Mila. Tangan gue pun juga ga sengaja parkir dengan tepat menangkupi toked payudara Tante Mila yang montok.

“Aduhh.. Ma’.. Maaf Tante, Reno ga sengaja,” ucap gue sambil menarik tangan Tante Mila membantunya keluar dari parit.

“Iiyy.. Iiyyah, Ren. Gapapa..” jawab Tante Mila seraya merintih kesakitan.

Tanpa pikir panjang karena merasa iba melihat Tante Mila yang kesakitan, langsung aja gue gendong Nyonya cantik Mama Dini itu menuju kolam renang.

“Auww!!” pekik Tante Mila kecil dan cepat-cepat mengalungkan kedua tangan mulusnya di leher belakang gue.

Gue dapat merasakan dengan sangat, gencetan payudara besar Tante Mila sebelah kanan yang menumbuk dada gue. Telapak tangan dan jari-jari gue sebelah kiri yang menahan tubuh molek itu juga menyentuh dan menekan dengan lembut dinding payudara Tante Mila yang sebelah kiri. ( Bisa membayangkan, kan? Kalo ga bisa, langsung aja coli gapapa!! )

Tangan kanan gue memapah kedua lutut belakang. Dan tentunya, kontie gue yang dari tadi menegang itu menusuk-nusuk ringan pinggang Tante Mila. Di tambah pula gue sempat juga melirik bagian bawah kimono Tante Mila yang makin tersingkap sehingga menampakkan cd bikini yang juga warna emas.

Otomatis membuat kontie gue makin keras bak pemukul kentongan dan semakin kerasa menuusuk pinggang ramping Tante Mila.

Wajah putih alami Tante Mila merona merah dengan sedikit tersenyum kecil, saat merasakan sensasi itu semua. Akhirnya.. Nyampe juga di pancuran deket kolam renang. Lumayanlaah dengan menggendongnya, gue bisa merasakan serta menyentuh tubuh wanita matang bertubuh molek itu.

Gue turunin pelan-pelan tubuh sintal Tante Mila di area pancuran kolam renang.

“Thanks yaa, Renno.. Untung ada kamu. Kalau tidak, bisa berabe neh..” ucap Tante Mila lega.

“Udah menjadi tugas si penjual sate ayam keliling untuk menjaga wanita secantik Tante Mila, hehe.” jawab gue asal dan ngelantur.

“Iiiiiih, Reno mulai genit yaa.” bilang Tante Mila sambil senyam-senyum malu gimanaaa gitu.

Pada saat gue melihat di bagian dada Tante Mila..

“Eeeh, Tan.. Tante Mila tenang yaa.. Tenang jangan panik.” ujar gue mencoba memberikan ketenangan.

“E.. Emaa.aangg.. Kenapa, Ren?” tanya Tante Mila tegang dan mulai khawatir.

“Tante tenang yaa.. Hmm.. Itu ada lintah di dada Tante.” sahut gue pelan dengan nada datar agar Istri Oom Tio itu tidak ketakutan.

“Aaaa!! adduhhh Reen, terus gimana dong?? ahh..hh!” rengek Tante Mila manja, seperti gadis berumur 20tahunan yang sedang merajuk kepada pacarnya.

Diantara tegang kontie dan tegang hati, gue pun bilang, “Gini Tan, lintah bisa diatasin dengan menaburi garam diatasnya.

Maka, dengan sendirinya dia akan terlepas. Dan bekas gigitannya harus dihisap, biar racun dari lintah tidak bercampur juga tidak terbawa oleh darah menuju otak maupun organ tubuh yang lainnya..” ucap gue panjang lebar dan panjang nafsu karena ingin banget menggagahi Tante Mila yang masih saja merengek-rengek manja.

“Ya sudah, Tante ngikut aja deh apa kata kamu Renn.. Cepetan ambil garam.” pinta Tante Mila sambil menggelinjangkan tubuh seksinya karena geli.

