Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-4

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-4

Si Oom langsung menempatkan diri di hadapan Dini. Bak seorang ahli taksir Pegadaian, dia mulai menaksir dan mengukur besaran volume bongkahan toked Dini dengan hanya melihatnya. Gue pun tak ayal lagi juga ikut-ikutan tegang hati dan tegang kontie membayangkan Dini bakal mempertontonkan sebagian tubuh seksinya kepada si Oom yang baru aja Dini kenal di counter Victoria Street ini.. Ggggrrrhhhhhh!!!!

“Oke Oom, time’s enough. So, apa jawaban Oom?” tanya Dini dengan tenang dan bahkan dengan nakal dia sedikit menggoyangkan buah payudaranya yang besar itu.

“Oke.. Jawaban Oom, susu kamu mempunyai ukuran 38..” jawab si Oom vulgar dengan mimik penuh keyakinan, bahwa jawabannya benar dan dia akan mendapatkan sebuah tontonan yang sangat mengasyikkan.

“Haha.. Jawaban Oom salah!! So, you have to pay all things that I’ve choosen here..” bilang Dini yakin.

Dah, “Fyuuh” gue pun ikutan lega dan tersenyum senang dengan semua ini.

Si Oom melongo ga percaya.

“Aah bagaimana kamu bisa bilang begitu kalau Oom ga tau sesungguhnya ukuran bra kamu sis??” protes si Oom ga terima.

Tiba-tiba ada sms di hape gue dari Dini.

Lo tenang aja Ren, I’ll take good care myself.. Tapi lo deket-deket gue yaah..

Gue langsung menatap Dini, dan menganggukkan kepala tanda setuju. Gue juga ga tau apa yang sebenarnya akan di rencanain Dini.

“Oke Oom, untuk ngebuktiin kebenarannya, akan gue tunjukin.. But you must stay out from fitting room..” ucap Dini.

Dini berjalan kearah fitting room dengan gaya berjalan ala model di catwalk. Memamerkan goyang pinggulnya yang mampu membuat setiap kepala kontie ngeces. Termasuk gue dan si Oom yang berjalan mengekor di belakang Dini.

Dini sudah di dalam fitting rOom yang paling pojok tanpa menutup tirainya. Sedangkan si Oom berdiri mematung di luar fitting rOom dengan wajah penuh nafsu karena akan melihat live show yang ditunjukkan Dini. Terlihat dari jakun yang naik turun.

What the hell!! Dini membelakangi si Oom. Gue yang berdiri di daerah dekat fitting rOom pun dapat melihat aksi Dini. Dengan seakan-akan melakukan streaptease, Dini pun mulai menggoyangkan tubuh seksi yang semampai itu perlahan. Tangan putih berjemari lembut itu mulai mengangkat pelan-pelan kaos yang membalut tubuhnya.

Mulai terlihatlah kulit putih bagian punggung bawah.. Ditambah karet celana dalam yang juga terlihat jelas. Ohh shitt!! Gerakan tubuh Dini semakin hot, dan semakin membangkitkan gairah birahi bagi siapa saja yang melihatnya. Terlebih pada saat kaos bagian belakangnya semakin terangkat tinggi sampai ke leher, goyang pinggul Dini pun juga semakin liar menggoda. Kontie si Oom gue lirik sudah ngejendol, demikian pula dengan kontie gue.

Dini menolehkan kepalanya kebelakang di iringi senyuman iblis yang menyeringai tajam. Dengan kelihaian tingkat tinggi, kaos bagian depan tersebut tetap menutupi sepasang melon putih berputing pinky yang pernah gue pejuhin itu, meskipun kaos yang bagian belakang tersingkap sampai leher, dan memperlihatkan bra yang dikenakannya.

Wajah cantik yang nakal menggoda, saat jemari lentik Dini mulai merayap begitu perlahan menuju kait bra. Berhenti. Dan, “Bantuin lepasin dong Oom.. Mau gaa? Hmm??” pinta Dini dengan sedikit rengekan manja. Si Oom ganjen terkesima beberapa saat.