Gue bergegas mengambil garam. Tak berapa lama gue sudah kembali ke pancuran kolam renang, dengan membawa sejumlah garam dapur.

“Hii.. iii!!” gue pura-pura begidik.

“Kamu jijay juga ya Ren? tampang kamu jadi lucu tuch, haha!!” Tante Mila malah ngeledek dan tergelak. Terlihat kalau Mama Dini itu sudah lebih tenang daripada tadi.

“Aahh, Tante ngeledek nih..” gue pura-pura masang tampang kesal.

“Iyaaa deh, iyaa.aaa. Tante ga ngeledek. Hihihiii..” sahut Tante Mila seraya terkikik.

“Reno dari belakang tubuh Tante aja yaa, naburin garamnya ke lintah.” pinta gue dengan melas.

“Okee. Iiya deh gapapa.” jawab Tante Mila cepat.

Yess!! Kesempatan emas neeh buat ngegerepein tubuh bohay Tante Mila. Haha.. Gue rapetin badan gue ke tubuh Tante Mila dari belakang aahhh!!..

“Nggg.. Maaf, Tan.” ucap gue pelan menahan degup jantung yang mulai tak beraturan.

Tante Mila cuma mengangguk aja tanpa bersuara.

Pelan-pelan gue rengkuh pundaknya dengan melingkarkan tangan gue. Duhai indahnya dada yang membusung ini. Begitu putih dan bergetar kecil, sembulan melon putih payudara Tante Mila.

Dengan berhati-hati, gue pun mulai menaburkan garam kearah lintah yang menempel mesra di selipan bra bikini Tante Mila. Taburan garam sengaja gue bikin meleset.

“Aahh Tantee, sulit neeh.” keluh gue.

“Kimononya dilepas aja ya Tan, biar leluasa dan cepet kelar.” saran gue nekat atas bimbingan syaitan.

Tante Mila pun langsung menyetujui dan bilang, “Ya sudah, kamu buka aja kimono Tante, Ren.”

Waoow!! Sipp banget dweeh kalo gini.. Tahap pertama lancer dan sukses…

Sambil memeluk pinggang ramping Tante Mila dari belakang, gue buka tali simpul kimononya perlahan, sehingga meninggalkan kesan seksi dan sensual bagi Nyonya cantik itu,

“Srett.. Sreet.” bunyi tali simpul terlepas..

“Aaghhh!!” desah Tante Mila lirih. Karena apa? Karena pada saat membuka tali simpul tadi, dengan trik jitu, jari manis dan jari kelingking gue berhasil menekan dengan lembut bagian bawah puser sampai sekitar clitoris Tante Mila, seakan-akan tidak sengaja.

Yuupz.. Cd bikini itu terasa mulai lembab. Dengan tangan gemetar, gue tarik pelan kimono Tante Mila mulai dari arah pundak putihnya. Gue bener-bener menikmati ketika kimono itu terlepas dengan pelan seperti di slowmotion.

Kemudian, terlihatlah leher belakang yang berbulu lembut, pundak dengan tatto bunga mawar, dan lengan putih mulus khas wanita dewasa yang sudah matang. Kimono Tante Mila nyangkut di kedua siku tangannya.

Karena pengen cepat-cepat membukanya, Tante Mila pun ber-inisiatif untuk membantu gue dalam melepas kimono tersebut dengan menggoyang-goyangkan pundak dan lengannya. Gue yang berdiri dibelakang Tante Mila pun tak kuasa untuk tidak melotot kaku ketika menengok dan mengarahkan pandangan mata gue turun ke dada Tante Mila.

Yuupz.. Daging buah dada Tante Mila yang putih dan besar itu pun bergetar-getar erotis, seperti halnya sebuah puding yang kita taroh diatas piring dan kemudian kita senggol-senggol piringnya.. Waow!! Sangat sangat-sensual getarnya. ( Bisa membayangkan, kan? Kalo ga bisa, langsung aja coli gapapa!! )

Tak pelak, kontie gue juga ikutan bergetar.. Tarr.. Tarrr!! Punggung Tante Mila bagaikan porcelin cina. Putih dan liciiiin. Lekukan pinggang rampingnya bagai Bass Bethot dari Solo. Dan disempurnakan dengan dua bongkah daging pantat yang sekel, yang mulai terlihat ketika kimono mandi Tante Mila lolos seutuhnya.

Kontie gue ngaceng. Dengan pura-pura ga sengaja, kontie itu udah gue parkirin di belahan pantat bohay Tante Mila.

“Aaah…” desah gue spontan dan semakin terasa terjepit nikmat, saat gue rasakan ada gerakan kegel dari otot kedua pantat Tante Mila merespon kehadiran kontie gue.

Otot kegel itu memberikan instruksi kepada kedua buah pantat Tante Mila untuk memijit-mijit kontie gue dengan lembut.. Duhai nikmatnya..

Mulailah gue taburkan garam sedikit demi sedikit kearah lintah yang menempel di payudara kiri Tante Mila. Karena badan lintah yang separohnya tertutup bra bikini, maka garam itu sebagian luput mengenai badan lintah. Gue dan Tante Mila berpandangan sejenak.

Tante Mila pun mengangguk setuju, pada saat gue pelorotin pelan-pelaan cup bikini yang sebelah kiri. Karena terganjal sesuatu, maka cup bra bikini Tante Mila sempat terhenti sesaat. Apakah sesuatu itu?? Sesuatu itu adalah puting yang sudah mengacung dengan imutnya.. Gue tarik lagi perlahan bra bikini itu, dan gue selipin dibawah bongkahan buah dada Tante Mila.

Hingga pada akhirnya, WaoW!! melon payudara Tante Mila yang besar telah polos terbuka lebar seutuhnya. Begitu menggemaskan dan begitu kencang, seakan tak terpengaruh efek dari gaya grativasi bumi. Tetap mengacung menunjukkan keangkuhannya.

Dengan tangan gemetaran gue tabur lagi lintah itu dengan garam, dan finally, lintah yang beruntung tersebut bisa terlepas dari bukit dada Tante Mila. Bekas dari hisapan lintah terlihat memerah menghiasi kulitnya yang putih mulus. Hmm.. Seperti kena cupang oleh mulut-mulut nakal kaum Adam…

“Tante capek berdiri terus, Ren.. Sambil rebahan di kursi jemur kolam renang aja yukk..” ajak Tante sambil berjalan ke arah kursi jemur yang mempunyai sandaran kepala dengan kemiringan 45derajat.

“Eeh.. Iii.iyaa.aa, Tan..” sahut gue dengan terbata-bata, karena masih terbius dengan indahnya buah dada sintal Tante cantik yang menggelantung sensual.

Tante Mila sudah merebahkan tubuhnya ketika gue sudah ada tepat disampingnya.

“Ngg.. Tan.. Se.. Sebelum Reno menghisap bekas dari gigitan lintah tadi untuk ngeluarin racun, Ngg.. Ada baiknya Reno ceck dulu bagian lain dari tubuh Tante yaa.. Biar bener-bener aman.” Ujar gue ga tahan demi melihat tubuh qualitas wahid Mama Dini tersebut.

“Yoi Ren. Terserah bagaimana kamunya aja..” tukas Tante Mila.
Gue pun dengan tatapan nanar, mulai meneliti mili demi mili lekukan hot tubuh Tante Mila.

Ahaa.. Ternyata ada satu lagi lintah nakal asyik nongkrong di sebelah paha kanan bagian dalam Tante Mila.

“Hmm, Tan. Ini ada satu lintah lagi di paha kanan bagian dalam.”

“Iiih!! cepet ambil aja, Ren.” sahut Tante Mila sembari melebarkan kaki kanannya keatas sandaran tangan dari kursi jemur itu. Ouugghhh shitt!!

Aduhh biyungg.. Tobaat soto babatt!!.. Ni lintah pinter banget cari posisi wuenaakK.. Haha..

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part 2