“Tapi abis itu, get back and tetep stay out..” imbuh Dini.

Dengan gugup, si Oom pun melangkah masuk kedalam fitting rOom, dan berdiri tepat di belakang Dini sambil curi-curi kesempatan dengan mengelus pelan punggung mulus Dini, dan akhirnya.. “thass” terlepaslah kaitan bra yang dikenakan Dini oleh jemari si Oom. Setelah tahu kait pembungkus toked itu terlepas, si Oom pun keluar dari fitting rOom.

Dibiarkan menggantung sebentar seakan memberikan kesempatan pada si Oom untuk mencuci mata dengan memelototi punggung telanjang bulat Dini yang putih, dan mulus mengkilat. Si Oom ternganga melihat keindahan yang terhampar di depan kedua bola matanya. Dengan cepat Dini melepas ke dua tali bra-nya melalui lengan dan lobang tangan bajunya kanan kiri.

“Shrett.. Shret..” suara bra terlepas seutuhnya dan kaos yang dipakai Dini juga langsung menutupi seluruh bagian atas tubuhnya.

Yuupz.. Sekarang Dini no bra. Putingnya terlihat samar nyeplak di kaos Moun Blanc warna putih yang ia pakai. Dini berjalan pelan kearah si Oom, dan memberikan half cup bra nya itu.

“Cium donk Oom, dan rasakan aromanya..” kata Dini dengan sensual sambil menatap tajam kedua mata si Oom.

Bagai kebo di cocok hidungnya, si Oom langsung membaui bra yang baru saja membungkus buah payudara Dini.

“Hemmmhh..” suara si Oom yang sedang asyik menghirup aroma dari cup bra Dini.

“Harum Oom? hmm? tanya Dini manja.

“Eeeh!! Aahh.. Ii.iiyaa harum bangett, sis” jawab si Oom tergagap sambil membuka kedua mata karena masih terlena dengan bau wangi bra tersebut.

“Bungkusnya aja wangi ya Oom, kira-kira gimana dengan isi nya, yaa?” gumam Dini menatap si Oom seraya kembali melihat buah dada yang Dini goyang-goyangkan sendiri, terus menatap lagi kearah wajah si Oom yang mupeng berat.

Gue pun juga mupeng ga ketulungan ketika melihat toked Dini bergoyang tanpa tersangga bra.

“Anjriiittt!!! How perfect you are? When you have been doing this dirty act, little fairy..” gumam gue takjub melihat kedahsyatan aksi Dini.

Si Oom pun meneliti ukuran bra Dini, dan ternyata memang 36B. Si Oom mengira toked indah Dini berukuran 38, karena si Oom ga tahu kalau bra yang Dini pake itu adalah bra dengan model Half Cup. Sehingga sembulan daging toked Dini seakan berukuran 38. Si Oom pun manggut-manggut percaya kalau sepasang toked Dini memang berukuran 36.

“Gimana Oom dengan perjanjian kita?” tanya Dini datar karena tanduk iblis di kepalanya sudah menghilang.

“Baiklah sis, sesuai perjanjian kita. Silahkan memilih sepuasnya dan Oom yang akan bayar..” jawab si Oom gantleman.

“Makasih Oom. Itu bra buat Oom aja dweh untuk kenang-kenangan. Lumayan kan Oom, buaattt……. Hihihii..” ucap Dini dengan sengaja memotong kalimat, sembari mulai melangkahkan kaki untuk memilih barang yang di kehendakinya.

Gue pun sms Dini, How perfect you are, My EviL.. But you have to responsibility later. Because of you, I can’t stand up anymore!!

Dini menatap gue, mengerlingkan mata dengan nakal dan menjulurkan lidahnya “Weeekz!!” meledek gue. Waduh biyung piye tho kie.. Hahaha..

Cerita Dewasa – Sepotong Senja untuk Dini Part-4